Pameran Benda Bersejarah Kedokteran dan Rencana Pengembangan Museum KedokteranPameran Benda Bersejarah Kedokteran dan Rencana Pengembangan Museum Kedokteran
Selain lomba lari, di hari Sabtu juga digelar pameran seni dan benda-benda memorable khas fakultas kedokteran yang bertempat di Ruang Sidang A.
Benda yang dipamerkan seperti stetoskop, mikroskop dan perlengkapan lab lainnya.
“Benda-benda ini merupakan milik alumni dokter yang ada beberapa beliaunya sudah wafat dan disumbangkan ke kami untuk dipamerkan,” tambah dekan.
Benda-benda ini memiliki nilai sejarah karena tipe yang digunakan jauh berbeda dengan alat yang digunakan untuk saat ini.

Sebelum pameran sendiri, dekan menerima 2 boks benda peninggalan dari almarhum Prof Indropo Agustini yang merupakan salah satu perintis musium pendidikan dokter.
Dekan berharap, dengan dipamerkannya benda-benda kedokteran zaman dahulu, para peserta terutama mahasiswa yang melihat pameran bisa membandingkan kecanggihan peralatan zaman sekarang dibandingkan dengan dahulu. Harapannya ini bisa jadi motivasi bahwa dokter zaman dulu dilahirkan dengan perlengkapan seadanya namun bisa menjadi dokter-dokter hebat.
Setelah dipamerkan, benda-benda bersejarah ini nantinya akan dimuseumkan di Museum Pendidikan Dokter milik FK UNAIR.
“Kita juga akan belajar ke center-center lain untuk mengetahui bagaimana pengelolaan museum yang lebih profesional,” tambah dekan.
Ke depan, dekan menginginkan museum yang dimiliki FK UNAIR ini tidak hanya menampilkan benda fisik saja, namun juga berbasis digital yang bisa menampilkan tayangan-tayangan yang berkaitan dengan sejarah kedokteran di Surabaya. Juga pengembangan teknologi yang mengikutinya. (ISM)