Tag: RSUD

Kekurangan Dokter Spesialis, RSUD A.M. Parikesit Kutai Kartanegara Kunjungi FK UNAIRKekurangan Dokter Spesialis, RSUD A.M. Parikesit Kutai Kartanegara Kunjungi FK UNAIR

Fakultas Kedokteran Unversitas Airlangga (FK UNAIR) mendapat kunjungan dari Rumah Sakit Parikesit Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa, 06 Desember 2022. Kunjungan dalam rangka diskusi mengenai program potensial untuk perjanjian kerjasama (MoU) antara kedua belah pihak dalam upaya pemenuhan dokter spesialis di daerah.

Direktur RSUD. Parikesit, Ismi Mufiddah, SKM, MPH menyampaikan, RSUD Parikesit merupakan rumah sakit milik daerah Kalimantan Timur. Namun seperti rumah sakit daerah pada umumnya, RSUD Parikesit memiliki tantangan kekurangan SDM dari dokter spesialis. Padahal rumah sakit tipe C ini menjadi rujukan rumah sakit lain di daerahnya.

Terbatasnya dokter spesialis ini misalnya, RSUD Parikesit sendiri saat ini hanya memiliki satu spesialis anestesi. Padahal dokter anestesi harus selalu ada disetiap operasi. Pun dengan dokter spesialis jantung yang saat ini belum ada. Padahal kasus kematian karena jantung sangat tinggi jumlahnya.

“Berbagai upaya untuk mencukupi kebutuhan dokter spesialis juga sudah kami lakukan. Misalnya dengan mendatangkan dokter tamu atau menyekolahkan putra-putri daerah untuk mengabdi di daerah. Namun rupanya upaya tersebut tetap menghadapi kendala. Misalkan dokter tamu yang hanya bisa mengabdi beberapa tahun saja, atau dokter dari daerah yang enggan kembali ke daerah setelah tamat spesialis.
Apakah memungkinkan jika ada kerjasama stase PPDS di FK UNAIR ini ke RS Parikesit?” tanyanya dalam forum ujarnya di Sidang C.

Wakil Dekan 3 FK UNAIR, Dr. Sulistiawati, dr., M.Kes menyampaikan, upaya paling efektif untuk menutup kekurangan doter spesialis adalah dengan menyekolahkan dokter-dokter di daerah. Tinggal PR nya adalah menyiasati agar yang sudah lulus mau kembali.

Karenanya, MoU mengenai tri dharma perguruan tinggi menjadi salah satu pilihan terbaik. MoU akan mempermudah mitra untuk menjalin hubungan baik dengan FK UNAIR.

“Kami akan memprioritaskan calon PPDS dari institusi yang sudah melakukan MoU dengan kami tapi tetap dengan mempertimbangkan standar kelayakan,” tambah Dokter Sulis.

Memanfaatkan program Pendaya Gunaan Dokter Spesialis (PGDS) dari pemerintah juga menjadi alternatif yang bisa dimanfaatkan rumah sakit di daerah.

Selama ini putaran stase di rumah sakit luar juga dilakukan di FK UNAIR. Biasanya PPDS mendapatkan waktu satu bulan di rumah sakit yang sudah menjalin kerjasama. Namun itu kembali kepada program studi masing-masing serta kompetensi yang dibutuhkan di daerah.

“Kalau untuk stase ke Kalimantan sepertinya tidak mudah. Karena kami juga mempertimbangkan ada tidak kasusnya dan sesuai dengan usaha kita mengirim atau tidak. Karena kembali lagi dokter-dokter PPDS ini masih belajar dan memerlukan paparan kasus yang banyak,” jelas Dokter Sulis.

Penulis : Ismaul Choiriyah

“Gumun”nya Mahasiswi Bule di RSUD Dr Soetomo“Gumun”nya Mahasiswi Bule di RSUD Dr Soetomo

Saat itu di Departemen/ SMF Neurologi kedatangan tamu mahasiswi dari Ceko. Tujuannya belajar tentang kedokteran di negara lain. Ternyata mahasiswi bule tersebut minat ke departemen neurologi.

Selama beberapa hari oleh koordinator pendidikan dia diikutkan melihat proses belajar dokter. Dia juga melihat suasana perawatan neurologi seperti kecanggihan pemeriksaan angiography, terapi intervensi, pemeriksaan rekam otot EMG (Elektromiografi) dan alat-alat canggih lainnya.

Banyak hal yang menarik ketika dia ikut visite pasien. Diantaranya banyak pertanyaan,”Kenapa kasus stroke banyak? Bagaimana pencegahan stroke usia muda? dan Bagaimana perawatan stroke?” Panjang dan lebar kami jelaskan tentang penanganan stroke di sini.

Berikutnya, kami ajak ke pasien kelemahan tungkai karena gangguan di spine (tulang belakang). Ditunjukkan perbandingan lokasi kelainan pada foto MRI spine dan pada tes perspirasi (tes otonom untuk pemeriksaan keringat). Yang ternyata lokasi dua pemeriksaan tersebut sesuai.

Tes perspirasi ini dilakukan dengan menaburkan tepung ke tubuh pasien untuk melihat perubahan warna kulit.

Wow so interesting….”, katanya dengan nada gumun. Tambahnya, “This is simple”, hanya butuh flour (tepung) dan iodine namun sangat membantu menentukan letak lesi.

Tes tradisional ini juga menghemat biaya. Karena dengan lokasi yang tepat, MRI spine bisa fokus. Tidak perlu wholebody MRI atau MRI mulai atas hingga bawah.

Semoga saat pulang sampai di negaranya, dia bisa menerapkan ilmu tes perspirasi atau “pupuran” tepung ini. Kalau sulit mencari tepung di Ceko, dia bisa balik ke Surabaya. Kulakan tepung di pasar karang menjangan hehehe.

Penulis: Mohammad Saiful Ardhi, Dept/SMF Neurologi

FK Unair – RSUD Dr Soetomo Adakan Pelatihan Basic Life Support Untuk Siswa SD dan SMP Se-SurabayaFK Unair – RSUD Dr Soetomo Adakan Pelatihan Basic Life Support Untuk Siswa SD dan SMP Se-Surabaya

Surabaya, FK Unair- Pada hari Sabtu, 4 Februari 2023 Departemen Anestesi dan Reanimasi FK Unair, Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan yayasan Swayanaka mengadakan Pelatihan pertolongan pertama untuk siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah pertama (SMP) Se – Surabaya yang berlokasi di Aula dinas pendidikan Kota Surabaya. Jl Jagir Wonokromo. Kegiatan ini memiliki judul “BLS for Kids” serta mengundang banyak sekali sekolah Seperti SD St Angela, SD Muhammadiyah 16, SDN Jepara, SDN Manukan Kulon, SDkr Petra 9, SMPN 1 Surabaya, SMPN 4 SMPN 15, SMP Giki 2 dan lain sebagainya.

Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk pengabdian masyarakat sekaligus merespon pentingnya pertolongan pertama, khususnya Resusitasi jantung dan Paru. Karena sering kali di tempat kejadian kecelakaan. Yang lebih banyak adalah orang awam. Sehingga akan sangat membahayakan nyawa apabila menunggu datangnya bantuan dari tim medis. Teknis kegiatan ini adalah mengenalkan kepada para siswa tentang cara Pijat jantung, teknik menyelamatkan korban, cara meminta bantuan dan lain sebagainya. Kegiatan ini direncanakan akan diadakan beberapa kali dalam setahun sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat.

Salah seorang panitia bernama Tiara. Yang juga menjadi dokter muda di RSUD dr Soetomo menuturkan “BLS for kids ini benar-benar sangat bermanfaat untuk para awam terutama anak-anak sekolah. Semoga hal ini bisa menjadi titik awal yang baik untuk mereka bisa membagikan ilmunya kepada teman sebayanya. Sehingga meskipun masih dini, mereka sudah bisa menjadi penolong dan menyelamatkan korban tanpa panik lagi” (MHI)

Pengmas Departemen BTKV FK UNAIR, Beri Pelatihan di RSUD Blambangan –Pengmas Departemen BTKV FK UNAIR, Beri Pelatihan di RSUD Blambangan –

Departemen/Prodi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular (BTKV) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) memberikan pelatihan mengenai tata laksana BTKV terupdate di RSUD Blambangan, Banyuwangi, 17 Mei 2023.

Kegiatan yang termasuk dalam pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh Guru Besar, Prof. Dr. Med. Puruhito, dr. SpBTKV Subsp. VE (K), Kepala Departemen,Heroe Soebroto,dr. SpB SpBTKV Subsp. JPK(K), serta Koordinator Program Studi Dr. Yan Efrata Sembiring, dr. SpB SpBTKV Subsp dan para staf lainnya.

“Rombongan diterima dengan hangat oleh jajaran direksi RSUD Blambangan yang dipimpin langsung oleh Direktur RSUD Blambangan Dr. H. Widji Lestariono, M. Kes., “ ujar Kepala Departemen, Dokter Heroe Soebroto.

Pada kegiatan ini terdapat 4 sesi acara, sesi yang pertama tentang Update Penanganan Operasi Jantung Koroner. Sesi ke -2 mengenai manajemen dan tatalaksana bedah jantung pediatrik dan kongenital, Sesi ke-3 mengenai Peran Sp.BTKV dalam pelayanan Bedah Vaskular , dan sesi ke-4 mengenai Tindakan pembedahan pada kasus Bedah Toraks oleh Spesialis BTKV.

“Kegiatan ini disambut antusias oleh tenaga Kesehatan RSUD Blambangan. Jumlah peserta yang hadir 115 peserta, diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin untuk memberikan wawasan dan update mengenai pelayanan di bidang Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular,” tambahnya.

Program Studi Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular FK UNAIR juga turut serta dalam program Pengabdian Masyarakat ini. Prodi BTKV mengadakan penyuluhan di Poli Bedah RSUD Blambangan untuk memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai pengenalan kaki diabet, bagaimana pencegahannya, dan pilihan-pilihan tatalaksananya.

Kegiatan tersebut disambut dengan sangat antusias oleh para pasien di poli Bedah RSUD Blambangan, dan dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan pada sesi interaksi. Semoga dengan program ini mampu membuka wawasan baru dan Kerjasama yang sudah terjalin ini mampu membawa kemajuan bagi peningkatan kesehatan masyarakat.

Departemen Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya Ajak Santri Lebih Mengenal Tentang Pubertas pada Remaja –Departemen Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya Ajak Santri Lebih Mengenal Tentang Pubertas pada Remaja –

Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa, meliputi perubahan fisik, mental, dan kematangan organ seksual. Masa pubertas adalah fase yang krusial dan kompleks, yang berlangsung dalam beberapa tahapan dan dipengaruhi oleh sejumlah neuroendokrin. Pubertas pada remaja perempuan biasanya terjadi pada usia 8-13 tahun, sedangkan pada laki-laki pada usia 9-14 tahun. Banyak orang menganggap pubertas pada perempuan ditandai dengan menstruasi, dan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Namun sebenarnya, pubertas sudah terjadi sebelum itu, yaitu ditandai dengan pertumbuhan payudara pada anak perempuan dan pertumbuhan testis pada anak laki-laki. Anak dan orang tua perlu memahami dengan baik tahapan dan fase pubertas anak, sehingga mampu mendeteksi masalah yang terjadi pada fase pubertas.

Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Endokrinologi RSUD Dr Soetomo – FK Unair menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Pondok Pesantren Alif Laam Miim Surabaya pada Minggu, 14 Mei 2023. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berupa pemaparan materi mengenai pubertas pada remaja, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui dan permasalahan yang dihadapi. Pemaparan materi disampaikan oleh dr. Yuni Hisbiyah, Sp.A, MMRS dan dr. Rayi Kurnia Perrwitasari, Sp.A, M.Ked.Klin secara terpisah untuk santri perempuan dan laki-laki. Pengetahuan peserta dievaluasi melalui pretest dan posttest yang dikerjakan sebelum dan sesudah pemaparan materi. Selain itu, juga dilakukan medical checkup gratis untuk para santri meliputi pemeriksaan antropometri (tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, dan lingkar lengan atas). Para santri juga diminta untuk melakukan pemeriksaan fisik mandiri mengenai tanda pertumbuhan seks sekunder dengan mengisi kuisioner yang sudah disediakan.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para santri dan guru dapat lebih memahami terkait pubertas pada remaja. Pemahaman yang baik akan pubertas pada remaja dapat membantu siswa dalam mempersiapkan seluruh  perubahan baik fisik maupun psikis selama pubertas. Peran para guru sebagai pengganti orang tua selama di pondok pesantren juga diharapkan dapat mendampingi siswa dalam menjalani masa pubertas.

Penulis: Katherine Fedoran dan Qorri ‘Aina

Hepatologi Anak FK UNAIR – RSUD Dr. Soetomo Ciptakan Kartu Warna Tinja Sebagai Alat Skrining Atresia Bilier pada Bayi –Hepatologi Anak FK UNAIR – RSUD Dr. Soetomo Ciptakan Kartu Warna Tinja Sebagai Alat Skrining Atresia Bilier pada Bayi –

Tim Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo – FK UNAIR, Surabaya yang terdiri dari Dr. dr. Bagus Setyoboedi, SpA(K), dr. Sjamsul Arief, MARS, SpA(K), dan dr. Rendi Aji Prihaningtyas, M.Ked.Klin, SpA membuat kartu warna tinja “lokal” untuk membantu mengidentifikasi warna tinja pada bayi kuning yang dapat menjadi awal tanda atresia bilier. Kartu warna tinja telah lama dikenal dan pertama kali diterbitkan di Taiwan lalu menyebar ke negara lain dengan bentuk yang berbeda-beda. Kartu warna tinja merupakan alat skrining yang efektif dalam mendeteksi atresia bilier, mudah dilakukan, tidak membutuhkan fasilitas tertentu, dan murah. Namun demikian, informasi “pentingnya mewaspadai bayi dengan prolonged jaundice (kuning lebih dari usia 2 minggu) dan evaluasi warna tinja pada bayi kuning” belum menyebar secara merata di Indonesia, baik pada tenaga kesehatan sehingga kasus keterlambatan berobat dan rujukan pada pasien atresia bilier masih cukup tinggi.

Kartu Warna Tinja yang dibuat oleh Tim Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo – FK UNAIR, Surabaya

Kartu warna tinja “lokal” yang diciptakan oleh tim dari RSUD Dr. Soetomo – FK UNAIR ini membagi warna tinja menjadi 3 kelompok, yaitu normal, waspada, dan tidak normal. Kategori “waspada” ditambahkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bayi kuning agar gejala/tanda atresia bilier dapat lebih dini ditemukan dan segera dilakukan rujukan ke fasilitas tersier. Jika didapatkan bayi kuning lebih dari usia 2 minggu (prolonged jaundice) atau bayi kuning disertai warna tinja yang semakin memudar (pada kategori warna tinja waspada dan tidak normal) maka evaluasi kadar bilirubin direk dan total sangat direkomendasikan untuk memastikan ada tidaknya kolestasis (peningkatan bilirubin direk) yang bisa menjadi tanda atresia bilier.

Kartu warna tinja “lokal” ini didapatkan dari pengalaman klinis selama menangani pasien dengan atresia bilier dan sudah disosialisasikan pada tenaga kesehatan, seperti dokter, bidan, dan perawat di fasilitas kesehatan primer (Puskesmas) dan masyarakat umum di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jombang, Magetan, Yogyakarta, dan harapannya dapat meluas ke seluruh Indonesia. Deteksi Dini Atresia Bilier pada Bayi, Menuju Indonesia Bebas Atresia Bilier!

Nama penulis : Rendi Aji Prihaningtyas