Tag: Program

Sumenep-Bawean Krisis Dokter Spesialis, FK UNAIR Inisiasi Program AfirmasiSumenep-Bawean Krisis Dokter Spesialis, FK UNAIR Inisiasi Program Afirmasi

Permasalahan maldistribusi dokter spesialis juga terjadi di Jawa Timur. Meskipun di Surabaya jumlah dokter spesialis memadai, hal ini tidak terjadi di daerah lain apalagi di kepulauan. Karenanya, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menginisiasi program afirmasi PPDS dari daerah. Hal ini sudah melalui rapat dan kerja sama antara Pemkab, Dinkes Jatim, dan FK UNAIR.

“Sebelumnya kami aktif setiap tahun mengirimkan residen PPDS ke rumah sakit di daerah seperti di Bawean dan Kepualauan.Mereka biasanya bertugas di daerah terpencil selama satu bulan. Tapi yang menjadi pertanyaan akan sampai kapan akan seperti ini,” ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG, Subs.F.E.R, Senin, 23 Januari 2023.

Karenanya, kepada dinas kesehatan terkait, dekan mengusulkan dibuatnya suatu program yang melahirkan dokter spesialis organik yang lahir dari daerah tersebut. Yang ke depan mau menetap. Sehingga rumah sakit daerah tidak perlu lagi menunggu kiriman dokter spesialis dari Surabaya.
“Minimal jangan satu bulan lah, tapi sekian tahun baru akan berganti. Nanti mereka (dokter spesialis) akan dikirim oleh pemkab, dikirim oleh Dinkes Kabupaten Sumenep, dan Kabupaten Gresik,” ujarnya.

Dalam waktu dekat hal itu akan diwujudkan melalui pendaftaran dokter spesialis yang nantinya akan diterjunkan ke kepulauan.Nama program itu adalah program afirmasi untuk dokter spesialis di kepulauan di Jatim maupun RS di kabupaten lain yang krisis dokter spesialis. Mereka akan dibiayai dan harus mengabdi di kepulauan. Minimal untuk spesialis 4 penyakit dasar, seperti bedah, obgyn, penyakit dalam, dan anestesi.

Saat ini program afirmasi baru berlaku untuk Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sumenep. Terutama di Sumenep yang memiliki banyak pulau-pulau kecil dan RS. Ke depan, kata dia, akan dikembangkan juga untuk daerah lain yang krisis dokter spesialis.

“Mereka (bila selesai nanti) sudah menjadi pegawai dari Dinkes Kabupaten Gresik dan Dinkes Sumenep untuk dibiayai. Yang kami lakukan minimal 4 penyakit dasar, bedah, obgyn, penyakit dalam, dan anestesi. Mungkin kalau bisa 7 penyakit dasar bedah, obgyn, penyakit dalam, anestesi, anak, pediatri, dan radiologi,” katanya.

Tes program afirmasi untuk dokter spesialis tersebut akan mulai dibuka kembali antara April atau Mei 2023. Harapannya, kata dia, pada bulan Juli atau Agustus para pendaftar sudah mulai masuk.

“Minimal untuk 1 RS 1 dokter. Katakan di Bawean ada 2 kecamatan, kami lakukan 4 atau 7 penyakit dasar. Ya untuk Gresik butuh 7 calon spesialis. Katakan 5-6 tahun lagi yang sudah ada di sana sekian tahun pindah ke daratan. Kalau ada yang (mau) tetap di sana, ya, silakan,” katanya. (ISM)

Buat Timeline Sejak Awal jadi Pesan Wakil Dekan 1 FK UNAIR Saat Kukuhkan 258 Peserta Didik Program Pascasarjana 2023Buat Timeline Sejak Awal jadi Pesan Wakil Dekan 1 FK UNAIR Saat Kukuhkan 258 Peserta Didik Program Pascasarjana 2023

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) mengukuhkan 258 peserta didik program pascasarjana tahun 2023, Jumat, 3 Februari 2023. Pengukuhan diikuti oleh pserta didik PPDS, S2 dan S3. Peserta PPDS 1 dan 2 sebanyak 230 orang dan jenjang S2 dan S3 sebanyak 48 orang.

Wakil Dekan 1 FK UNAIR, Dr. dr. A.C. Romdhoni, Sp.T.H.T.B.K.L., Subs.Onk(K), FICS mengucapkan selamat kepada peserta didik baru yang telah mencapai jenjang yang lebih tinggi, “Semoga lancar dalam menjalani pendidikan,” ujarnya dalam sambutan di Aula FK UNAIR.

Wadek 1 menyampaikan, kunci utama suksesnya proses pendidikan adalah komunikasi. Peserta didik diharapkan memahami situasi yang ada di FK UNAIR dan RSUD Dr. Soetomo sebagai tempat belajar.

Kepada mahasiswa S2, ia berpesan agar peserta didik menyelesaikan studi tepat waktu. Apalagi lama pendidikannya hanya empat semester. “Jangan sampai melewati dua kali batas waktu studi. Komunikasikan dengan KPS, karena beliau yang paling tahu bagaimana situasi,” ujarnya.

Pesan tersebut juga berlaku untuk peserta didik jenjang S3. Selain itu, karena sistemnya by research, persiapkan timeline dan roadmap sejak awal perkuliahan. Dan roadmap yang sudah dibuat sebaiknya tidak diubah di tengah jalan. Sehingga menjalani penelitiannya lancar dan durasi pendidikannya tidak molor.

FK UNAIR berkolaborasi dengan, rumah sakit, kementerian kesehatan, Kemendagri, Kemendikbud Ristek dan pemerintah baik provinsi maupun daerah saat ini menerapkan sistem Academic Health System (AHS) yang memungkinkan. Salah satu program AHS ini adalah pemerataan dokter spesialis melalui penempatan PPDS di daerah.

“Dengan AHS apabila ada proses pendidikan yang mencakup Tri Dharma Perguruan Tinggi, ini bisa dilakukan melalui sarana pendidikan jejaring. Karena RSUD Dr. Soetomo dan RS UNAIR ini sudah overload, maka mau tidak mau harus ada rumah sakit jejaring. Bisa menyebar ke rumah sakit lain di Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB,” tambahnya.

Beberapa rumah sakit jejaring FK UNAIR antara lain RSAL, RS Haji, RSUD Sidoarjo, RSUD Madiun dan RS PON Jakarta. “Salah satu jejaring kami adalah RS PON, Jakarta. Rumah sakit tersebut sudah berkualifikasi menerima stase PPDS berdasarkan kesiapan tenaga pengajar maupun sarana dan prasarana yang ada. Biasanya untuk PPDS Neurologi, Bedah Saraf. Rencananya nanti akan kami putarkan di sana. Kalau biasanya putaran satu bulan dua bulan, mungkin nanti bisa satu semester,” tambahnya.

Begitupun dengan PPDS dari militer, nantinya akan dididik di FK UNAIR selama dua semester. Kemudian selanjutnya akan melanjutkan ke RSUD Gatot Soebroto ataupun di rumah sakit militer lain.

Terakhir Dokter Dhani menyampaikan bahwa dalam pembelajarannya FK UNAIR juga menyisipkan nilai-nilai entrepreneurship. Diharapkan, lulusan FK UNAIR memiliki jiwa kreatif dan solutif terhadap tantangan permasalahan kesehatan di Indonesia. (ISM)

FK UNAIR Akan Buka Kembali Program Pertukaran Pelajar Ke Fukui University –FK UNAIR Akan Buka Kembali Program Pertukaran Pelajar Ke Fukui University –

Setelah sempat terhenti karena pandemi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) tengah mempertimbangkan untuk membuka kembali program pertukaran pelajar bagi mahasiswa S1 antara mahasiswa Fukui University, Jepang dengan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unair.

Dalam kunjungannya ke Jepang awal Mei lalu, Wakil Dekan 3, Dr. Sulistiawati dr., M.Kes. dan Ketua International Office Affair FK UNAIR, Dr. dr. Asra Al Fauzi, SE, MM, Sp.BS (K), FICS, IFAANS mengadakan rapat dan diskusi dengan team dari Fukui University yaitu Prof Sada Kiyonao beserta timnya.

“Dari diskusi kemarin, kami menyepakati akan kembali membuka program pertukaran pelajar di tahun ini atau tahun depan,” terang dokter Sulis. Sebelum Pandemi beberapa mahasiswa FK Unair sudah out bound di Fukui Univ begitu juga mahasiswa dari Fukui Univ sudah inbound di FK Unair.

Program pertukaran pelajar tentunya akan memberi manfaat kepada mahasiswa dari dua institusi untuk saling belajar tentang penyakit ataupun masalah kesehatan serta policy nya dari masing – masing negara.

Dari FK UNAIR, mahasiswa bisa mengambil banyak ilmu melalui riset yang berkembang pesat di Jepang
Di sisi lain, mahasiswa dari Fukui yang belajar di FK UNAIR akan terpapar banyak mengenai kasus-kasus kesehatan beserta pelayanan kesehatan yang tentunya jauh berbeda dengan sistem pelayanan yang ada di Jepang.

Lebih lanjut, program ini akan menambah referensi kampus tujuan bagi mahasiswa kelas Internasional FK UNAIR. Di mana mereka memiliki kewajiban untuk mengambil semester pendek di kampus luar negeri untuk memenuhi modul elektifnya. (ISM)

Guest Lecture Continuity of Care in Midwifery from Midwifery Education Program Mc Master University –Guest Lecture Continuity of Care in Midwifery from Midwifery Education Program Mc Master University –

Tanggal 8 Juni 2023 Program Studi Kebidanan FK Unair mendapatkan kunjungan dari Elizabeth Kathleen Darling, RM., MSc., PhD. Salah dosen di Mc Master University. Hari pertama berkunjung Liz (nama akrab) memberikan kuliah tamu bagi mahasiswa prodi kebidanan FK Unair dengan topik “Continuity of Care in Midwifery”. Salah satu konsep pelayanan yang memiliki evidence based dalam memberikan pelayanan kepada ibu. Konsep yang banyak diimplementasikan di dunia dipercaya dapat meningkatkan mutu pelayanan dan dapat berkontribusi dalam peningkatan kesehatan ibu. Kegiatan kuliah tamu dilakukan secara rutin setiap tahun oleh Prodi Kebidanan FK Unair untuk memberikan wawasan yang luas khususnya kepada mahasiswa sehingga memiliki profesionalime dan berwawasan global. Kegiatan kuliah tamu dibuka oleh Koordinator Program Studi Kebidanan FK Unair yaitu Dr. Budi Prasetyo,dr. Sp.O.G.,Subsp.Obginsos. Kegiatan diikuti oleh mahasiswa program sarjana dan profesi serta dosen kebidanan FK Unair.

Penulis: Wahyul Anis

Mc Master University Mengenal Lebih Dekat Wahana Pendidikan Program Studi Kebidanan FK UNAIR –Mc Master University Mengenal Lebih Dekat Wahana Pendidikan Program Studi Kebidanan FK UNAIR –

Tanggal 9 Juni 2023 adalah hari kedua kunjungan dari Elizabeth Kathleen Darling, RM., MSc., PhD. Salah dosen di Mc Master University ke Program Studi Kebidanan FK Unair. Agenda yang telah disepakati bersama pada hari kedua adalah melakukan kunjungan ke wahana Pendidikan Prodi Kebidanan FK Unair meliputi Laboratorium Kebidanan, RS Universitas Airlangga, Puskesmas Mulyorejo dan Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) Sudjiati. Tujuan kegiatan adalah sebagai bentuk sharing bersama dan bahan awal yang nantinya akan ditindaklanjuti dalam kerjasama. Adanya perbadaan system pelayanan kesehatan antara Kanada dan Indonesia membuat Liz (panggilan akrab Elizabeth) antusias untuk berdiskusi bersama. Setiap kunjungan Liz mendapatkan sambutan dari pimpinan wahana klinik kemudian dilanjutkan dengan kegiatan presentasi dan kunjungan ke fasilitas yang dimiliki wahana klinik.

Penulis: Wahyul Anis

Inovasi Mahasiswa Bidan FK UNAIR Menggalakan Kegiatan PROLAKTIN (Penuhi Program MP-ASI, Galakkan Anti Stunting) –Inovasi Mahasiswa Bidan FK UNAIR Menggalakan Kegiatan PROLAKTIN (Penuhi Program MP-ASI, Galakkan Anti Stunting) –

Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang harus segera terselesaikan. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak-anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO. Saat ini, Surabaya berada pada angka 4,8 persen. Sedangkan target nasional, penurunan stunting di tahun 2024 mencapai angka 14 persen. Untuk mengejar angka tersebut salah satu yang memiliki peranan penting adalah bidan. Dalam bentuk kepedulian serta kontribusi calon bidan, oleh karena itu pada tanggal 18 Februari 2023 himpunan mahasiswa kebidanan HIMAWARY Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) terjun langsung ke masyarakat melakukan bakti sosial dengan tema PROLAKTIN: Penuhi Program MP-ASI, Galakkan Anti Stunting.

Untuk menyukseskan acara bakti sosial PROLAKTIN, mahasiswa S1 Kebidanan angkatan 2021 yang tergabung dalam HIMAWARY sepakat menggandeng Kader Posyandu dan Puskesmas RW VII Pacar Kembang, serta Ikatan Lembaga Mahasiswa Kebidanan Indonesia Nasional (IKAMABINAS). Bakti sosial ini berisikan penyuluhan, demonstrasi MPASI, pembagian sembako dan obat-obatan, serta pemeriksaan kesehatan gratis untuk ibu hamil dan masyarakat RW VII Pacar Kembang. Pemeriksaan kesehatan tersebut meliputi tinggi badan, berat badan, IMT, tekanan darah, asam urat dan gula darah. Lebih dari 60 peserta yang meliputi ibu hamil, ibu menyusui dan kader Posyandu RW VII Pacar Kembang, Surabaya menghadiri penyuluhan dan demonstrasi MPASI. Sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan tersebut dihadiri oleh 90 peserta mulai dari ibu hamil, orang dewasa hingga lanjut usia baik perempuan maupun laki-laki. Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat serta dapat membantu menurunkan angka stunting khususnya di RW VII Pacar Kembang, Surabaya.

Penulis: Wahyul Anis dan Ari Tricahyanti

Puluhan Mahasiswa Meriahkan Program Student Outbound di The Institute of Molecular Biosciences, Mahidol University –Puluhan Mahasiswa Meriahkan Program Student Outbound di The Institute of Molecular Biosciences, Mahidol University –

Sebanyak 20 mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) bergabung dalam program Student Outbound yang berlangsung dari 26 Juni hingga 14 Juli 2023 di The Institute of Molecular Biosciences, Mahidol University. Program ini merupakan bagian dari upaya kerjasama student mobility antara dua perguruan tinggi, yang juga menjadi wadah potensial dalam mengangkat citra Universitas Airlangga dan Fakultas Kedokteran di kancah internasional.

“Inisiatif dari Office of International Affairs, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, dalam menyelenggarakan ‘Student Outbound Program‘ ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk memperkuat kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri. Selain itu, acara ini menjadi sarana yang potensial dalam memperkuat citra Universitas Airlangga, terutama Fakultas Kedokteran, di tingkat global,” ungkap Dr. Asra Al Fauzi, S.E., M.M., dr., Sp.B.S.(K), FICS, FACS, IFAANS, selaku Ketua OIA FK Unair.

Mengusung tema “Bridging Knowledge, Embracing Diversity,” program Student Outbound kali ini menjadi ajang bagi para mahasiswa FK untuk mengembangkan kemampuan lintas budaya dan menggali ilmu pengetahuan di lingkungan akademik yang berbeda. Dalam rentang waktu dua minggu, para peserta terlibat dalam beragam kegiatan edukatif dan kegiatan sosial yang menarik.

Kegiatan edukatif dalam hal ini adalah termasuk kuliah umum oleh para akademisi terkemuka dari The Institute of Molecular Biosciences. Selain itu, pengalaman untuk melakukan riset di laboratorium dengan pendekatan yang interaktif dan praktis juga memberikan wadah bagi para mahasiswa FK Unair untuk bertukar pandangan dan pengalaman dengan sesama mahasiswa dari Mahidol University.

Annette d’Arqom, dr., M.Sc., Ph.D., selaku penanggung jawab program Student Outbound, mengungkapkan, “Selain menghadirkan kesempatan berharga dalam pengembangan ilmu kedokteran, program ini juga fokus pada pengembangan soft skill mahasiswa. Kemampuan adaptasi, kerjasama, dan kepemimpinan yang dihasilkan dari pengalaman international mobility program ini akan menjadi bekal berharga bagi karier profesional mereka di masa depan.”

Tidak hanya terbatas pada aspek akademik, program Student Outbound ini juga memberikan pengalaman budaya yang berharga bagi para mahasiswa. Melalui kunjungan ke tempat bersejarah dan kegiatan sosial, para peserta dapat lebih memahami keberagaman budaya dan tradisi setempat.

“Selama mengikuti program ini, saya merasa lebih percaya diri dalam berinteraksi dan membangun relasi dengan orang dari berbagai negara dan latar belakang. Saya juga menyadari pentingnya nilai-nilai kerjasama dan toleransi dalam lingkungan global guna peningkatan pengetahuan kami di bidang kedokteran,” kata Putu Ayunika Saraswati, salah satu peserta yang antusias.

Kerjasama dalam program seperti ini membuka peluang bagi mahasiswa FK Unair untuk meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran yang sebelumnya telah didapatkan sekaligus memperluas jaringan mereka di kancah internasional. Universitas Airlangga berharap, ke depannya, semakin banyak program serupa yang dapat memberikan manfaat bagi perkembangan akademik dan soft skill mahasiswa dalam menghadapi persaingan global. (Reporter: Aulia Fatimah Azzahra, Fotografer: Shahzad Shoukat)

Dokter UNAIR TV Bersama dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur Bertekad untuk Mendukung Program Prioritas Kesehatan –Dokter UNAIR TV Bersama dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur Bertekad untuk Mendukung Program Prioritas Kesehatan –

Pada Jumat, 11 Agustus 2023, telah diadakan penandatanganan naskah Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Dokter UNAIR TV dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Kerjasama ini dilaksanakan menggalang kemitraan dalam rangka pelaksanaan program prioritas bidang kesehatan. Program ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Timur sehingga dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Hal ini diwujudkan melalui upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak dengan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Stunting, pencegahan penyakit TBC dan penyakit tidak menular.

Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Rapat Teater, Lantai 3 C, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya. Kegiatan ini dibuka oleh Dr. dr. Erwin, Sp.PD, K-PTI selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Pada kegiatan ini, pihak Dokter UNAIR TV diwakili oleh dr. Hanifa Erlin, Sp.OG, selaku Staf Khusus Dekanat FK UNAIR, Dr. Reny I’tishom, M.Si selaku Humas FK UNAIR dan tim Dokter UNAIR TV. Kerjasama ini dikoordinasikan oleh bagian Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Selain dengan Dokter UNAIR TV, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur juga turut menggandeng kerjasama dengan Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya serta mengundang beberapa mitra potensial lainnya.

Dalam sambutannya dr. Erwin menyatakan bahwa masih ada masalah-masalah kesehatan yang perlu diselesaikan di Jawa Timur. Upaya penyelesaian permasalahan kesehatan ini meliputi beberapa aspek, antara lain upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam upaya promotif dan preventif, Dinas Kesehatan perlu melibatkan berbagai mitra dan lintas sektor untuk menjangkau masyarakat sehingga masalah kesehatan bukan hanya menjadi tugas tenaga kesehatan tetapi juga turut mengajak peran serta dari masyarakat.

Melalui kegiatan ini diharapkan menjadi dasar komitment untuk meningkatkan peran dari mitra dan menindaklanjuti rencana program yang telah disusun. Dalam kesempatannya, Dr. I’tishom menambahkan bahwasanya Dokter UNAIR TV sangat mendukung dan berkomitment untuk menjalankan program penyebarluasan informasi kesehatan melalui platform media sosial yang ada. (Ovin Nada)

Clinical Clerkship Program in CHU de Caen, France –Clinical Clerkship Program in CHU de Caen, France –

In order to undergo the Kuliah Kerja Nyata (KKN) block, the Faculty of Medicine, Universitas Airlangga (FK UNAIR), gives its students the option to undergo this activity in the form of KKN Penyetaraan, a program that is offered for students to carry out student exchange activities abroad as a form of KKN.

This July, I joined the professional exchange program or often referred to as clinical clerkship offered by the Center for Indonesian Medical Student Activities (CIMSA) Universitas Airlangga for the class of 2020. This activity was held in Caen, France starting for the period  of July 3rd to the 28th,  and became an important activity in the framework of the implementation of clinical clerkship program hosted by The International Federation of Medical Students Associations (IFMSA) with the Association Nationale des Etudiants en Médecine de France (ANEMF).

The Professional Exchange Program is a full education program that offers internships to medical students abroad. Each year, around 13.000 students from more than 90 countries travel around the world to discover new health systems, new cultures, and promote global health and cross-cultural understanding.

Center Hospitalier Universitaire (CHU) de Caen, also known as Caen University Hospital, is a large public hospital located in Caen, Normandy, France. This hospital is one of the largest and leading medical facilities in the region and serves as both a teaching hospital and a general hospital. CHU de Caen offers patients a variety of medical services and specialty services. These services include emergency care, surgery, oncology, cardiology, neurology, pediatrics, obstetrics, psychiatry, and many other medical and surgical disciplines. As a university hospital, it is also involved in medical research and innovation. As a university hospital, CHU de Caen plays an important role in medical education and training. The hospital is affiliated with the University of Caen Normandy, and medical students, as well as resident doctors, receive practical training and hands-on experience in various hospital departments.

The first day of my internship at the hospital, I was placed in the Orthopedic Surgery and Traumatology department. The hospital itself is very big, but fortunately there were no language difficulties as the majority of the hospital staff could speak English. All doctors, residents and nurses are also very kind and friendly. Every day I was invited to participate in various activities at the hospital, from attending doctor’s consultations with patients to observing emergency surgeries.

Almost every day the orthopedic surgery department always holds a staff meeting which was attended by all department staff, from the head of the department, the junior doctor on duty, interns to senior chiefs. On this occasion, several doctors had their turn to present their cases to the head of the department and discuss them starting with the chief complaint of the patient, the diagnosis, to the management of therapy. This meeting  usually lasts around 30 minutes – 1 hour, depending on the number of doctors presenting that day. After finishing, then the doctors and other staff continue their activities on that day and usually after that I can join the doctor’s activities.

Furthermore, during my study in Caen I had learned a lot about the French healthcare system, with it being one of the most highly regarded healthcare system in the world. France runs a statutory health insurance (SHI) program that offers all inhabitants access to coverage. Employee and employer contributions, as well as a rising amount of specified taxes on a variety of income, are used to fund the system. The two main programs that offer SHI have the same coverage and benefit policies and are both focused on the agriculture industry. At the national level, funds are consolidated with the potential for program-to-program subsidies. A significant part is also played by voluntary, supplemental private health insurance (VHI). Nearly 95% of people have access to VHI, with 10.5% of people receiving means-tested subsidies and 8% of lower-income people receiving full subsidies. Around 83% of overall health spending is covered by SHI, with the remaining 17% coming from private insurance and out-of-pocket (OOP) expenses. France offers a wide range of benefits and has modest OOP costs. However, some products, such as dental and optical equipment, are not covered by SHI due to cost constraints. SHI pays for over 90% of hospital care expenses, but just 44% of ambulatory (outpatient) care expenses for non-pharmaceutical medical supplies.

I am very grateful for the opportunity given to join the SCOPE exchange program in CHU de Caen, France. I gained a lot of experience and knowledge while at CHU. Before joining this program, there were still many things I didn’t know about like hands-on clinical skills and knowledge. However, after joining this program, I got a lot of guidance and more knowledge that I will bring and apply when I become a young doctor. I also realized that through this program a lot of knowledge about different applications of the national health system in France and Indonesia and also about the various medical cultures that exist there. Also new understandings like intercultural learning and also exchanging culture, thoughts, and language with the other incomings or exchange students while I was there. After completing this program, I feel more motivated to learn and to be able to develop myself to become a better doctor and improve my teamwork skills for the future.

Sources:

  • Professional exchanges (scope) (2023) IFMSA. Available at: https://ifmsa.org/standing-committees/professional-exchanges/ (Accessed: 07 September 2023).
  • Chu Caen Normandie – centre hospitalier universitaire caen normandie (no date) CHU Caen Normandie – Centre Hospitalier Universitaire Caen Normandie. Available at: https://www.chu-caen.fr/ (Accessed: 07 September 2023).
  • France Health System Information (no date) World Health Organization. Available at: https://eurohealthobservatory.who.int/countries/france (Accessed: 07 September 2023).

By: Indriani Putri Paramitha

Lulus Dokter Dapat Gelar Master dari University of Manchester, FK UNAIR Tawarkan Program Intercalated Degree –Lulus Dokter Dapat Gelar Master dari University of Manchester, FK UNAIR Tawarkan Program Intercalated Degree –

FK UNAIR punya program baru yang memungkinkan dokter lulusan baru bisa menyandang gelar master dari University of Manchester, Inggris. Program ini dinamai dengan Intercalated Degree.

Intercalated degree merupakan program baru yang bisa diambil oleh Sarjana Kedokteran (S.Ked) untuk melanjutkan studi master di University of Manchester selama satu tahun.

“Jika S.Ked pada umumnya langsung mengambil putaran Dokter Muda (DM), untuk yang mengambil Intercalated degree ini mereka akan pending masa DMnya untuk menuntaskan studi master di Manchester selama satu tahun. Setelah lulus, baru akan meneruskan putaran DM,” terang Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG, Subsp.F.E.R, Jumat, 29 September lalu.

Untuk membahas pelaksanaaannya, pekan lalu rombongan dekan beserta wakilnya bertolak ke Inggris untuk berdiskusi dan melakukan perjanjian kerjasama (MoA) dengan dekan Fakultas Kedokteran University of Manchester, Prof Graham Lord.

Dekan menyebut, ini merupakan sesuatu yang baru dari FK UNAIR. Setelah sebelumnya FK UNAIR membuat program double degree dengan beberapa kampus luar negeri.

“Saya kira, mudah-mudahan ini juga pertama di Indonesia. Sepertinya yang lain juga banyak yang melirik program ini tapi yang jalan baru kita,” tambah dekan.

Melalui program Intercalated degree ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas lulusan dokter dari FK UNAIR. Program ini tentunya akan menguntungkan lulusan, apalagi program ini bekerjasama dengan universitas yang memiliki posisi cukup kuat.

Adapun nantinya, mahasiswa bisa memilih satu diantara sepuluh program master yang ditawarkan. Mahasiswa diharapkan menyelesaikan studi dalam kurun waktu satu tahun.

Karena padatnya masa studi, FK UNAIR pun memberikan persyaratan khusus bagi mahasiswa yang ingin mengambil program ini. Seperti Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang baik, kemampuan Bahasa inggris yang baik dibuktikan dengan hasil tes IELTS serta tentunya finansial.

Pendaftaran untuk program ini sudah dibuka tahun ini dan akan mulai berjalan di tahun depan. Saat ini FK UNAIR masih memberikan sosialisasi dan mendata mahasiswa yang berminat untuk mengikuti program.

“Di awal kami akan buka kuota antara 10-15 orang. Nantinya mereka akan menyebar ke 10 prodi master yang ada,” tambah Wakil Dekan 3, Dr. Sulistiawati, dr., Mkes.

Program intercalated degree ini terbuka bagi mahasiswa kelas internasional maupun kelas regular. (ISM)