Tag: SMA

Cara Unik FK UNAIR di AEE 2023, Bikin Siswa SMA Mau CurhatCara Unik FK UNAIR di AEE 2023, Bikin Siswa SMA Mau Curhat

Masa-masa SMA mungkin menjadi masa yang paling melelahkan. Khususnya bagi anak kelas tiga yang harus mempersiapkan diri masuk ke perguruan tinggi. Belum lagi di masa ini mereka kerap dihadapkan dengan konflik pertemanan, keluarga dan sosial.

Peka akan hal itu, Fakultas Kedokteran menghadirkan bilik curhat dalam gelaran Airlangga Education Expo 2023. Dalam pameran pendidikan yang digelar selama tiga hari sejak Jumat hingga Minggu, 3-5 Februari, pengunjung bisa mencurahkan isi hati di bilik curhat.

Tak sembarangan, di bilik curhat ini teman-teman SMA bisa curhat kepada kakak-kakak PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) dari FK UNAIR. Mereka akan mendengarkan segala keluh kesah adik-adik tanpa menghakimi. Dan tentu saja memberi masukan jika dibutuhkan.

Wakil Dekan 1 FK UNAIR, Dr. dr. A.C. Romdhoni, Sp.T.H.T.B.K.L., Subs.Onk(K), FICS menuturkan, fasilitas ini dimunculkan untuk memberikan edukasi secara tidak langsung kepada pengunjung bahwa curhat juga merupakan bagian dari menjaga kesehatan mental.

“Anak-anak saat ini, termasuk dari SMA sudah banyak yang sadar mengenai isu kesehatan mental dari sosial media. Dan dalam studi psikiatri, curhat merupakan salah satu cara untuk meredakan stress maupun perasaan khawatir,” ujarnya, Sabtu, 04 Desember 2023.

Privasi pengunjung juga sangat diperhatikan. Karenanya, FK UNAIR menyediakan tempat tertutup oleh gorden putih berhiaskan dedaunan. Kendati tertutup, bilik curhat ini sangat nyaman dengan fasilitas sofa kecil berhadap-hadapan dan meja untuk interaksi dengan dokter PPDS psikiatri.

Adanya bilik curhat ini rupanya menyita perhatian pengunjung. Dari acara AEE yang dibuka sejak pukul 08.00 – 16.00 WIB, bilik curhat selalu diisi oleh pengunjung. Setiap harinya setidaknya ada 20 pengunjung yang datang untuk curhat.

PPDS Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNAIR, Dokter Sheila Maryam Gautama menambahkan, rata-rata pengunjung yang datang curhat mengenai tuntutan di sekolah. Tak sedikit juga yang mengalami konflik dengan orang tua mengenai pilihan jurusan kuliah.

“Hampir semua yang keluar dari bilik curhat ini menangis. Tidak apa-apa, karena curhat merupakan salah satu cara untuk release stress. Ibarat air kalau terus menerus diisi ke ember pasti akan tumpah juga,” katanya.

Menjaga kesehatan mental sangat penting. Beberapa hal yang bisa dilakukan agar kesehatan mental terjaga antara lain dengan menjaga pola hidup yang sehat. Makan makanan sehat dan teratur, tidur cukup, menyempatkan diri olahraga dan tetap terhubung dengan sekitar.

“Jika stres fisik dan pikiran, tubuh cenderung mengeluarkan hormon kortisol. Kebiasaan-kebiasaan baik di atas bisa dilakukan untuk menghindari hormon kortisol keluar secara berlebihan,” tambahnya.

Bunga Aghnia, salah satu pengunjung dari Mojokerto merasakan manfaat dari bilik curhat ini. Ia mengaku bisa meluapkan perasaan yang sudah dia pendam cukup lama.

“Karena kadang kalau curhat dengan teman malu, curhat di sini bisa dengan kakak dokter yang dijamin terjaga kerahasiaannya,” ungkapnya.

FK UNAIR juga menyediakan self love corner di mana pengunjung bisa menuliskan pesan motivasi kepada diri sendiri di catatan kecil dan menempelkannya ke papan yang sudah disediakan. Ada yang menuliskan harapannya agar diterima di UNAIR, ada juga yang berterima kasih kepada diri sendiri. (ISM)

Prodi Kedokteran dan Pendidikan Profesi Dokter FK UNAIR berkolaborasi dengan SMA Lombok Barat untuk Menurunkan Stunting –Prodi Kedokteran dan Pendidikan Profesi Dokter FK UNAIR berkolaborasi dengan SMA Lombok Barat untuk Menurunkan Stunting –

Masalah stunting di Indonesia adalah ancaman serius yang memerlukan penanganan yang tepat. Data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 menunjukkan kasus stunting di Indonesia masih tergolong tinggi dengan menyentuh angka 30,8%. Salah satu pilar upaya penanganan gizi buruk dan stunting adalah perubahan perilaku. Berdasarkan sasarannya, strategi intervensi dilakukan dengan pendekatan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Intervensi gizi sensitif menyasar masyarakat umum, khususnya keluarga yang dikerjakan dengan lintas sektor non- kesehatan. Pernikahan dini, kesadaran dan kesiapan remaja akan kesehatan reproduksi menjadi salah satu penyebab stunting.

Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi yang berprevalensi underweight tertinggi di Indonesia. Lombok Barat adalah salah satu wilayah di NTB yang mempunyai prevalensi status gizi (BB/U) balita tertinggi yaitu sebesar 22,8%, lebih tinggi dari rerata NTB sendiri. Sedangkan prevalensi stunted sebesar 20,73% di tahun 2019 dan 18,98% di tahun 2021. Meski terjadi penurunan namun angka tersebut masih jauh lebih tinggi dari target nasional. Untuk itu masih dibutuhkan penguatan kolaborasi banyak pihak dalam mengatasi stunting ini.

Prodi Kedokteran dan Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) merasa terpanggil untuk berperan serta dalam Gerakan penurunan stunting melalui pengabdian masyarakat yang bertema “Penguatan Upaya Intervensi Gizi Sensitif dalam Rangka Menurunkan Stunting melalui Edukasi Gizi dan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Mitra sasaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah SMA Negeri 1 Gunungsari di Lombok Barat. Sekolah ini merupakan SMA negeri satu-satunya yang ada di kawasan ini.

Kegiatan PKM yang akan dilakukan merupakan skema Program Kemitraan Masyarakat dengan fokus pengabdian bidang kesehatan yang bertumpu pada kesehatan reproduksi remaja. Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 28 Juli 2023 dengan mengangkat materi yang sesuai dengan permasalahan mitra. Pada kegiatan tersebut disampaikan pengetahuan tentang stunting, deteksi dan dampaknya oleh Eka Arum Cahyaning Putri, dr, MKes; pengetahuan tentang Kesehatan repoduksi remaja oleh Dr Reny I’tishom, MSi; edukasi gizi dan ketrampilan pemeriksaan Kesehatan reproduksi remaja dan gizi oleh Dr Purwo Sri Rejeki, dr, MKes; dan Penguatan karakter remaja untuk menunjang Kesehatan reproduksi remaja dalam memfiltrasi arus informasi di era teknologi digital oleh Eko Purwanto, ST, MM.Peserta kegiatan terdiri dari 50 peserta yang terdiri dari 25 orang siswa PMR SMAN Gunungsari 1 Surabaya dan 25 orang Guru. Guru ini terdistribusi  2 orang dari SMKN 2 Linggar, 2 orang SLBN 1 Lombok Barat, 2 orang dari SMKN 1 Gunungsari, 4 orang dari SMKN Batulayar dan sisanya dari SMAN 1 Gunungsari.

Acara diawali dengan senam bersama, kemudian pembukaan, penyampaian cindera mata, penyampaian materi dan ditutup dengan pemeriksaan antropometri serta kadar Glukosa darah. Acara disambut baik oleh peserta maupun pihak sekolah dan berharap Kerjasama makin ditingkatkan di tahun depan.

Penulis : Uswatun