Tag: pada

Pengmas BEM KM FK UNAIR, Bekali Warga dengan Pertolongan Pertama pada KegawatdaruratanPengmas BEM KM FK UNAIR, Bekali Warga dengan Pertolongan Pertama pada Kegawatdaruratan

Pertolongan Pertama pada Kegawatdaruratan atau yang biasa disingkat PPGD merupakan ilmu pertolongan pertama yang penting untuk dipelajari dan dimiliki oleh masyarakat awam, karena cedera bahkan kematian dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan dapat dialami oleh siapa saja. Keadaan gawat darurat dapat disebabkan oleh penyakit maupun kecelakaan dan bencana alam. Pada umumnya yang pertama kali menangani penderita gawat darurat di tempat kejadian adalah masyarakat, sehingga penting bagi masyarakat untuk mempelajari dan memiliki ilmu dari PPGD tersebut. Oleh karena itu, Pengmas BEM KM FK UNAIR merasa memiliki kewajiban untuk membantu mengedukasi masyarakat terkait PPGD dengan memberikan materi dan juga praktik pijat jantung (RJPO/CPR).

Pada hari Jum’at, 25 November 2022, Pengmas BEM FK UNAIR melakukan sosialisasi PPGD tersebut kepada masyarakat, tepatnya kepada ibu-ibu PKK, bapak-bapak Kepada Dusun, dan remaja karang taruna di desa Kuripansari, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, yang memang merupakan desa binaan dari Pengmas BEM FK Unair saat ini.

Kegiatan ini dibuka oleh Bapak Warijan selaku Kepala Desa Kuripansari dengan memberikan sambutan, harapan, dan doa. Selanjutnya, anggota Pengmas BEM FK Unair mulai memberikan materi. Penjelasan diawali dengan materi pembuka berupa teori PPGD tentang CPR (Cardiopulmonary resuscitation) atau RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak). Setelah itu, dilakukan demonstrasi praktik pertolongan RJPO. Penjelasan dilakukan oleh anggota Pengmas dengan mempraktikkan RJPO pada manekin. Kemudian, masyarakat yang hadir diberi kesempatan untuk mencoba melakukan RJPO pada manekin dengan tempo dan tekanan yang benar sesuai penjelasan dan contoh yang telah diberikan. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab. Masyarakat pun antusias bertanya dan para anggota Pengmas menjawab berbagai pertanyaan dari masyarakat.

Sosialisasi dan workshop tersebut merupakan salah satu cara Pengmas BEM FK Unair untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, mengingat bahwa pihak yang pertama kali merespons kecelakaan sering kali merupakan masyarakat awam. Dengan edukasi semacam ini, diharapkan respons pertama oleh warga tidak hanya cepat, tapi juga tepat.

Oleh: Nur Farhana Fatimah

Mengenali Hernia Pada Anak – Fakultas Kedokteran Universitas AirlanggaMengenali Hernia Pada Anak – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Tidak hanya pada orang dewasa, hernia juga bisa terjadi pada anak-anak. Gejala hernia pada pada anak-anak dengan dewasa sama. Kendati demikian, penyebabnya berbeda.

Dokter Spesialis Bedah Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) Fransiska Kusumawidagdo, dr., Sp.BA(K) menjelaskan, hernia merupakan penonjolan organ yang seharusnya tidak terjadi. Hernia pada anak sendiri banyak jenisnya, salah satunya adalah hernia inguinalis.

“Bahasa umum dari Hernia Inguinalis adalah turun berok. Ditandai dengan benjolan di lipatan paha atau di kantong zakar,” paparnya dalam tayangan Dokter UNAIR TV edisi Jumat, 6 Januari 2023.

Pada anak-anak, hernia disebabkan karena lubang jalan turunnya buah zakar ke kantong skrotum tidak bisa menutup sempurna. Resiko ini terjadi pada bayi yang lahir prematur atau berat badan lahir yang rendah. Ini karena pembentukan organnya tidak sempurna.

Karena tidak bisa menutup, maka organ usus atau cairan dari organ dalam bisa masuk ke kantong zakar. Inilah yang menyebabkan timbulnya benjolan.

Benjolan karena hernia ini bisa terkadang nampak maupun tidak. Biasanya benjolan akan terlihat pada saat anak-anak menangis atau mengedan. Dan kembali hilang saat anak rileks. Orang tua bisa mengecek ada tidaknya hernia pada saat memandikan anak dan anak menangis.

Jika sudah diketahui, sebaiknya orang tua segera membawa anak ke dokter spesialis bedah anak untuk ditangani. Semakin cepat dibawa ke dokter, semakin cepat pula penanganannya. Sebaliknya semakin lama dibiarkan, maka bisa menyebabkan komplikasi.

“Hernia pada bayi sebaiknya dioperasi sejak dini karena beresiko terjadi jepitan. Organ yang terjepit lama beresiko tidak vital atau tidak bisa hidup,” paparnya.

Hernia pada anak semakin parah jika muncul beberapa gejala seperti kembung, muntah, kesulitan Buang Air Besar(BAB) dan buang angin, serta keluhan lain yg disebabkan sumbatan usus. Jika sudah terjadi kondisi ini, Tindakan medis perlu dilakukan segera

Hernia pada anak ini bisa disembuhkan melalui operasi. Pada bayi yang lahir premature, sebaiknya operasi dilakukan sesaat setelah keluar dari NICU.

“Gejala hernia yang diabaikan dan terlambat ditangani bisa menyebabkan pendarahan. Jika ini terjadi, salah satu organ yang terjepit bisa jadi tidak bisa dipertahankan lagi. Semakin lama tertangani, resiko komplikasi juga semakin besar karenanya PR nya semakin berat. Menangani hernianya juga menangani komplikasinya,” tukasnya. (ISM)

FK UNAIR Berikan Santunan Pada Anak Yatim –FK UNAIR Berikan Santunan Pada Anak Yatim –

Menyemarakkan Bulan Ramadhan, Fakultas Kedokteran memberikan santunan kepada anak yatim, Sabtu, 1 April 2023 sore. Kegiatan dilakukan di gedung Graha Bik Iptekdok.

Santunan ini diikuti oleh 100 anak dari beberapa panti asuhan di Surabaya. Selain mendapatkan santunan, mereka juga diajak untuk bershalawat, menyimak pengajian dan salat magrib berjamaah dan buka bersama.

Kegiatan santunan ini dilaksanakan atas kerjasama antara FK UNAIR, organisasi keislaman Assalam dan UKMKI (Unit Kegiatan Mahasiswa Keislaman Indonesia) Surabaya dengan tema acara BREGMIN X SERUNI. Selain itu juga menggandeng Dharma Wanita FK UNAIR.

Dalam kesempatan yang sama, FK UNAIR juga mendatangkan dr. Gamal Albinsaid.M.Biomed untuk mengisi kajian keislaman.

dr. Gamal Albinsaid.M.Biomed saat mengisi kajian keislaman

Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG, Subsp. F.E.R menuturkan, lebih meriah dari tahun – tahun sebelumnya, di 2023 ini FK UNAIR menyiapkan beberapa kegiatan. Mulai dari Dokter Mengaji merupakan agenda mengaji yang diisi oleh departemen. Juga edukasi kesehatan seputar ramadhan melalui tayangan youtube DokterUNAIR TV, beberapa kegiatan sosial seperti santunan dan lain sebagainya.

“Harapan kami dengan kegiatan selama ramadhan ini meningkatkan ketaqwaan warga FK UNAIR dalam menyambut bulan ramadhan,” terangnya.

Setelah santunan dan buka bersama, kegiatan dilanjutkan dengan tarawih bersama yg diikuti civitas akademika FK UNAIR dari dosen, tenaga kependidikan, PPDS hingga mahasiswa. (ISM)

Para anak yatim yang datang ke acara kajian acara BREGMIN X SERUNI
Para anak yatim yang datang ke acara kajian acara BREGMIN X SERUNI

Katakan Tidak Pada Pernikahan Dini Bersama Mahasiswa Bidan FK UNAIR –Katakan Tidak Pada Pernikahan Dini Bersama Mahasiswa Bidan FK UNAIR –

SURABAYA – Pernikahan dini masih menjadi trend pada sebagian masyarakat di Indonesia sampai saat ini. Minimnya pengetahuan seseorang tentang bahaya pernikahan dini menyebabkan trend pernikahan dini ini terjadi. Pernikahaan usia dini atau lebih dikenal dengan “ Nikah muda “ adalah pernikahan yang dilakukan sebelum mempelai cukup umur. Fenomena ini semakin marak terjadi dikalangan masyarakat Indonesia. Angka pernikahan anak di Jawa Timur (Jatim) masih cukup tinggi. Berdasarkan Data BKKBN pada 2015, jumlah perempuan di bawah usia 16 tahun yang menikah atau hamil di Jawa Timur mencapai 5 ribu orang.Tercatat sepanjang tahun 2021 kemarin, terdapat 17.585 pengajuan dispensasi pernikahan anak yang diterima oleh Pengadilan Tinggi Agama Jatim. Sepanjang tahun 2022 tercatat 150 pengajuan pernikahan usia dini di Surabaya.

Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang terjadi sebelum calon pengantin cukup umur. Minimal usia menikah seorang calon pengantin baik pria maupun wanita adalah 19 tahun (Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2019). Sedangkan menurut BKKBN, pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) menurut BKKBN adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, yaitu usia minimal 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Batasan usia ini dianggap sudah siap menghadapi kehidupan keluarga yang dipandang dari sisi kesehatan dan perkembangan emosional (BKKBN, 2014). Remaja putra dan putri perlu mengetahui bahwa saat menikah, mereka akan menjalani fungsi keluarga yaitu fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan pemeliharaan kesehatan (KEMENKES RI, 2016; Herawati et al., 2020).

Berbagai faktor yang mendorong terjadinya pernikahan usia dini yaitu karena adanya faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor keluarga, faktor lingkungan, seks bebas pada remaja maupun kehamilan di luar nikah Akibatnya angka putus sekolah semakin tinggi sehingga remaja tersebut tidak bisa menggapai cita-citanya. Selain itu pernikahan dini juga meningkatkan resiko kematian ibu dan KDRT (BKKBN, 2018). Salah satu cara pencegahan dari trend pernikahan dini adalah meningkatkan pengetahuan remaja terkait dampak pernikahan dini bagi masa depannya, karena pengetahuan akan mempengaruhi sikap para remaja dalam memandang trend tersebut.

Pada hari Senin, 11 Maret 2023 Mahasiswa Profesi Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) memberikan penyuluhan mengenai pencegahan pernikahan dini pada remaja. Kegiatan ini dihadiri oleh sebagian besar remaja putra dan putri Rt. 09/ Rw.03 Kelurahan Sidotopo wetan. Ibu RT bersama kader dan para remaja RT 09/RW 03 mendukung program pernikahan usia dewasa. Kegiatan penyuluhan ini untuk memberikan pemahaman kepada remaja terkait pendewasaan usia pernikahan dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pernikahan dini yang dapat sebagai salah satu upaya pencegahan dan menekan tingginya angka pernikahan dini. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan yakni berupa sosialisasi, pembagian leaflet, penayangan video dan diskusi atau sharing session untuk menunjang peningkatan pengetahuan, sikap dan kesadaran diri remaja tentang konsep pendewasaan usia pernikahan dan dampak negatif penikahan usia dini sehingga diharapkan remaja putra dan putri memiliki kemampuan untuk melakukan kontrol diri terkait kesehatan reproduksinya dan dapat menjadi pemberi edukasi bagi teman sebayanya.

Katakan tidak pada pernikahan dini, lakukan PUASA (mata, telinga, mulut, hati dan pikiran) dan tanamkan “ Aku masih ingin “ sehingga memotivasi kita untuk menghindari pernikahan usia dini dan fokus pada hal-hal berguna lainnya seperti mengejar cita-cita. Pada akhir kegiatan remaja diminta untuk membuat komitmen diri atau ajakan agar tidak menikah dini dengan salah satu jargon yang telah dibuat bersama.
Disesi akhir kegiatan, dipimpin oleh ketua RW 3/RT 09 kelurahan Sidotopo Wetan bersama remaja putra putri, kita menyuarakan jargon, Siapa kita ? Remaja Sehat. Perniakahan dini, NO. Pernikahan usia dewasa, Yes. Video jargon dapat diakses pada feed Instagram kelompok 2 mahasiswa profesi bidan 2023 pada link https://www.instagram.com/reel/CqA_vmDhh1X/?igshid=MzRlODBiNWFlZA%3D%3D

Mahasiswa Bidan FK Unair Melakukan Upaya Preventif Anemia pada Remaja Melalui Pemberian Tablet Tambah Darah dan Penyuluhan –Mahasiswa Bidan FK Unair Melakukan Upaya Preventif Anemia pada Remaja Melalui Pemberian Tablet Tambah Darah dan Penyuluhan –

Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan buka bersama dan pembentukan kader posyandu remaja yaitu hari sabtu tanggal 25 Maret 2023 di Balai RW 02 Kelurahan Manukan Kulon. Pemberian Tablet Tambah Darah dilakukan di depan pintu masuk bersama dengan pemberian leaflet setelah mengisi daftar hadir. Kegiatan ini diikuti oleh 13 remaja putri dari RW 02 dengan diberikan 4 tablet tiap remaja. Dengan harapan meningkatkan konsumsi remaja selama 1 bulan dengan jangka 1 minggu 1 tablet dan dilanjutkan dengan program pemberian tablet oleh puskesmas di satu bulan setelah acara dan seterusnya.

Kegiatan ketika peserta telah memasuki ruangan pertemuan remaja meliputi menyaksikan bersama beberapa film pendek mengenai masalah-masalah kesehatan yang dapat merusak remaja. Selanjutnya para remaja diberikan penyuluhan, diskusi dan tanya jawab mengenai pentingnya Tablet Tambah Darah pada masa remaja

Penulis: Wahyul Anis dan Euvanggelia Dwilda Ferdinandus (Dosen Bidan FK Unair)

Sosialisasi TBC pada Anak Kepada Kader Surabaya Hebat Sebagai Langkah Awal Pemberdayaan Masyarakat –Sosialisasi TBC pada Anak Kepada Kader Surabaya Hebat Sebagai Langkah Awal Pemberdayaan Masyarakat –

Pada tanggal 30 Mei 2023 Wahyul Anis Dosen FK Unair bersama Tim Geliat Universitas Airlangga dan UNICEF melakukan kegiatan sosialisasi TBC anak kepada lebih dari 100 Kader Surabaya Hebat (KSH). Kegiatan dilakukan di Hotel Ibis City Center Surabaya dengan narasumber dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Geliat Universitas Airlangga. Sebagai Penanggung Jawab Kegiatan, Wahyul Anis menjelaskan tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan kapasitas KSH terkait TBC pada anak. Langkah selanjutnya setelah mengikuti sosialisasi adalah diharapkan KSH dapat memberikan edukasi dan deteksi dini TBC anak di wilayah sekitarnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan upaya pencegahan, temuan kasus dan investigasi kontak TBC pada anak. TBC masih menjadi masalah di Indonesia. Program eliminasi TBC pada tahun 2030 menjadi dasar pelaksanaan kegiatan. Kerjasama lintas program dan linstas sektor dibutuhkan untuk bahu membahu mempercepat eliminasi TBC di Indonesia.

Penulis: Wahyul Anis

Turut Berupaya Menurunkan Stigma Masyarakat pada Penderita HIV, FK UNAIR Berkolaborasi dengan Kader Kesehatan Kelurahan Kalisari dan KDS Suara Berdaya Surabaya (SBS)Turut Berupaya Menurunkan Stigma Masyarakat pada Penderita HIV, FK UNAIR Berkolaborasi dengan Kader Kesehatan Kelurahan Kalisari dan KDS Suara Berdaya Surabaya (SBS)

Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia meningkat di tahun 2023. Penularan kasus didominasi oleh ibu rumah tangga. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV mencapai 35%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya seperti suami pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man). Aktivitas ini telah menyumbang sekitar 30% penularan dari suami ke istri. Dampaknya, kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga bertambah sebesar 5.100 kasus setiap tahunnya.

Di Surabaya sendiri pada tahun 2022, penemuan kasus HIV di Kota Surabaya sebesar 663 kasus. Penyebab terjadinya penularan HIV antara lain adalah perilaku seks sesama jenis (homoseksual) sebesar 44%. Perilaku seks berbeda jenis (heteroseksual) sebanyak 53,8%, dan perilaku berbagi jarum suntik tidak steril pada pengguna narkoba suntik (penasun) sebanyak 2,11% dan kasus HIV ditemukan paling banyak pada laki – laki sebesar 80%. Sedangkan, rentang usia paling banyak penderita HIV adalah pada rentang usia 25-49 tahun.

Untuk itu, Prodi Kedokteran dan Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) berupaya untuk berkontribusi dalam penurunan stigma penderita HIV pada masyarakat Kelurahan Kalisari melalui kegiatan sosialisasi untuk lebih mengenal penyakit akibat HIV, dampak, bahaya, cara pencegahan serta komplikasi yang dapat terjadi. Prof. Anggraini Dwi Sensusiati, dr., Sp.Rad(K) dan Tri Pudy Asmarawati., dr., Sp.PD,K-PTI sebagai pembawa materi telah menyampaikan berbagai hal mengenai HIV dan penyakit yang mungkin terjadi akibat HIV pada sesi sosialisasi yang dihadiri oleh 44 Kader Kesehatan Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya

Kegiatan itu dilanjutkan dengan diadakanya lomba voli, balap karung, kempit balon yang berjalan secara meria dengan melibatkan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Suara Berdaya Surabaya dan warga Kelurahan Kalisari, kegiatan ini sebagai bentuk penghilangan stigma di masyarakat pada penderita HIV, dan menunjukkan bahwa penderita HIV tidak perlu di beri perlakuan berbeda di masyarakat, mereka bukan orang yang harus dihindari dan dikucilkan, namun harus diayomi dan dibantu untuk mendapatkan pengobatan yang baik.

Penulis : Anggrek

Departemen Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya Ajak Santri Lebih Mengenal Tentang Pubertas pada Remaja –Departemen Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya Ajak Santri Lebih Mengenal Tentang Pubertas pada Remaja –

Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa, meliputi perubahan fisik, mental, dan kematangan organ seksual. Masa pubertas adalah fase yang krusial dan kompleks, yang berlangsung dalam beberapa tahapan dan dipengaruhi oleh sejumlah neuroendokrin. Pubertas pada remaja perempuan biasanya terjadi pada usia 8-13 tahun, sedangkan pada laki-laki pada usia 9-14 tahun. Banyak orang menganggap pubertas pada perempuan ditandai dengan menstruasi, dan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Namun sebenarnya, pubertas sudah terjadi sebelum itu, yaitu ditandai dengan pertumbuhan payudara pada anak perempuan dan pertumbuhan testis pada anak laki-laki. Anak dan orang tua perlu memahami dengan baik tahapan dan fase pubertas anak, sehingga mampu mendeteksi masalah yang terjadi pada fase pubertas.

Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Endokrinologi RSUD Dr Soetomo – FK Unair menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Pondok Pesantren Alif Laam Miim Surabaya pada Minggu, 14 Mei 2023. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berupa pemaparan materi mengenai pubertas pada remaja, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui dan permasalahan yang dihadapi. Pemaparan materi disampaikan oleh dr. Yuni Hisbiyah, Sp.A, MMRS dan dr. Rayi Kurnia Perrwitasari, Sp.A, M.Ked.Klin secara terpisah untuk santri perempuan dan laki-laki. Pengetahuan peserta dievaluasi melalui pretest dan posttest yang dikerjakan sebelum dan sesudah pemaparan materi. Selain itu, juga dilakukan medical checkup gratis untuk para santri meliputi pemeriksaan antropometri (tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, dan lingkar lengan atas). Para santri juga diminta untuk melakukan pemeriksaan fisik mandiri mengenai tanda pertumbuhan seks sekunder dengan mengisi kuisioner yang sudah disediakan.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para santri dan guru dapat lebih memahami terkait pubertas pada remaja. Pemahaman yang baik akan pubertas pada remaja dapat membantu siswa dalam mempersiapkan seluruh  perubahan baik fisik maupun psikis selama pubertas. Peran para guru sebagai pengganti orang tua selama di pondok pesantren juga diharapkan dapat mendampingi siswa dalam menjalani masa pubertas.

Penulis: Katherine Fedoran dan Qorri ‘Aina

Hepatologi Anak FK UNAIR – RSUD Dr. Soetomo Ciptakan Kartu Warna Tinja Sebagai Alat Skrining Atresia Bilier pada Bayi –Hepatologi Anak FK UNAIR – RSUD Dr. Soetomo Ciptakan Kartu Warna Tinja Sebagai Alat Skrining Atresia Bilier pada Bayi –

Tim Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo – FK UNAIR, Surabaya yang terdiri dari Dr. dr. Bagus Setyoboedi, SpA(K), dr. Sjamsul Arief, MARS, SpA(K), dan dr. Rendi Aji Prihaningtyas, M.Ked.Klin, SpA membuat kartu warna tinja “lokal” untuk membantu mengidentifikasi warna tinja pada bayi kuning yang dapat menjadi awal tanda atresia bilier. Kartu warna tinja telah lama dikenal dan pertama kali diterbitkan di Taiwan lalu menyebar ke negara lain dengan bentuk yang berbeda-beda. Kartu warna tinja merupakan alat skrining yang efektif dalam mendeteksi atresia bilier, mudah dilakukan, tidak membutuhkan fasilitas tertentu, dan murah. Namun demikian, informasi “pentingnya mewaspadai bayi dengan prolonged jaundice (kuning lebih dari usia 2 minggu) dan evaluasi warna tinja pada bayi kuning” belum menyebar secara merata di Indonesia, baik pada tenaga kesehatan sehingga kasus keterlambatan berobat dan rujukan pada pasien atresia bilier masih cukup tinggi.

Kartu Warna Tinja yang dibuat oleh Tim Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo – FK UNAIR, Surabaya

Kartu warna tinja “lokal” yang diciptakan oleh tim dari RSUD Dr. Soetomo – FK UNAIR ini membagi warna tinja menjadi 3 kelompok, yaitu normal, waspada, dan tidak normal. Kategori “waspada” ditambahkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bayi kuning agar gejala/tanda atresia bilier dapat lebih dini ditemukan dan segera dilakukan rujukan ke fasilitas tersier. Jika didapatkan bayi kuning lebih dari usia 2 minggu (prolonged jaundice) atau bayi kuning disertai warna tinja yang semakin memudar (pada kategori warna tinja waspada dan tidak normal) maka evaluasi kadar bilirubin direk dan total sangat direkomendasikan untuk memastikan ada tidaknya kolestasis (peningkatan bilirubin direk) yang bisa menjadi tanda atresia bilier.

Kartu warna tinja “lokal” ini didapatkan dari pengalaman klinis selama menangani pasien dengan atresia bilier dan sudah disosialisasikan pada tenaga kesehatan, seperti dokter, bidan, dan perawat di fasilitas kesehatan primer (Puskesmas) dan masyarakat umum di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jombang, Magetan, Yogyakarta, dan harapannya dapat meluas ke seluruh Indonesia. Deteksi Dini Atresia Bilier pada Bayi, Menuju Indonesia Bebas Atresia Bilier!

Nama penulis : Rendi Aji Prihaningtyas

Tim FK Unair Sukses Meraih Juara 1 & 2 pada Olimpiade Fisiologi Nasional Mahasiswa – Indonesian Medical Physiologi Olympiad (IMPhO) 2023 –Tim FK Unair Sukses Meraih Juara 1 & 2 pada Olimpiade Fisiologi Nasional Mahasiswa – Indonesian Medical Physiologi Olympiad (IMPhO) 2023 –

Olimpiade Mahasiswa Kedokteran di Bidang Ilmu Faal atau Indonesian Medical Physiology Olympiad pertama kali dilaksanakan pada tahun 2017, dan tahun 2023 merupakan IMPhO yang ke 6. Pada IMPhO 2023 ini diikuti oleh 56 tim yang berasal dari berbagai Fakultas Kedokteran se Indonesia, disertai 9 orang dosen pendamping. Acara diselenggarakan selama 2 hari yaitu 14 dan 15 Oktober 2023. Rangkaian kegiatan pada hari pertama yaitu babak penyisihan, seminar ilmiah oleh Professor Cheng Hwee Ming, ahli fisiologi dari University of Malaya, city tour pada sore hari, serta gala dinner pada malam hari. Hari kedua adalah puncak kegiatan yaitu adanya babak perempat final, semifinal, final, serta acara penghargaan-penghargaan.

Badan Eksekutif Mahasiswa FK Unair dan Departemen Ilmu Fisiologi dan Biokimia Kedokteran menjadi Steering Committee pada IMPhO 2023 ini. Agde Muzaky, ketua acara IMPhO 2023 menyampaikan bahwa secara keseluruhan, acara berjalan lancar. Demikian juga yang disampaikan dr. Eka Arum sebagai dosen pembimbing pada acara ini.  Juri yang berpartisipasi pada IMPhO 2023 adalah dr. Nelson dari FK Atmajaya, dr. Ermin dari UIN Malang, dan dr. Made dari FK UWKS.

Pada IMPhO 2023 ini babak perempat final diikuti oleh 20 tim kemudian 8 tim dengan skor tertinggi maju ke babak semifinal. Babak semifinal menyisihkan 5 tim yang kemudian melaju ke babak grand final. Dan yang menjadi pemenang pada IMPhO 2023 adalah FK Universitas Airlangga – tim 1 (juara 1); FK Universitas Airlangga – tim 2 (juara 2) dengan dosen Pembina dr Raden Argarini. Sedangkan juara 3 diraih oleh FK Universitas Diponegoro – tim 2. Dekan FK Unair Prof Dr Budi Santoso Sp.OG (K) menyerahkan trophy dan hadiah untuk seluruh pemenang di Aula FK Unair dan menyampaikan kepada hadirin bahwa olimpiade seperti ini perlu diselenggarakan secara rutin untuk meningkatkan kemampuan akademis dan prestasi mahasiswa kedokteran.

Penulis: Eka Arum CP