Tag: Tidak

Tidak tanggung-tanggung, Prodi Kebidanan FK UNAIR bekerja sama dengan Universitas berperingkat 100 Top Dunia!Tidak tanggung-tanggung, Prodi Kebidanan FK UNAIR bekerja sama dengan Universitas berperingkat 100 Top Dunia!

Prodi Kebidanan terus menggalakkan upaya internasionalisasi untuk mendukung upaya Universitas Airlangga menjadi Universitas kelas dunia. Pada bulan Juni tahun ini, Prodi Kebidanan FK UNAIR melalui dukungan program Centre of Excellence (CoE) Prodi Kebidanan program profesi di Indonesia, telah berhasil menjalin kerjasama dengan McMaster University, Kanada. Program CoE merupakan bentukan dari kerjasama antara Kementerian Kesehatan RI, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Indonesia (AIPKIND), United Nations Fund for Population Activities (UNFPA), dengan support dari Global Affairs Canada (GAC). McMaster University menempati peringkat #138 universitas terbaik dunia pada periode 2022-2023.McMaster telah secara konsisten diakui secara internasional dan terus menduduki peringkat 100 universitas terbaik dunia.

Memorandum of Agreement (MoA) antara Prodi Kebidanan FK UNAIR dengan Midwifery Program, Faculty of Health Sciences, McMaster University berawal dari inisiasi yang dilakukan sejak tahun 2021, difasilitasi untuk dapat memperoleh jejaring dengan institusi di Kanada oleh UNFPA melalui support GAC serta Kedutaan besar Kanada. Pada saat itu, Kedutaan Besar Kanada menawarkan ada empat institusi potensial untuk berkerjasama dengan FK UNAIR, yaitu Memorial University, University of British Columbia, Mount Royal University, dan McMaster University. Komunikasi telah dilakukan Prodi Kebidanan FK UNAIR untuk menggali potensi kerjasama yang dapat dilakukan dengan keempat institusi tersebut, dan saat ini, kerjasama yang telah disahkan melalui MoA adalah dengan McMaster University, Kanada.

Inisiasi dilakukan melalui diskusi online dengan perwakilan dari McMaster University pada Mei 2021, dilanjutkan dengan penandatanganan MoA bulan Juni 2022 yang berlaku selama lima tahun. Korespondensi dengan Liz Darling selaku Director/ Asistant Dean, Midwifery Education Program. Secara garis besar, kerjasama dengan McMaster University difokuskan untuk tridharma perguruan tinggi. Secara keilmuan Kerjasama dilakukan untuk pengembangan pelayanan Continuity of Care (CoC), penelitian, student and staff mobility, dan kegiatan capacity building dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pelayanan kebidanan. Dengan adanya kerjasama antara Prodi Kebidanan FK UNAIR dengan Mc Master University semakin membuka peluang staf dan mahasiswa Prodi Kebidanan untuk mendapat scholarship ke Kanada melalui Program ASEAN Seed (Program Pemerintah Kanada untuk mahasiswa dan dosen yang memiliki kerjasama dengan Universitas terkemuka di Kanada) yang didukung oleh Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Kanada.

Katakan Tidak Pada Pernikahan Dini Bersama Mahasiswa Bidan FK UNAIR –Katakan Tidak Pada Pernikahan Dini Bersama Mahasiswa Bidan FK UNAIR –

SURABAYA – Pernikahan dini masih menjadi trend pada sebagian masyarakat di Indonesia sampai saat ini. Minimnya pengetahuan seseorang tentang bahaya pernikahan dini menyebabkan trend pernikahan dini ini terjadi. Pernikahaan usia dini atau lebih dikenal dengan “ Nikah muda “ adalah pernikahan yang dilakukan sebelum mempelai cukup umur. Fenomena ini semakin marak terjadi dikalangan masyarakat Indonesia. Angka pernikahan anak di Jawa Timur (Jatim) masih cukup tinggi. Berdasarkan Data BKKBN pada 2015, jumlah perempuan di bawah usia 16 tahun yang menikah atau hamil di Jawa Timur mencapai 5 ribu orang.Tercatat sepanjang tahun 2021 kemarin, terdapat 17.585 pengajuan dispensasi pernikahan anak yang diterima oleh Pengadilan Tinggi Agama Jatim. Sepanjang tahun 2022 tercatat 150 pengajuan pernikahan usia dini di Surabaya.

Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang terjadi sebelum calon pengantin cukup umur. Minimal usia menikah seorang calon pengantin baik pria maupun wanita adalah 19 tahun (Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2019). Sedangkan menurut BKKBN, pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) menurut BKKBN adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, yaitu usia minimal 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Batasan usia ini dianggap sudah siap menghadapi kehidupan keluarga yang dipandang dari sisi kesehatan dan perkembangan emosional (BKKBN, 2014). Remaja putra dan putri perlu mengetahui bahwa saat menikah, mereka akan menjalani fungsi keluarga yaitu fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan pemeliharaan kesehatan (KEMENKES RI, 2016; Herawati et al., 2020).

Berbagai faktor yang mendorong terjadinya pernikahan usia dini yaitu karena adanya faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor keluarga, faktor lingkungan, seks bebas pada remaja maupun kehamilan di luar nikah Akibatnya angka putus sekolah semakin tinggi sehingga remaja tersebut tidak bisa menggapai cita-citanya. Selain itu pernikahan dini juga meningkatkan resiko kematian ibu dan KDRT (BKKBN, 2018). Salah satu cara pencegahan dari trend pernikahan dini adalah meningkatkan pengetahuan remaja terkait dampak pernikahan dini bagi masa depannya, karena pengetahuan akan mempengaruhi sikap para remaja dalam memandang trend tersebut.

Pada hari Senin, 11 Maret 2023 Mahasiswa Profesi Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) memberikan penyuluhan mengenai pencegahan pernikahan dini pada remaja. Kegiatan ini dihadiri oleh sebagian besar remaja putra dan putri Rt. 09/ Rw.03 Kelurahan Sidotopo wetan. Ibu RT bersama kader dan para remaja RT 09/RW 03 mendukung program pernikahan usia dewasa. Kegiatan penyuluhan ini untuk memberikan pemahaman kepada remaja terkait pendewasaan usia pernikahan dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pernikahan dini yang dapat sebagai salah satu upaya pencegahan dan menekan tingginya angka pernikahan dini. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan yakni berupa sosialisasi, pembagian leaflet, penayangan video dan diskusi atau sharing session untuk menunjang peningkatan pengetahuan, sikap dan kesadaran diri remaja tentang konsep pendewasaan usia pernikahan dan dampak negatif penikahan usia dini sehingga diharapkan remaja putra dan putri memiliki kemampuan untuk melakukan kontrol diri terkait kesehatan reproduksinya dan dapat menjadi pemberi edukasi bagi teman sebayanya.

Katakan tidak pada pernikahan dini, lakukan PUASA (mata, telinga, mulut, hati dan pikiran) dan tanamkan “ Aku masih ingin “ sehingga memotivasi kita untuk menghindari pernikahan usia dini dan fokus pada hal-hal berguna lainnya seperti mengejar cita-cita. Pada akhir kegiatan remaja diminta untuk membuat komitmen diri atau ajakan agar tidak menikah dini dengan salah satu jargon yang telah dibuat bersama.
Disesi akhir kegiatan, dipimpin oleh ketua RW 3/RT 09 kelurahan Sidotopo Wetan bersama remaja putra putri, kita menyuarakan jargon, Siapa kita ? Remaja Sehat. Perniakahan dini, NO. Pernikahan usia dewasa, Yes. Video jargon dapat diakses pada feed Instagram kelompok 2 mahasiswa profesi bidan 2023 pada link https://www.instagram.com/reel/CqA_vmDhh1X/?igshid=MzRlODBiNWFlZA%3D%3D