Cari Solusi Kekurangan Dokter, Kemenkes Adakan Workshop AHS Regional 5Cari Solusi Kekurangan Dokter, Kemenkes Adakan Workshop AHS Regional 5

Universitas Airlangga jadi Koordinator workshop rencana Academic Health System (AHS) Regional 5 di Surabaya. Kegiatan berlangsung selama tiga hari pada tanggal 20 – 22 Oktober 2022. Melalui ini diharapkan ditemukan strategi bersama untuk memenuhi kebutuhan dokter dan dokter spesialis di Indonesia.

Workshop diikuti oleh seluruh dekan fakultas kedokteran dari Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT. Turut hadir juga perwakilan dari rumah sakit pendidikan dan dinas kesehatan sebagai komponen penting dalam penegakan AHS.

Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Santoso, dr., Sp.OG, Subs. F.E.R. mengatakan, kegiatan ini menindaklanjuti Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Menteri Kesehatan Nomor 02/KB/2022 dan HK.01.08./MENKES/1269/2022. Diterbitkan tanggal 12 Juli.

Isinya tentang peningkatan kuota penerimaan mahasiswa program sarjana kedokteran dan PPDS. Serta penambahan program studi dokter spesialis melalui Program Academic Health System (AHS).

Mengacu standar WHO, perbandingan antara dokter dan penduduk adalah 1 :1000 penduduk. Jika di Indonesia terdapat 270 juta penduduk, idealnya jumlah dokter saat ini adalah 270 ribu dokter. “Saat ini, jumlah dokter umum di Indonesia masih berada di angka 140 ribu. Artinya Indonesia masih membutuhkan 130 ribu dokter umum lagi,” terangnya.

Sementara rasio dokter spesialis ideal mengacu pada masing-masing program studi (prodi). Beberapa mensyaratkan 30-40 : 100 ribu penduduk. Beberapa mensyaratkan 50 : 100 ribu.

“Sebagai perbandingan dari spesialis Obgyn, sekarang yang ada di Indonesia hanya 4 ribu sekian. Tentu angka tersebut masih sangat rendah,” lanjutnya lagi.

Karenanya, jika program AHS ini berjalan dengan baik, masalah kekurangan dokter dan persebarannya ini bisa tertangani.

FK UNAIR menjadi satu dari 5 fakultas kedokteran di Indonesia yang menjadi percontohan AHS. Selain Universitas Hasanuddin, UGM, UI.

Implementasi AHS di UNAIR sendiri sudah berjalan lama sebelum program ini dimunculkan oleh Kemenkes pada 2017 lalu. Di mana UNAIR telah menjalin kolaborasi yang sangat baik dengan RSUD Dr. Soetomo sebagai rumah sakit pendidikan utama sebagai sarana belajar serta memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Hal ini disampaikan Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh. Nasih,S.E., MT.MM. “Selain berkolaborasi dengan rumah sakit, kami juga berkolaborasi antar fakultas serta pemerintah. Karena pada hakikatnya kita tidak bisa bergerak sendiri,” terangnya.

Beberapa solusi yang ditawarkan oleh rektor dalam menjawab probem kekurangan dokter dan spesialis diantaranya adalah dengan membuka prodi baru. Fakultas kedokteran dari daerah manapun bisa mendirikan program studi baru dengan syarat fakultas tersebut sudah terakreditasi A atau unggul.

“Ini akan menjawab persoalan pemerataan persebaran dokter juga. Karena mereka akan belajar di daerah dan diharapkan juga mengabsi di daerah,” tambahnya.

Selain itu untuk merekrut dokter untuk menjadi dosen ber NIDK. Sehingga mereka bisa menjadi tenaga ahli untuk mendidik mahasiswa kedokteran.

“Sebagai timbal balik dokter-dokter tersebut kami fasilitasi untuk bisa mengurus jabatan akademis tertinggi, seperti guru besar,” tambahnya.

Upaya ini sudah berjalan dengan baik di FK UNAIR dan harapannya bisa diadaptasi di FK lain,” tukasnya. (ISM)

Jadi Satu-satunya, FK UNAIR Lolos 6 Cabang IMOJadi Satu-satunya, FK UNAIR Lolos 6 Cabang IMO

Enam tim dari FK UNAIR berhasil lolos dalam semifinal Indonesian Medical Olympiad (IMO) 2022. Ini menjadikan FK UNAIR jadi satu-satunya kampus yang berhasil lolos dalam semua cabang. Dan bertanding dengan delegasi terbaik mahasiswa kedokteran dari seluruh Indonesia, Sabtu, 22 Oktober lalu di Universitas Ciputra.

Keenam tim ini antara lain tim Kardiorespiratori, Digestif, Muskuloskeletal, Urogenital, Infeksi Tropis dan Neuropsikiatri. “Jadi teman-teman sebelumnya sudah mengikuti babak penyisihan. Dan Alhamdulillah semua lolos ke babak semifinal dan bertanding di Hari Sabtu-Minggu,” ujar Chaesaroy Afif Wibowo dari Tim Digestif.

Dari enam tim yang maju dalam semifinal, dua tim yakni digestif dan kardiorespirasi berhasil membawa pulang juara. Tim digestif menyabet juara 1 sementara tim neuropsikiatri menyabet juara 3.

“Saya sangat senang dan bangga bisa membawa nama UNAIR menjadi salah satu juara di ajang IMO 2022 ini. Tak lupa saya juga berterimakasih kepada dosen dan kakak tingkat yang membina dalam persiapan hingga final ini,” tambahnya.

Rasa syukur juga diungkapkan oleh Yongki Welliam dari tim kardiorespirasi yang juga sangat terbantu dengan pelatihan tambahan oleh dosen yang materinya tidak ia dapatkan di kelas. Ia mengisahkan, kemenangan timnya kali ini juga tak lepas dari kekalahan di ajang Regional Medical Olympiad (RMO), Juli lalu.

“Saat RMO lalu cabang kardiorespirasi gagal mendapatkan medali akibat persiapan yang mungkin masih kurang matang, yakni hanya dalam satu sampai dua bulan setelah hasil seleksi delegasi,” terangnya.

Belajar dari pengalaman, mereka pun melakukan evaluasi cara belajar. Persiapan IMO ini pun mereka lakukan di sela-sela padatnya jadwal perkuliahan dan skirpsi.

“Kami menekankan persiapan bersama pada hal yang bersifat praktis dalam supervisi senior kami,” terangnya.

Sementara untuk materi teoritik, ia dan rekan timnya, Clonia Mila membuat ceklis bersama. Kemudian belajar dan mencari sumber sendiri untuk saling melengkapi.

“Dengan perolehan ini, kami berharap agar bisa berkarya lebih banyak ke depannya dan menginspirasi teman-teman untuk berprestasi,” tambahnya.

Adapun semua delegasi FK UNAIR dalam ajang IMO yang diselenggarakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) ini antara lain Tim Kardiorespiratori terdiri dari Clonia Milla dan Yongki Welliam. Kemudian Tim Muskuloskeletal terdiri dari Aileen Aisyah Maulida dan Teddy Yusuf. Selanjutnya tim urogenital terdiri dari M. Abi Salman dan Rafly Ilham.

Dilanjutkan oleh tim infeksi tropis yang beranggotakan Garuda Nusantara P.U. dan Muhammad Yasir Syafa’atulloh. Tim Digestif Caesaroy Afif Wibowo dan Maulana Bagus Adi C. Serta tim Neuropsikiatri Jovanda Atha Alodia Aji dan Quinamora Estevan S. (ISM)

FK UNAIR Lepas 7 Mahasiswa Pertukaran dari ErasmusFK UNAIR Lepas 7 Mahasiswa Pertukaran dari Erasmus

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) melepas 7 Mahasiswa Pertukaran Pelajar dari Universitas Erasmus, Belanda, Senin, 24 Oktober 2022. Mereka dilepas langsung oleh dekan, Prof. Dr. Budi Santoso,dr., Sp.OG. Subs. F.E.R dan Wakil Dekan III, Dr. Sulistiawati, dr., M.Kes.

Dekan mengapresiasi mahasiswa preklinik ini yang menurut laporan dari dokter yang membimbing begitu antusias dalam mengikuti semua kegiatan yang ditawarkan oleh FK UNAIR.

“Semoga 6 minggu belajar di FK UNAIR bisa memberikan wawasan baru kepada kalian. Baik dari penanganan pasien hingga beragam penyakit yang tidak sering dijumpai di sana,” ujar dekan.

Dekan juga berharap, para mahasiswa ini juga bisa mengenalkan FK UNAIR di Erasmus. Sehingga semakin banyak yang berminat untuk belajar di FK UNAIR.

7 mahasiswa inbound ini mengikuti program Global Health kerjasama antara FK UNAIR dan Universitas Erasmus. Di mana fokus utamanya adalah pada kesehatan masyarakat. Selama enam minggu ini mereka diterjunkan ke puskesmas-puskesmas untuk mengetahui gambaran system pelayanan kesehatan tingkat dasar di Indonesia.

Elina, perwakilan dari mahasiswa menyebut, ia mendapatkan banyak wawasan saat bergabung dalam program ini, “Kami jadi tahu bagaimana penanganan kesehatan di Indonesia melalui puskesmas,” ujarnya.
Di sini mereka juga menjalani stase di di RSUD Dr. Soetomo. Antara lain di Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan Kulit yang memberikan banyak paparan tentang penyakit yang ada di Indonesia.

“Kami senang bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat persamaan dan perbedaan kasus antara Indonesia dan Belanda. Terlebih mengenai penyakit tropis yang tidak bisa kami jumpai di Belanda,” tukasnya.

Dalam perpisahan ini, para mahasiswa asing ini dijamu dengan makanan khas Indonesia, Soto ayam yang rupanya digemari mahasiwa asing ini. “ Tidak pakai sambal,” celetuk Fleur riang. (ISM)

FK UNAIR Sambut 31 PPDS Program Hybrid TNIFK UNAIR Sambut 31 PPDS Program Hybrid TNI

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) menyambut 31 peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) program Hybrid TNI, Selasa, 25 Oktober 2022. Prosesi penyambutan dilakukan di Aula oleh Dekan, Prof.Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG, Subs. F.E.R. Turut hadir online, Kepala Pusat Kesehatan Nasional, Mayjend TNI dr. Budiman Sp.BP-RE.

Dekan berharap, melalui PPDS Program Hybrid TNI ini, FK UNAIR berkontribusi dalam menjawab permasalahan kekurangan dokter di Indonesia khususnya dokter spesialis serta maldistribusinya.

“Apalagi selama dua bulan terakhir kami (Fakultas kedokteran di seluruh Indonesia) terus dipacu oleh Pak Menkes dan Mendikbudristek untuk meningkatkan rasio dokter umum maupun dokter spesialis,” ujarnya.

Mengacu standar WHO, perbandingan antara dokter dan penduduk adalah 1 :1000 penduduk. Jika di Indonesia terdapat 270 juta penduduk, idealnya jumlah dokter saat ini adalah 270 ribu dokter. Saat ini, jumlah dokter umum di Indonesia masih berada di angka 140 ribu. Artinya Indonesia masih membutuhkan 130 ribu dokter umum lagi.

Sementara rasio dokter spesialis ideal mengacu pada masing-masing program studi (prodi). Ada yang menyaratkan 30-40: 100 ribu penduduk. Ada juga yang 50: 100 ribu penduduk.

“Pada strategi peningkatan spesialis untuk obgyn misalnya, kita menargetkan 5:100 ribu penduduk. Kita saat ini memiliki spesialis sebanyak 4900. Jadi kalau dibandingkan dengan penduduknya masih sangat jauh sekali,” tambah dekan yang akrab disapa Prof Bus ini.

Ada dua strategi percepatan dokter spesialis di Indonesia. Pertama dengan menambah prodi spesialis, ini bisa dilakukan oleh Fakultas kesehatan yang sudah terakreditasi A atau unggul. Atau, dengan melipatgandakan jumlah peserta didik PPDS.

“Kalau hanya mengandalkan rumah sakit umum saja untuk pendidikan spesialis maka akan kurang. Karenanya rumah sakit-rumah sakit milik TNI yang juga memiliki fasilitas dan sarana prasarana memadai ini kami maksimalkan untuk proses pendidikan,” tukas ketua AIPKI ini.

Akan Disebar di Daerah 3T

Kepala Pusat Kesehatan Nasional, Mayjend TNI dr. Budiman Sp.BP-RE menambahkan, nantinya, lulusan spesialis dari program ini akan disebar ke daerah-daerah yang kekurangan dokter spesialis khususnya di daerah 3T.

Dokter Budiman menambahkan, 31 PPDS program Hybrid TNI ini merupakan dokter-dokter yang lolos dari 43 calon peserta yang mendaftar. Mereka masuk ke dalam 9 prodi di FK UNAIR yang sudah terlebih dahulu bersedia menerima PPDS program hybrid TNI.

Kesembilan prodi tersebut antara lain Prodi Jantung, Bedah Saraf, Radiologi, Anestesiologi dan Terapi Intensif. Kemudian Prodi Bedah Plastik dan Rekonstruksi Estetik, Ilmu Penyakit Dalam, Obstetri dan Ginekologi, Bedah, serta Orthopaedi dan Traumatologi serta Ilmu Kesehatan Anak.

Nantinya, PPDS Program Hybrid TNI ini akan menjalani stase di rumah sakit milik TNI. Mereka akan diajar oleh dokter-dokter di rumah sakit tersebut dan tidak menutup kemungkinan akan diajar oleh dokter dari FK UNAIR. Namun sebelum menjalani stase di rumah sakit, mereka akan mengikuti pembekalan di FK UNAIR. (ISM)

Sariawan Tak Kunjung Sembuh, Waspada Kanker Kepala dan LeherSariawan Tak Kunjung Sembuh, Waspada Kanker Kepala dan Leher

Sering mengalami sariawan yang tak kunjung sembuh? Anda perlu waspada. Karena hal ini bisa menjadi salah satu tanda adanya kanker kepala dan leher.

“Sariawan di mulut ya, itu salah satu dari gejala kanker kepala dan leher,” ujar Prof. Dr. Mohd Razif Mohammad Yunus, adjuct professor baru Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL FK UNAIR, usai Inaugurasinya, Selasa, 25 Oktober 2022.

Bila menderita sariawan yang tak kunjung sembuh, Razif menyarankan, agar memeriksakan hal tersebut ke dokter.

Selain sariawan, ada beberapa gejala kanker kepala dan leher yang juga harus diwaspadai. Seperti gigi goyang, pendarahan tidak normal seperti mimisan atau gusi berdarah.

Gejala lain yang juga sering muncul antara lain, nyeri pada wajah, mulut, tenggorokan, kepala, telinga yang tidak membaik, kesulitan bernapas, berbicara (perubahan suara menjadi serak), sering batuk, radang tenggorokan atau infeksi telinga berulang dan bau mulut yang tidak disebabkan oleh faktor kebersihan mulut.

Ditegaskan Razif, deteksi dini perlu dilakukan agar penanganan kanker kepala dan leher dapat lebih maksimal.

“Kalau stadiumnya sudah banyak, maka penanganannya semakin susah,” tukasnya. (ISM)

Departemen THT-KL Kukuhkan Ahli Onkologi THT dari Malaysia jadi Adjunct ProfessorDepartemen THT-KL Kukuhkan Ahli Onkologi THT dari Malaysia jadi Adjunct Professor

Departemen/ KSM Ilmu Kesehatan THT-KL FK UNAIR mengukuhkan adjunct professor baru, Selasa, 25 Oktober 2022. Kali ini yang digandeng adalah ahli onkologi kepala dan leher dari Universiti Kebangsaan Malaysia, Prof. Dr. Mohd Razif Mohammad Yunus. Inaugurasi dilaksanakan di Aula FK UNAIR.

Melalui ini, diharapkan FK UNAIR mampu menghadapi era globalisasi dan meningkatkan kemampuan para dokter dan staf pengajar. Selain itu, untuk meningkatkan jumlah riset dan publikasi internasional.

Seperti disampaikan oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran (FK) Unair, Dr. Ahmad Chusnu Romdhoni, dr., Sp.THT-KL(K), FICS, “Program ini memberi kesempatan bagi FK UNAIR untuk menjalin hubungan internasional dalam rangka mendukung target peningkatan publikasi internasional FK UNAIR dan menuju World Class University, oleh karena itu diperlukan dukungan international collaboration,” terangnya.

Professor Dr Mohd Razif Mohammad Yunus, seorang associate professor dan konsultan Ahli Bedah Kepala dan Leher. Iaterpilih menjadi ketua Perhimpunan Onkologi Kepala dan Leher Asia serta Perhimpunan Otorhinolaryngology Malaysia.

Ia telah menerbitkan lebih dari 60 artikel dengan 41 scopus index . Dan sering diundang sebagai ahli bedah onkologi di berbagai rumah sakit di seluruh Malaysia serta telah melatih hingga 6 fellowship di bidang ini.

Prof Razi menjabat beberapa posisi penting di bidang yang ia geluti baik di Malaysia hingga di Asia. Ia juga merupakan editor untuk berbagai Jurnal Kedokteran dan Kesehatan serta Jurnal Internasional Karsinoma Nasofaring.

“Keahlian Professor Dr Mohd Razif Mohammad Yunus di bidang onkologi bedah kepala leher dapat diajarkan ke civitas akademika Program Studi Ilmu Kesehatan THT-KL melalui acara Adjunct Profesor ini,” tukas Ketua Departemen THT KL- Dr. Muhtarum Yusuf, dr.,SpTHT-KL(K),FICS. (ISM)

Mahasiswa Belanda Sebar Bibit Ikan untuk Cegah Malaria di BanyuwangiMahasiswa Belanda Sebar Bibit Ikan untuk Cegah Malaria di Banyuwangi

Genangan air bisa jadi sarana jentik-jentik nyamuk berkembang biak. Yang akan menjadi bakal nyamuk pembawa penyakit DBD hingga malaria.Sebagai upaya pencegahan, sekelompok mahasiswa dari Universitas Erasmus, Belanda menebar bibit ikan di danau air asin d Bangsring, Banyuwangi.

Tujuh mahasiswa yang merupakan mahasiswa kedokteran preklinik begitu antusias saat menuangkan ikan dari wadah ke danau. Anna Kiladze (19) menyebut, ini merupakan pengalaman pertamanya.

“Menyenangkan sekali. Ini seperti hiburan tapi juga memiliki dampak untuk kesehatan masyarakat,” terangnya.

Di Eropa sendiri, penyakit karena nyamuk seperti Malaria sudah tereliminasi sejak tahun 1970. Melihat bahwa penyakit ini masih ada meskipun jarang di Indonesia menjadi suatu pengalaman baru baginya sebagai mahasiswa kedokteran.

“Di Indonesia saya belajar banyak mengenai penyakit tropis hingga penanggulangannya. Ini yang saya cari dengan datang ke Indonesia,” tambahnya.

Mereka didampingi oleh Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari FK UNAIR, Dr. Sulistiawati, dr., M.Kes.

“Genangan air berpotensi jadi tempat jentik-jentik nyamuk berkembang biak. Karenanya kami sebar bibit yang bisa memakan jentik-jentik sehingga tidak sampai jadi nyamuk,” ujarnya.

Karena dekat pantai, Banyuwangi memiliki banyak danau air asin. Diharapkan, gerakan ini bisa menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal yang sama.

Selain menyebar bibit ikan, mahasiswa ini juga datang ke rumah-rumah di Daerah Alas Bulu, Banyuwangi. Mereka memberikan edukasi mengenai Demam Berdarah Dengue. Diketahui, ditemukan kasus DBD di daerah tersebut setiap tahun.

Ketujuh mahasiswa ini masuk dalam program global health kerjasama antara FK UNAIR dan Universitas Erasmus, Belanda. Di mana selama di Indonesia mereka diajak untuk terjun ke pelayanan kesehatan masyarakat tingkat dasar serta ke masyarakat langsung seperti ini. (ISM)

Mengenal Kanker Kepala-Leher yang Disebabkan oleh Virus HPVMengenal Kanker Kepala-Leher yang Disebabkan oleh Virus HPV

Kanker kepala dan leher di Indonesia memang tak populer namanya seperti halnya kanker payudara maupun kanker serviks. Namun penderita kanker leher dan kepala di Indonesia cukup banyak. Hal ini seperti diungkapkan Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran (FK) Unair, Dr. Ahmad Chusnu Romdhoni, dr., Sp.THT-KL(K), FICS.

“Di Indonesia cukup banyak. Namun pada saat pandemi kemarin orang-orang tidak berani berobat, sekarang muncul semuanya. Jadi kasusnya kesannya bertambah banyak,” ujarnya saat ditemui usai kegiatan Adjunct Professor Inauguration Departemen THT-KL, Selasa (25/10) kemarin.

Kanker kepala dan leher adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sejumlah tumor ganas yang berbeda yang berkembang di sekitar jaringan dan organ kepala serta leher. Ini termasuk kanker laring, tenggorokan, bibir, mulut, hidung, sinus, dan kelenjar liur.

Merokok dan minum minuman beralkohol menjadi faktor risiko terbesar untuk kanker jenis ini. Namun Ahmad menegaskan kanker kepala dan leher tidak hanya berisiko tinggi pada orang-orang dengan gaya hidup yang kurang baik (perokok).

“Seperti yang disampaikan Prof Razif bahwa saat ini yang sakit (kanker kepala dan leher) tidak hanya yang memiliki kebiasaan jelek, seperti merokok. Tapi yang tidak melakukan itu juga bisa kena. Nah ini yang sedang kita cermati, faktor-faktor apa saja yang bisa menyebabkan itu,” jelasnya.

Salah satu faktor itu, lanjut Ahmad, adalah infeksi Human papillomavirus (HPV). Virus ini sama dengan virus yang menyebabkan kanker serviks.

Adjunct professor Departemen THT-KL, Prof. Dr. Mohd Razif Mohammad Yunus dari University Kebangsaan Malaysia mengungkapkan, pasien kanker kepala dan leher yang disebabkan karena infeksi virus HPV di Eropa angkanya cukup tinggi.

“Jadi informasi ini perlu diberitahukan kepada masyarakat luas,” tandasnya.

Razif menuturkan, kebanyakan pasien kanker kepala dan leher yang datang ke fasilitas layanan kesehatan apabila tumbuh benjolan di leher.

“Benjolan di leher, artinya kankernya sudah turun ke nesofaring. Dari hidung turun ke leher. Kadang-kadang pasien datang dengan kondisi hidung berdarah, susah menelan makanan, dan suara parau,” tukasnya. (ISM)

Siswa SMA Belajar CPR Hingga Anatomi Manusia, Dalam Open House FK UNAIRSiswa SMA Belajar CPR Hingga Anatomi Manusia, Dalam Open House FK UNAIR

Fakultas kedokteran UNAIR (FK UNAIR) kembali menyelenggarakan open house untuk siswa SMA, Minggu, 30 Oktober 2022. Siswa dari berbagai daerah di Indonesia ini diajak untuk merasakan menjadi mahasiswa kedokteran selama sehari. Mulai dari menganalisa tubuh di laboratorium anatomi, hingga belajar CPR di ruang kuliah legendaris FK UNAIR, ruang propadause.

Naomi Nathania, ketua pelaksana, open house ini merupakan rangkaian kegiatan dari MEDSPIN (International Medical Science and Aplication Competition) 2022. Merupakan lomba sains dan kedokteran bertaraf Internasional yang diselenggarakan oleh mahasiswa FK UNAIR.

“Ini menjadi open house offline pertama setelah pandemi,” terangnya ditemui di sela-sela acara.

Sehari sebelumnya, open house juga digelar secara online sehingga menjangkau peserta yang lebih luas. Open house ini, lanjutnya, merupakan acara pembuka dari rangkaian acara MEDSPIN 2022.

“Ini juga kami jadikan sarana promosi olimpiade MEDSPIN yang babak penyisihannya tanggal 20 November nanti,” lanjutnya.

Naomi menyebut, selain ke ruang anatomi, 150 siswa yang hadir ini juga diajak untuk keliling ke beberapa spot di FK UNAIR. Pertama ke berbagai laboratorium, dari Mikrobiologi hingga Histologi. Kemudian juga ke Gedung AMEC (Airlangga Medical Center) untuk merasakan bagaimana mahasiswa FK UNAIR ujian. Juga gazebo dan halaman depan.

Tak hanya diperlihatkan, para siswa ini juga diajak praktik langsung. Seperti saat CPR, masing-masing siswa diajak bergiliran mempraktekan dengan manekin yang disediakan. Ini menjadi pengalaman yang nyata untuk mereka.

Seperti disampaikan Faiza Rosyida, Siswa SMA 2 Kediri. “Ini pengalaman yang sangat seru karena kami bisa praktik langsung dibimbing kakak-kakak di sini,” terangya.

Open house ini juga membuatnya semakin mantab untuk memilih FK UNAIR sebagai kampus tujuannya nanti. “Cita-cita saya menjadi dokter. Semoga saya bisa berkuliah di FK UNAIR nanti,” tukasnya. (ISM)

Departemen Anestesiologi dan Reanimasi FK UNAIR Menggandeng 2 Mahasiswa dalam Memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana di Balikpapan, Kalimantan TimurDepartemen Anestesiologi dan Reanimasi FK UNAIR Menggandeng 2 Mahasiswa dalam Memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana di Balikpapan, Kalimantan Timur

Dalam rangka kegiatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyelenggarakan acara tahunan untuk memperingatinya. Tahun ini BNPB menyelenggarakan acara tersebut pada tanggal 12 – 14 Oktober 2022 di BSCC Dome, kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Dr. Christrijogo Sumartono, dr.,SpAn.,KAR, didampingi oleh Farsya Putri dan Nabila Aliya, mahasiswa semester 5 FK UNAIR yang bergabung dalam organisasi tim bantuan medis KPLA, datang untuk memperkenalkan Tim Bantuan Bencana Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Kegiatan ini diikuti berbagai lembaga dan instansi dari seluruh Indonesia seperti Kemitraan Australia – Indonesia untuk Kesiapsiagaan Bencana, Rumah Zakat, ASTRA, Dompet Dhuafa, Human Initiative, dan masih banyak lagi. Lembaga dan instansi yang datang dapat mempromosikan diri mereka melalui open booth/stand pameran. Diadakan juga berbagai talkshow yang dibawakan oleh narasumber-narasumber yang sudah ahli dalam bidangnya. Di sana, mahasiswa memperkenalkan Tim Bantuan Bencana Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada para pengunjung yang menghampiri stand Universitas Airlangga. Mereka memperkenalkan kepada para pengunjung bahwa  Tim Bantuan Bencana Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga siap siaga untuk membantu bencana alam di seluruh wilayah Indonesia, bahkan mahasiswa S1 juga bisa ikut dalam tim tersebut. Anggota tim juga pastinya sudah terlatih dan ahli. Saat talkshow, Dr. Chris juga mensosialisasikan mengenai pertolongan serta alternatif alat yang dapat digunakan apabila terjadi bencana.

Keterlibatan FK UNAIR dalam kegiatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana tersebut diharapkan dapat lebih memperkenalkan nama FK UNAIR serta tim bantuan bencananya di kancah nasional.

Penulis : Nabila Aliya Rahmah Vansya dan Farsya Putri Kamiko Fakhri