Tag: Remaja

Mahasiswa Bidan FK Unair bersama Puskesmas Manukan Kulon Melakukan Inisiasi posyandu remaja dengan menentukan kader remaja –Mahasiswa Bidan FK Unair bersama Puskesmas Manukan Kulon Melakukan Inisiasi posyandu remaja dengan menentukan kader remaja –

Kegiatan pembentukan kader posyandu remaja ini dilakukan pada pertemuan remaja pada hari sabtu, tanggal 25 Maret 2023. kegiatan ini diadakan bersamaan dengan buka bersama dengan Perangkat RW, kader, karang taruna dan didampingi oleh puskesmas dan Dosen Pembimbing Profesi Kebidanan FK UNAIR. Buka bersama merupakan strategi untuk meningkatkan motivasi remaja untuk berkumpul menghadiri acara yang kebetulan bertepatan dengan bulan Ramadhan yang mewajibkan warga beragama muslim yang merupakan mayoritas agama warga di wilayah binaan untuk berpuasa.

Hasil dari kegiatan ini telah diperoleh beberapa calon kader posyandu remaja yang telah dipilih saat acara berlangsung. Kegiatan ini diikuti oleh ∓ 37 remaja dan ∓ 15 Karang Taruna Kelurahan Manukan Kulon. Pada akhir acara peserta diminta untuk mengisi post-test dan diberikan doorprize bagi peserta yang mendapatkan nilai tertinggi (Gambar 5). Kegiatan ini berlangsung dengan lancar dan meriah karena banyaknya antusias dari para tamu maupun peserta.

Pertemuan remaja ini menghasilkan 10 kader remaja terpilih yang berasal dari tujuh RT yang ada di RW 02. Pemilihan tersebut dengan mempertimbangkan keaktifan selama acara diskusi, rekomendasi sebaya, dan keterwakilan dari ketujuh RT yang dimiliki RW 02, serta tentunya dengan kesediaan remaja terkait untuk menanggung tanggung jawab sebagai kader remaja dan sepengetahuan dan persetujuan perangkat desa meliputi bapak RW 02 dan karang taruna desa. Pertemuan diakhiri dengan koordinasi masing-masing remaja terpilih dengan penanggung jawab remaja puskesmas.

Penulis: Wahyul Anis dan Evanggelia Dwilda Ferdinandus

Mahasiswa Kebidanan FK Unair Menginisiasi Berdirinya Posyandu Remaja untuk Mengoptimalkan Kesehatan Remaja –Mahasiswa Kebidanan FK Unair Menginisiasi Berdirinya Posyandu Remaja untuk Mengoptimalkan Kesehatan Remaja –

Tim profesi kebidanan UNAIR mendirikan posyandu remaja di RT 01 RW 08 Dukuh Kupang Timur, Pakis. Posyandu remaja itu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang terkelola dan terselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Hal itu, termasuk remaja dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan remaja.

Peran tersebut guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja. Terlebih untuk meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja.

“Di sini kami melibatkan Kader Kesehatan Remaja dalam pengelolaannya sendiri. Kader terpilih secara sukarela mengajukan diri dan mendapat pelatihan untuk ikut melaksanakan upaya pelayanan. Baik bagi diri sendiri, teman sebaya, keluarga, serta masyarakat,” ujar Sonia, salah satu anggota pendiri, saat wawancara UNAIR NEWS, Kamis (27/04/2023).

Meninjau hal itu, tim kemudian bekerja sama dengan Puskesmas setempat, pihak ketua RT dan RW, Kader SurabayaHebat (KSH) dan diketahui oleh pihak Kelurahan, Posyandu remajaitu dirasaperlu hadir di tengah masyarakat RT1 RW 08. Hal tersebut tidak lain karena setelah kelompok 6 program Pendidikan Profesi Kebidanan Fakultas Kedokteran UNAIR melakukan pendataan secara door to door (antar rumah, red).

Dari hal itu terdapat data sebanyak 95% remaja putri tidak melakukan deteksi dini kanker payudara. Yaitu SADARI atau periksa payudara sendiri, serta 66% tidak mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi.

“Setelah mendapatkan data tersebut, kami berdiskusi dengan dosen pembimbing juga diskusi dengan pihak puskesmas Pakis. Dari hal itu akhirnya mendapat persetujuan untuk dilaksanakan pembentukan posyandu remaja ini” ucap Sonia.

Sistem Pelayanan Posyandu Remaja Pakis

Mendukung pelayanan Posyandu Remaja Pakis tersebut, tenaga kesehatan dari puskesmas dikerahkan dalam sistem pelayanan kesehatan. Menurut informasi dari Sonia, pelaksanaan pembentukan posyandu berawal dari dana pribadi kelompok profesi kebidanan, termasuk kegiatan penyuluhan dan diskusi.

“Kemudian untuk selanjutnyapembiayaan Posyandu Remaja dapat berasal dari  APBN, APBD Provinsi, APBD Kab/Kota termasuk Anggaran Dana Desa (ADD) dan sumber-sumber dan lainnya,” pungkas Sonia.

Penulis: Rosita

Editor: Nuri Hermawan

Mahasiswa Bidan FK Unair Melakukan Upaya Preventif Anemia pada Remaja Melalui Pemberian Tablet Tambah Darah dan Penyuluhan –Mahasiswa Bidan FK Unair Melakukan Upaya Preventif Anemia pada Remaja Melalui Pemberian Tablet Tambah Darah dan Penyuluhan –

Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan buka bersama dan pembentukan kader posyandu remaja yaitu hari sabtu tanggal 25 Maret 2023 di Balai RW 02 Kelurahan Manukan Kulon. Pemberian Tablet Tambah Darah dilakukan di depan pintu masuk bersama dengan pemberian leaflet setelah mengisi daftar hadir. Kegiatan ini diikuti oleh 13 remaja putri dari RW 02 dengan diberikan 4 tablet tiap remaja. Dengan harapan meningkatkan konsumsi remaja selama 1 bulan dengan jangka 1 minggu 1 tablet dan dilanjutkan dengan program pemberian tablet oleh puskesmas di satu bulan setelah acara dan seterusnya.

Kegiatan ketika peserta telah memasuki ruangan pertemuan remaja meliputi menyaksikan bersama beberapa film pendek mengenai masalah-masalah kesehatan yang dapat merusak remaja. Selanjutnya para remaja diberikan penyuluhan, diskusi dan tanya jawab mengenai pentingnya Tablet Tambah Darah pada masa remaja

Penulis: Wahyul Anis dan Euvanggelia Dwilda Ferdinandus (Dosen Bidan FK Unair)

Dosen dan Mahasiswa Bidan FK UNAIR Memberdayakan Remaja Putat Gede Melalui Posyandu Remaja –Dosen dan Mahasiswa Bidan FK UNAIR Memberdayakan Remaja Putat Gede Melalui Posyandu Remaja –

SURABAYA – Untuk menjaga kesehatan remaja, mahasiswa Profesi Kebidanan FK UNAIR menginisiasi terbentuknya Posyandu remaja di RT 05 RW 01 Putat Gede. Inisiasi terbentuknya Posyandu remaja ini dilatarbelakangi oleh adanya temuan ibu hamil dan ibu nifas yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Salah satu penyebabnya yaitu tidak ada pemeriksaan dan pemantauan kesehatan berkala pada remaja, khususnya remaja putri.

Sebelum penyuluhan dimulai, dilakukan pemeriksaan pada peserta meliputi pemeriksaan tekanan darah, tinggi badan, berat badan, kadar gula darah dan kadar hemoglobin pada remaja.

Pembukaan posyandu remaja secara simbolis dilakukan oleh Budi Setya Wardhani, S.ST selaku bidan kordinator Puskesmas Tanjungsari, dibantu oleh Lana Zuhara, S.Kep.Ners selaku Penangung jawab posyandu remaja, Rabu (21/3/2023).

Pada kesempatan ini, mahasiswa memaparkan materi terkait kesehatan remaja. Materi yang disampaikan terkait dengan pendewasaan usia perkawinan. “Usia ideal untuk menikah yaitu minimal 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki”. Hal ini dilakukan Bukan Tanpa Alasan karena pada umur tersebut pria dan wanita memiliki kematangan organ reproduksi dan psikologi yang baik dan kemampuan finansial untuk menuju ke jenjang yang berikutnya. Fadiah Maharani,S.Keb sebagai pemateri menyampaikan “sehat secara sosial fisik dan mental berkaitan dengan sistem fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja”.

Selain itu juga memaparkan materi mengenai siklus menstruasi. “Mayoritas remaja tidak pernah mencatat siklus haid padahal itu sangat penting untuk mengetahui keteraturan periode siklus haid” Ujar Putri Fina, S.Keb. Acara ini dihadiri oleh anggota karang taruna, para remaja dan Kader Surabaya Hebat RT.05 Rw 01 Putat Gede. Acara berjalan dengan baik dan remaja sangat antusias bertanya dan sangat setuju bila acara seperti ini dapat dilaksanakan rutin setiap bulan.

Penulis: Wahyul Anis,S.Keb.,Bd., M.Kes. dan Ratna Dwi Jayanti S.Keb.,Bd.,M.Keb.

Departemen Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya Ajak Santri Lebih Mengenal Tentang Pubertas pada Remaja –Departemen Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya Ajak Santri Lebih Mengenal Tentang Pubertas pada Remaja –

Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa, meliputi perubahan fisik, mental, dan kematangan organ seksual. Masa pubertas adalah fase yang krusial dan kompleks, yang berlangsung dalam beberapa tahapan dan dipengaruhi oleh sejumlah neuroendokrin. Pubertas pada remaja perempuan biasanya terjadi pada usia 8-13 tahun, sedangkan pada laki-laki pada usia 9-14 tahun. Banyak orang menganggap pubertas pada perempuan ditandai dengan menstruasi, dan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Namun sebenarnya, pubertas sudah terjadi sebelum itu, yaitu ditandai dengan pertumbuhan payudara pada anak perempuan dan pertumbuhan testis pada anak laki-laki. Anak dan orang tua perlu memahami dengan baik tahapan dan fase pubertas anak, sehingga mampu mendeteksi masalah yang terjadi pada fase pubertas.

Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Endokrinologi RSUD Dr Soetomo – FK Unair menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Pondok Pesantren Alif Laam Miim Surabaya pada Minggu, 14 Mei 2023. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berupa pemaparan materi mengenai pubertas pada remaja, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui dan permasalahan yang dihadapi. Pemaparan materi disampaikan oleh dr. Yuni Hisbiyah, Sp.A, MMRS dan dr. Rayi Kurnia Perrwitasari, Sp.A, M.Ked.Klin secara terpisah untuk santri perempuan dan laki-laki. Pengetahuan peserta dievaluasi melalui pretest dan posttest yang dikerjakan sebelum dan sesudah pemaparan materi. Selain itu, juga dilakukan medical checkup gratis untuk para santri meliputi pemeriksaan antropometri (tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, dan lingkar lengan atas). Para santri juga diminta untuk melakukan pemeriksaan fisik mandiri mengenai tanda pertumbuhan seks sekunder dengan mengisi kuisioner yang sudah disediakan.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para santri dan guru dapat lebih memahami terkait pubertas pada remaja. Pemahaman yang baik akan pubertas pada remaja dapat membantu siswa dalam mempersiapkan seluruh  perubahan baik fisik maupun psikis selama pubertas. Peran para guru sebagai pengganti orang tua selama di pondok pesantren juga diharapkan dapat mendampingi siswa dalam menjalani masa pubertas.

Penulis: Katherine Fedoran dan Qorri ‘Aina

Kasus Diabetes Anak Terus Meningkat, FK UNAIR Beri Penyuluhan untuk Remaja –Kasus Diabetes Anak Terus Meningkat, FK UNAIR Beri Penyuluhan untuk Remaja –

Diabetes Mellitus (DM), atau yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis umumnya dikenal sebagai penyakit yang hanya diderita oleh orang tua. Namun ternyata penyakit ini juga dapat dijumpai pada usia muda, bahkan anak-anak. Angka kejadian diabetes pada anak di Indonesia naik sebanyak 70 kali lipat pada tahun 2023 dibanding tahun 2010, mencapai hingga 1645 anak. Terdapat 3jenis diabetes pada anak, yaitu antara lain: DM tipe 1, 2 dan Monogenic. Diabetes melitus tipe 1 lebih banyak dijumpai pada anak.

Akhir-akhir ini berbagai studi melaporkan peningkatan kasus DM tipe-2 pada anak. Faktor risiko yang dilaporkan antara lain obesitas, genetik, etnik, serta riwayat DM tipe-2 di keluarga. Gejala diabetes anak seringkali tidak khas, sehingga banyak pasien diabetes datang dan pertama kali terdiagnosis dalam keadaan Ketoasidosis Diabetikum (KAD)—kondisi yang ditandai dengan keadaan sesak serta kadar gula darah yang tinggi dan membahayakan nyawa.

Untuk meningkatkan pengetahuan remaja akan diabetes mellitus, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Endokrinologi RSUD Dr. Soetomo – FK UNAIR Surabaya mengadakan acara pengabdian masyrakat bagi santri Pondok Pesantren Thursina Malang pada tanggal 18 Agustus 2023. Kegiatan ini diikuti oleh 180 santri SMP Kelas 8 dan 9. Acara dibuka dengan sambutan oleh Ustadz Rois Haqiqi M.Pd. selaku kepala sekolah SMP Thursina Malang serta Dr. dr. Nur Rochmah, Sp.A(K) selaku perwakilan dari FK UNAIR. Dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan lingkar perut kepada para santri sebelum pemberian materi. Para santri yang tergolong dalam kategori overweight dan obesitas kemudian dilakukan pemeriksaan kadar gula acak kapiler. Dari 60 santri yang diperiksa gula darah, tidak ada yang menunjukkan kadar gula darah acak yang tinggi.

Acara dilanjutkan dengan pemberian materi tentang diabetes mellitus pada remaja oleh dr. Rayi Kurnia Perwitasari, Sp.A., M.Ked.Klin dan sesi tanya jawab dengan 3 pakar endokrin anak (Dr. dr. Nur Rochmah, Sp.A(K), dr. Yuni Hisbiyah, Sp.A, MMRS, dan dr. Rayi Kurnia Perwitasari, Sp.A., M.Ked.Klin). Tidak hanya teori, materi yang diberikan juga meliputi tips serta ajakan untuk melakukan gaya hidup sehat sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyakit diabetes mellitus. Para santri tampak antusias mendengarkan materi dan banyak mengajukan pertanyaan setelah materi selesai dipaparkan. Tingkat pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan dinilai menggunakan Pre-test dan Post-test yang dibagikan kepada para santri. Secara keseluruhan, terdapat peningkatan rata-rata nilai Pre-test dan Post-test yang menunjukkan meningkatnya pengetahuan para santri akan penyakit diabetes mellitus, terutama pada remaja.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan remaja akan penyakit diabetes mellitus. Para santri diharapkan dapat menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat guna mencegah penyakit diabetes mellitus baik pada masa remaja, maupun kelak nanti pada usia dewasa.

Penulis: Qorri ‘Aina