Hepatologi Anak FK UNAIR – RSUD Dr. Soetomo Ciptakan Kartu Warna Tinja Sebagai Alat Skrining Atresia Bilier pada Bayi –Hepatologi Anak FK UNAIR – RSUD Dr. Soetomo Ciptakan Kartu Warna Tinja Sebagai Alat Skrining Atresia Bilier pada Bayi –
Tim Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo – FK UNAIR, Surabaya yang terdiri dari Dr. dr. Bagus Setyoboedi, SpA(K), dr. Sjamsul Arief, MARS, SpA(K), dan dr. Rendi Aji Prihaningtyas, M.Ked.Klin, SpA membuat kartu warna tinja “lokal” untuk membantu mengidentifikasi warna tinja pada bayi kuning yang dapat menjadi awal tanda atresia bilier. Kartu warna tinja telah lama dikenal dan pertama kali diterbitkan di Taiwan lalu menyebar ke negara lain dengan bentuk yang berbeda-beda. Kartu warna tinja merupakan alat skrining yang efektif dalam mendeteksi atresia bilier, mudah dilakukan, tidak membutuhkan fasilitas tertentu, dan murah. Namun demikian, informasi “pentingnya mewaspadai bayi dengan prolonged jaundice (kuning lebih dari usia 2 minggu) dan evaluasi warna tinja pada bayi kuning” belum menyebar secara merata di Indonesia, baik pada tenaga kesehatan sehingga kasus keterlambatan berobat dan rujukan pada pasien atresia bilier masih cukup tinggi.

Kartu warna tinja “lokal” yang diciptakan oleh tim dari RSUD Dr. Soetomo – FK UNAIR ini membagi warna tinja menjadi 3 kelompok, yaitu normal, waspada, dan tidak normal. Kategori “waspada” ditambahkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bayi kuning agar gejala/tanda atresia bilier dapat lebih dini ditemukan dan segera dilakukan rujukan ke fasilitas tersier. Jika didapatkan bayi kuning lebih dari usia 2 minggu (prolonged jaundice) atau bayi kuning disertai warna tinja yang semakin memudar (pada kategori warna tinja waspada dan tidak normal) maka evaluasi kadar bilirubin direk dan total sangat direkomendasikan untuk memastikan ada tidaknya kolestasis (peningkatan bilirubin direk) yang bisa menjadi tanda atresia bilier.
Kartu warna tinja “lokal” ini didapatkan dari pengalaman klinis selama menangani pasien dengan atresia bilier dan sudah disosialisasikan pada tenaga kesehatan, seperti dokter, bidan, dan perawat di fasilitas kesehatan primer (Puskesmas) dan masyarakat umum di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jombang, Magetan, Yogyakarta, dan harapannya dapat meluas ke seluruh Indonesia. Deteksi Dini Atresia Bilier pada Bayi, Menuju Indonesia Bebas Atresia Bilier!
Nama penulis : Rendi Aji Prihaningtyas