Turunkan Angka Kematian Ibu & Bayi, FK UNAIR Gandeng Universitas AdelaideTurunkan Angka Kematian Ibu & Bayi, FK UNAIR Gandeng Universitas Adelaide
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi tantangan di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Timur (Dinkes Jatim) pada tahun 2022 terdapat 499 kematian ibu dan 3172 kematian bayi. Berbagai upaya pun dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Salah satunya seperti yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) bersama The University of Adelaide Australia.
Selama empat hari sejak Minggu, 26 Februari 2023, FK UNAIR menggelar workshop peningkatan kualitas pelayanan kesehatan maternal. Workshop ini diikuti oleh tenaga kesehatan di 6 Kabupaten/ Kota di Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Mencakup dinas kesehatan dan perwakilan rumah sakit daerah.
“Kami menggelar workshop di mana itu (berupaya) bagaimana angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi ini bisa turun,” jelas Dekan FK UNAIR, Prof Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG, Supsp. F.E.R di sela acara, Selasa, 28 Februari 2023.
Dekan mengungkapkan workshop yang digelar tersebut memang tak secara langsung dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, namun setidaknya dapat memperbaiki tentang sumber daya manusia (tenaga kesehatan) hingga pelayanan fasilitas kesehatan.
Workshop ini merupakan lanjutan dari workshop pertama yang diselenggarakan 6 bulan sebelumnya. Merupakan evaluasi dari apa yang telah digagas dan dikerjakan masing-masing kota dan kabupaten dari workshop sebelumnya.
Sebagai mentor sekaligus motor, FK UNAIR menggandeng Mohammad Afzal Mahmood, MD, MBBS, MPH, PhD dari The University of Adelaide Australia. Ia merupakan adjuct professor atau dosen mitra FK UNAIR.
“Kira-kira 6 bulan yang lalu kita melaksanakan workshop yang pertama, dan jadi hasil dari workshop pertama dikerjakan di masing-masing center di 6 kabupaten itu. Sekarang melanjutkan workshop yang kedua sekaligus evaluasi apakah aktivitas-aktivitas yang direkomendasikan pada workshop sebelumnya sudah dilaksanakan,” ujarnya.
Dalam rentang waktu tersebut, 6 Kabupaten dan kota tersebut sudah berhasil menurunkan dengan mengurangi faktor resiko AKI terbesar. Diantaranya. hipertensi dalam kehamilan dan eklamsia dengan upaya yang tepat dan terukur.
Adapun keenam kapubaten/kota dari provinsi Jawa Timur dan Kalimantan Timur yang terlibat dalam workshop ini antara lain Pasuruan, Tuban, Jombang, Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Samarinda. Prof Budi berharap keenam kabupaten yang terlibat dalam workshop ini nantinya bisa menjadi role model yang dapat dicontoh oleh daerah lain.
Prof Afzal menambahkan, ia sendiri sudah memiliki pengalaman lebih dari dua tahun dalam hal yang sama bersama pemerintah Provinsi Kalimantan. Apa yang sudah dikerjakan juga berdasarkan riset yang dilakukan cukup lama.
“Untuk kolaborasi ini kami juga melakukan riset dengan Dekan FK UNAIR sebagai kepala penelitinya,” tambahnya.
Sementara itu dijumpai dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Masitah, SKM., MQIH menuturkan workshop ini digelar untuk meningkatkan kapasitas SDM kesehatan.
“Kita coba mengaplikasikan apa yang sudah kita dapatkan. Kemudian kolaborasi dengan Jawa Timur melalui FK UNAIR. Intinya adalah kita membangun jembatan dari universitas, dinas kesehatan, rumah sakit, dan pemerintah daerah, bagaimana kita ini punya persepsi yang sama untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi,” tukas Masitah. (ISM)