Tag: Melalui

Tingkatkan Kemandirian Ekonomi Sahabat Disabilitas Teman Tuli Melalui Pelatihan KewirausahaanTingkatkan Kemandirian Ekonomi Sahabat Disabilitas Teman Tuli Melalui Pelatihan Kewirausahaan

Sebagai upaya meningkatkan kemandirian ekonomi bagi sahabat disabilitas, tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) berkolaborasi dengan PUPA Learning Center di Jakarta Utara, dan komunitas Teman Tuli yang tergabung dalam Iqro Deaf Community (IDC) dan Rumah Qur’an Isyarah (RQI) di Bandung mengadakan pelatihan yang bertajuk “Pelatihan dan Pendampingan Kewirausahaan Untuk Kemandirian Ekonomi Sahabat Disabilitas”. IDC merupakan komunitas Teman Tuli yang bergerak dibidang pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia Tuli yang cerdas, berakhlak, dan berilmu. “Penyandang disabilitas memiliki kedudukan dan hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Meski terdapat kewajiban bagi instansi pemerintah maupun swasta untuk mempekerjakan penyandang disabilitas. Namun nyatanya, masih banyak penyandang disabilitas yang belum bekerja. Keterampilan yang dimiliki oleh penyandang disabilitas menjadi hal yang mendasar untuk mencapai kemandirian ekonomi. Dengan adanya pelatihan kewirausahaan ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi bagi penyandang disabilitas”, ungkap dr. Dewi Ratna Sari, M.Si, ketua kegiatan ini.

Program ini terdiri dari 2 (dua) tahapan yaitu tahap pelatihan dan tahap pendampingan yang dilaksanakan secara hybrid, dengan dibantu oleh Juru Bicara Isyarat yang telah tersertifikasi. Pada tahap pelatihan, para peserta dibekali 6 materi, tidak hanya pengetahuan mengenai kewirausahaan tetapi juga mengenai sisi kesehatan yang dapat mendukung kewirausahaan. Sedangkan tahap pendampingan dilakukan pada peserta terpilih yang telah menyusun proposal bisnis, dan didampingi selama 1 bulan untuk merealisasikan bisnisnya. “Alhamdulillah rangkaian panjang kegiatan ini dapat berjalan sesuai rencana, berkat tim yang solid, terutama Tim Utama dari FK UNAIR, yaitu Dr. dr. Maftuchah Rochmanti, M.Kes dan dr. Rimbun, M.Si”, papar Dewi.

Salah satu materi kesehatan adalah pentingnya olahraga bagi pebisnis oleh Prof. Dr. dr. Bambang Purwanto, M. Kes, seorang pakar kedokteran olahraga dari FK UNAIR. Prof Bambang menuturkan bahwa olahraga dapat meningkatkan kesehatan bisnis, kutipnya dari seorang Founder dan CEO VitFit, Elizabeth Robinson. “Semua pebisnis sukses selalu memulai harinya dengan bangun pagi dan berolahraga, termasuk pebisnis yang menyandang disabilitas. Selain mendapatkan kesehatan dan kebugaran, olahraga secara berkelompok juga dapat memperbanyak relasi, mengurangi stress, serta dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan mengendalikan diri. Tidak perlu ada kompetisi atau taruhan dalam berolahraga. Lakukan olahraga secara rutin, bervariasi, dan dengan senang hati.”, pesan Prof. Bambang. Beliau juga menambahkan, olahraga harus diimbangi dengan tidur dan istirahat yang cukup.

Selain itu, peserta juga mendapatkan pengetahuan mengenai cara pengelolaan stress bagi seorang wirausaha dengan narasumber dr. Azimatul Karimah, Sp.KJ (K). Dokter yang akrab disapa Dokter Uci ini menjelaskan bahwa stress dibutuhkan dalam kehidupan seseorang pada kadar yang tepat dan tidak berlebihan agar menghasilkan performa yang optimum. Sebaliknya, seseorang yang mendapatkan tingkat stress yang terlalu rendah, atau bahkan berlebihan dan terus menerus akan berdampak pada performa rendah. “Banyak sekali hal yang dapat membuat kita stress, terutama di situasi pandemi seperti sekarang ini. Sebagai pebisnis, kita harus tetap dapat berpikir jernih, cerna informasi yang akurat, lakukan relaksasi atau hal-hal yang membuat hati kita tenang dan rileks, dekatkan diri dan tingkatkan komunikasi hati ke hati dengan keluarga atau orang terdekat, tingkatkan spiritualitas, gunakan media sosial dengan bijak, tetapkanlah target yang realistis, dan fokuslah pada problem solving”, pesannya. Beliau juga mengajarkan cara menuliskan target yang realistis dalam konteks pebisnis.

Materi pelatihan kewirausahaan yang diberikan oleh Aidil Muchammad, SE, ME, CPSC dari PUPA Learning Center, juga tak kalah menariknya. Agar paham mengenai konsep kewirausahaan, peserta Teman Tuli diberikan materi mengenai kewirausahaan dasar dan kewirausahaan sosial. “Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu menjadi peluang dan mengkonversi peluang menjadi nilai jual. Wirausaha tidak sama dengan pedagang. Business Owner juga tidak sama dengan Self Employed. Seorang pebisnis juga ada yang berorientasi pada sosial, tidak sekedar profit dalam hal keuangan, namun goal yang utama adalah terwujudnya perbaikan lingkungan sosial”, papar beliau dengan ditambahi penjelasan yang lebih detail.

Materi selanjutnya dari Bapak Aidil adalah mengenai bagaimana menerapkan komunikasi bisnis yang baik. Seorang pebisnis harus mahir menjual, atau mengkomunikasikan produk nya, baik kepada customer, relasi, maupun investor. Bentuk komunikasi sangat banyak, bisa verbal atau non-verbal, baik secara langsung maupun virtual. “Jadi kondisi disabilitas yang dimiliki oleh Teman Tuli bukanlah suatu hambatan yang tidak bisa dicarikan solusinya. Teman Tuli juga bisa menerapkan prinsip komunikasi dengan cara yang lebih kreatif dan bervariasi melalui digital marketing”, tutur beliau menyemangati sahabat disabilitas.

Prinsip bisnis yang juga sangat penting adalah terus berinovasi. Bapak Aidil menyampaikan, inovasi lah yang akan membuat bisnis terus bertumbuh di era dunia tanpa batas ini. “Inovasi bisnis dapat dikembangkan pada aspek produk, proses, dan model bisnisnya”, papar beliau. Beliau banyak sekali mencontohkan inovasi-inovasi yang telah dilakukan oleh bisnis-bisnis terdahulu, yang membuat mereka terus bertahan dan bahkan bertumbuh menyesuaikan perkembangan zaman. Sehingga membuka mata dan pikiran para peserta sahabat disabilitas untuk dapat menemukan inovasi bisnis versi mereka masing-masing. “Ide untuk berinovasi memerlukan critical thinking dan thinking outside the box. Berpikirkah terbuka, visioner, dan temukanlah keunikan pada bisnis kalian masing-masing”, pesan beliau.

Terakhir, untuk melengkapi tahap pelatihan, Bapak Aidil memberikan pelatihan mengenai penyusunan proposal rencana bisnis, dan meminta semua peserta untuk menyusun proposal bisnis, baik untuk bisnis baru maupun bisnis yang sudah berjalan. Di dalam proposal bisnis, harus terdapat visi, misi, mimpi, gambaran usaha, dan rencana anggaran. Termasuk nama dan logo produk, tim manajemen, deskripsi produk, strategi pemasaran, dan analisis persaingan. Proposal bisnis tersebut dipresentasikan satu per satu oleh 9 orang peserta, dan dinilai oleh dewan juri, yaitu Bapak Aidil dan Ibu Noorlaily F, SE., MBA yang merupakan dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR. Model bisnis yang dipresentasikan oleh para peserta sangat bervariasi. Juri dan tim dari FK UNAIR cukup puas, melihat bahwa para peserta dapat memahami dan menerapkan materi-materi yang sudah didapatkan pada tahap pelatihan. Dua proposal yang terpilih, mendapatkan bantuan dana bisnis dan masuk ke dalam sesi pendampingan bisnis yang berlangsung selama 2 bulan. Kedua proposal tersebut adalah Joan Nurhalim dengan judul bisnis “Susu Kedelai dan Susu Murni” dan Nurul Afifah dengan judul bisnis “Mengkomik”.

Para peserta Teman Tuli mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat, dan belum pernah ada pelatihan seperti ini untuk mereka. Bapak Al Islamabad, atau biasa dipanggil Kang Dadi, yang merupakan Ketua dari Iqro’ Deaf Community menyatakan rasa terima kasihnya, “kami dari Teman Tuli membutuhkan untuk diarahkan, bagaimana caranya bisa berusaha secara mandiri diri agar taraf hidup dapat setara dengan Teman Dengar. Semoga dengan adanya kegiatan ini, Teman Tuli dapat mengambil ilmu yang banyak, tidak semata-mata karena kompetisi, tetapi ilmu yang didapat harus diteruskan dan diterapkan.”

Mahasiswa Bidan FK Unair Melakukan Upaya Preventif Anemia pada Remaja Melalui Pemberian Tablet Tambah Darah dan Penyuluhan –Mahasiswa Bidan FK Unair Melakukan Upaya Preventif Anemia pada Remaja Melalui Pemberian Tablet Tambah Darah dan Penyuluhan –

Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan buka bersama dan pembentukan kader posyandu remaja yaitu hari sabtu tanggal 25 Maret 2023 di Balai RW 02 Kelurahan Manukan Kulon. Pemberian Tablet Tambah Darah dilakukan di depan pintu masuk bersama dengan pemberian leaflet setelah mengisi daftar hadir. Kegiatan ini diikuti oleh 13 remaja putri dari RW 02 dengan diberikan 4 tablet tiap remaja. Dengan harapan meningkatkan konsumsi remaja selama 1 bulan dengan jangka 1 minggu 1 tablet dan dilanjutkan dengan program pemberian tablet oleh puskesmas di satu bulan setelah acara dan seterusnya.

Kegiatan ketika peserta telah memasuki ruangan pertemuan remaja meliputi menyaksikan bersama beberapa film pendek mengenai masalah-masalah kesehatan yang dapat merusak remaja. Selanjutnya para remaja diberikan penyuluhan, diskusi dan tanya jawab mengenai pentingnya Tablet Tambah Darah pada masa remaja

Penulis: Wahyul Anis dan Euvanggelia Dwilda Ferdinandus (Dosen Bidan FK Unair)

Dosen dan Mahasiswa Bidan FK UNAIR Melaksanakan Upaya Pencegahan Stunting Melalui Penyuluhan –Dosen dan Mahasiswa Bidan FK UNAIR Melaksanakan Upaya Pencegahan Stunting Melalui Penyuluhan –

SURABAYA – Permasalahan anak balita pendek (stunting) menjadi masalah kesehatan masyarakat yang global. Stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting atau anak pendek dan anemia defisiensi besi merupakan masalah utama pada balita di Indonesia. Oleh karena itu, penyuluhan mengenai stunting menjadi salah satu prioritas kegiatan promosi kesehatan di masyarakat. Hasil pengkajian di wilayah binaan, RT 5 RW 1 Kelurahan Putat Gede, tidak ditemukan adanya kasus stunting. Namun, penyuluhan mengenai stunting tetap dilaksanakan karena merupakan program yang sedang digalakkan untuk mencapai target prevalensi stunting turun menjadi 14% di tahun 2024.

Dosen profesi bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), Ratna Dwi Jayanti, S.Keb, M.Keb, Bd. Sebagai pemateri penyuluhan stunting mengatakan “Stunting adalah gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kurangnya pemenuhan gizi pada 1000 hari Pertama Kehidupan (HPK)” Ujarnya dalam pertemuan di Balai RT.05 RW.1 Putat Gede Surabaya, Selasa, 21 Maret 2023.

Kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala. Para peserta yang terdiri dari ibu ibu PKK dan Kader Surabaya Hebat (KSH) terlihat antusias dan aktif mengikuti sesi diskusi serta tanya jawab. “Adanya penyuluhan mengenai stunting, kami sebagai kader mendapat gambaran apa saja faktor faktor yang menyebabkan stunting. Sehingga, kami dapat melakukan pendampingan keluarga secara optimal terutama pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan bayi” ujar Bu Partini, TPK RT. 05 RW.01 Putat Gede. Para peserta diharapkan bisa berbagi informasi dan sharing mengenai stunting kepada anak atau saudaranya perempuannya yang ingin merencanakan kehamilan atau sedang hamil. Dengan bertambahnya pengetahuan stunting, diharapkan para peserta bisa lebih peduli dan saling mengingatkan mengenai pentingnya mencegah stunting.

Penulis: Wahyul Anis,S.Keb.,Bd., M.Kes. dan Ratna Dwi Jayanti S.Keb.,Bd.,M.Keb.

Dosen dan Mahasiswa Bidan FK UNAIR Memberdayakan Remaja Putat Gede Melalui Posyandu Remaja –Dosen dan Mahasiswa Bidan FK UNAIR Memberdayakan Remaja Putat Gede Melalui Posyandu Remaja –

SURABAYA – Untuk menjaga kesehatan remaja, mahasiswa Profesi Kebidanan FK UNAIR menginisiasi terbentuknya Posyandu remaja di RT 05 RW 01 Putat Gede. Inisiasi terbentuknya Posyandu remaja ini dilatarbelakangi oleh adanya temuan ibu hamil dan ibu nifas yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Salah satu penyebabnya yaitu tidak ada pemeriksaan dan pemantauan kesehatan berkala pada remaja, khususnya remaja putri.

Sebelum penyuluhan dimulai, dilakukan pemeriksaan pada peserta meliputi pemeriksaan tekanan darah, tinggi badan, berat badan, kadar gula darah dan kadar hemoglobin pada remaja.

Pembukaan posyandu remaja secara simbolis dilakukan oleh Budi Setya Wardhani, S.ST selaku bidan kordinator Puskesmas Tanjungsari, dibantu oleh Lana Zuhara, S.Kep.Ners selaku Penangung jawab posyandu remaja, Rabu (21/3/2023).

Pada kesempatan ini, mahasiswa memaparkan materi terkait kesehatan remaja. Materi yang disampaikan terkait dengan pendewasaan usia perkawinan. “Usia ideal untuk menikah yaitu minimal 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki”. Hal ini dilakukan Bukan Tanpa Alasan karena pada umur tersebut pria dan wanita memiliki kematangan organ reproduksi dan psikologi yang baik dan kemampuan finansial untuk menuju ke jenjang yang berikutnya. Fadiah Maharani,S.Keb sebagai pemateri menyampaikan “sehat secara sosial fisik dan mental berkaitan dengan sistem fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja”.

Selain itu juga memaparkan materi mengenai siklus menstruasi. “Mayoritas remaja tidak pernah mencatat siklus haid padahal itu sangat penting untuk mengetahui keteraturan periode siklus haid” Ujar Putri Fina, S.Keb. Acara ini dihadiri oleh anggota karang taruna, para remaja dan Kader Surabaya Hebat RT.05 Rw 01 Putat Gede. Acara berjalan dengan baik dan remaja sangat antusias bertanya dan sangat setuju bila acara seperti ini dapat dilaksanakan rutin setiap bulan.

Penulis: Wahyul Anis,S.Keb.,Bd., M.Kes. dan Ratna Dwi Jayanti S.Keb.,Bd.,M.Keb.

Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Pap Smear Gratis untuk Masyarakat Ngoro, Mojokerto –Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Pap Smear Gratis untuk Masyarakat Ngoro, Mojokerto –

Kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian akibat kanker terbanyak di Indonesia. Hal ini dikarenakan 75 persen penderitanya ditemukan pada stadium lanjut. Prihatin akan hal ini, Departemen Patologi Anatomik (PA) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) menyediakan layanan pemeriksaan Pap Smear Gratis kepada 100 wanita di Kecamatan Ngoro, Mojokerto, Sabtu, 29 Juli 2023.

Layanan Pap Smear gratis ini dilakukan di di RSIA Mawadah, Ngoro. Dokter spesialis PA FK UNAIR kompak untuk turun menangani langsung. Mereka juga dibantu oleh tenaga kesehatan (Nakes) di sana.

Ketua Departemen PA FK UNAIR, dr. Dyah Fauziah, Sp.P.A., Subsp.S.M(K) menjelaskan, sebelum kegiatan ini dilakukan, Para nakes ini diberikan penyuluhan tata laksana ap smear secara daring pada Selasa, 25 Juli 2023.

Selain penyuluhan, mereka juga diberikan pemaparan mengenai kanker serviks dan pentingnya deteksi dini. Harapannya, ilmu yang dimiliki bisa disebarluaskan kepada pasien RSIA Mawadah dan masyarakat lain.

Tak berhenti di situ, sebelum pemeriksaan gratis dilakukan, pasien juga diberikan penyuluhan dengan topik yang sama. Penyuluhan diberikan oleh Dr. Anny Setijo Rahaju, dr., Sp. P..A(K)

Ini tak lepas dari masih tingginya angka kanker serviks di Indonesia. Setidaknya ada 2-3 kasus kanker serviks baru per jam. Artinya setiap tahun ada 20.928 kasus baru. Ini menempatkan kanker serviks sebagai salah satu penyebab kematian wanita tertinggi di Indonesia.

Pap Smear menjadi metode deteksi dini kanker serviks paling akurat saat ini. Pap Smear mampu mendeteksi kelainan sel sejak fase awal pra kanker.

“Semakin cepat ditemukan, maka tingkat kesembuhannya juga tinggi. Jika kanker ditemukan di fase pra kanker, kesembuhan bisa sampai 100 persen,” ujarnya.

Di sinilah pentingnya Pap Smear perlu dilakukan secara rutin. Sehingga gejala kanker ini sudah bisa tertangani pada fase pra kanker.

“Berdasarkan rekomendasi dari American Cancer Society. Sebaiknya kanker dilakukan satu tahun sekali,” tambah Dyah.

Dyah mengakui, tak sedikit wanita yang enggan melakukan Pap Smear karena merasa risih. Tak mengherankan karena pemeriksaan dilakukan di daerah vital. Kendati demikian, lebih baik menahan perasaan tidak nyaman sebentar demi memastikan kesehatan yang dampaknya jangka panjang.

Pap smear dan penyuluhan kanker serviks ini merupakan rangkaian kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Departemen PA FK UNAIR-RSUD Dr. Soetomo. Selain di Mojokerto, pengmas yang sama juga dilakukan di Bangkalan, Madura pada pekan sebelumnya. (ISM)