Tag: Nakes

Pemerataan Spesialis Ke Daerah, Dekan Berharap Keselamatan Nakes Lebih Diperhatikan –Pemerataan Spesialis Ke Daerah, Dekan Berharap Keselamatan Nakes Lebih Diperhatikan –

Pemerataan dokter spesialis bukan hanya menyoal bagaimana dokter mau mengabdi. Lebih dari itu, bagaimana negara yang mendorong distribusi ini hadir secara nyata. Terutama dalam menjamin keselamatan para tenaga kesehatan saat mengabdi di daerah apalagi untuk daerah yang rawan.

“Mereka (tenaga kesehatan) tidak akan tenang melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kalau jiwanya terancam,” ujar Dekan FK UNAIR Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.0G, Subsp. F.E.R.

Dekan berharap, insiden yang telah merenggut nyawa Mawartih Susanti, dr., Sp.P di Nabire, Papua tidak terulang lagi. Harapannya, Pemerintah Kota (Pemkot), Pemerintah Provinsi (Pemprov), TNI dan kepolisian berkoordinasi untuk menjamin keselamatan para nakes yang bertugas ke daerah.

“Siapa akhirnya (nakes) yang mau ke daerah, sudah terpencil, akses pendidikan anak sangat minim, apalagi ketambahan keamananannya terancam, ya tidak akan berminat,” terangnya ditemui usai melantik 104 dokter spesialis baru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), Selasa, 21 Maret 2023.

Selain keselamatan, dalam mensukseskan upaya distribusi dokter spesialis, dekan berharap pemerintah juga menaruh perhatian kepada kesejahteraan nakes. Termasuk diantaranya kejelasan status kepegawaian juga akses pendidikan anak sejawat dokter yang berdinas ke daerah. Paling tidak jika ketiga hal ini terjamin, bisa mendorong motivasi nakes untuk ke daerah.
Ini memerlukan andil tidak hanya dari sektor kesehatan dalam hal ini kementerian kesehatan. Tapi juga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Fakultas kedokteran yang memproduksi dokter spesialis. Juga pemerintah provisini maupun kota untuk bersama-sama mengurai persoalan ini.

“Mari kita bersama-sama memikirkan bagaimana negara hadir untuk mensejahterakan dan menyehatkan masyarakat. Tentu semua intansi harus bekerjasama semuanya,” tambah dekan yang akrab disapa Prof Bus.

Pengabdian dokter ke daerah melalui sejarah yang Panjang. Di tahun 80 hingga 90 an, dokter begitu lulus langsung diangkat pegawai negeri dan ditetapkan di daerah terluar selama 3 tahun. Lama kelamaan negara tidak mampu menanggung biaya sehingga aturan ini diganti dengan dokter sukarela atau PTT.

Bagi Budi, wajib kerja beberapa tahun ke daerah bagi lulusan dokter merupakan program yang sangat bagus sehingga pelayanan kesehatan di daerah bisa terjamin. Tinggal yang menjadi tugas bersama adalah bagaimana ini dimunculkan kembali dan bagaimana pemerintah meregulasi sistem yang ada.

“Termasuk pembiayaan untuk menghadirkan mereka meskipun tidak diangkat sebagai pegawai negeri. Kemudian kesejahteraan mereka dan pendidikan anak nakes yang dibawa berdinas ke daerah dan lain-lain,” tambahnya.

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga sendiri terus mendorong lulusan spesialisnya mau mengabdi ke daerah. Sehingga membantu mengurai permasalahan distribusi dokter spesialis di Indonesia.

Dekan juga mengucapkan belasungkawa atas gugurnya Dokter Mawar. Dokter Mawartih merupakan alumnus Prodi Paru-paru FK UNAIR yang lulus pendidikan pada tahun 18 Januari 2018.

“Kita berduka atas berpulangnya Almarhum,’ tukas dekan. (ISM)

Penderita Kanker Serviks di Indonesia Bertambah 58 Orang Perhari, Departemen PA FK UNAIR Beri Penyuluhan Pap Smear untuk Nakes di Bangkalan –Penderita Kanker Serviks di Indonesia Bertambah 58 Orang Perhari, Departemen PA FK UNAIR Beri Penyuluhan Pap Smear untuk Nakes di Bangkalan –

Dua hingga tiga wanita Indonesia terdeteksi kanker serviks setiam jamnya. Artinya dalam sehari ada 58 kasus baru. Dan 20.928 setiap tahunnya.

Di negara maju, 75 persen penderitanya ditemukan pada stadium awal. Sebaliknya, di negara berkembang seperti Indonesia, 75 persen penderita ditemukan dalam stadium akhir.

Ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana diagnosa penyakit ini bisa ditegakkan lebih awal. Dengan demikian tingkat keparahan dan resiko kematian bisa dicegah.

Saat ini diagnosa yang paling akurat untuk mendeteksi kanker serviks adalah dengan Pap Smear Karenanya Departemen Patologi Anatomik (PA) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) memberikan penyuluhan Pap Smear kepada Tenaga Kesehatan (Nakes) di RSIA Hikmah Sawi, Bangkalan, Rabu, 19 Juli 2023.

Pelatihan yang diselenggarakan secara online melalui zoom meeting ini merupakan bagian dari rangkaian program pengabdian masyarakat Departemen PA tahun 2023.

Wakil Ketua Departemen PA, dr. Alphania Rahniayu, Sp.P.A., Subsp.D.H.B (K) mengungkapkan, penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai Pap Smear bagi Nakes di RSIA Hikmah Sawi, Bangkalan.

Wakil Ketua Departemen PA, dr. Alphania Rahniayu, Sp.P.A., Subsp.D.H.B (K) saat memberi sambutan di awal acara seminar

“Kami yakin para nakes yang hadir di sini sudah menguasai tata laksana Pap Smear. Kami berikan penyuluhan ini untuk merefresh pengetahuan. Sehingga siap jika sewaktu-waktu diharapkan untuk melakukan Pap Smear,” ujarnya dalam sambutan.

Seminar ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama merupakan materi mengenai kanker serviks yang dibawakan langsung oleh dr. Alphania Rahniayu, Sp.P.A., Subsp.D.H.B (K). Kemudian materi kedua mengenai tata laksana Pap Smear yang dibawakan oleh Dr. Etty Hary Kusumastuti, Sp.P.A., Subsp.S.P.(K), FIAC.

Rangkaian kegiatan ini akan dilanjutkan dengan Pap Smear gratis untuk masyarakat di Bangkalan yang akan diselenggarakan pada tanggal 22 Juli mendatang.

Kegiatan Pengmas ini menggandeng Persatuan Dokter Spesialis Patologi Anatomik (PDSPA) cabang Surabaya. (ISM)