Tag: Indonesia

Prodi Doktor Ilmu Kedokteran FK UNAIR Aktif Ikuti Rakernas XI dan Temilnas Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) VII di UGM YogjakartaProdi Doktor Ilmu Kedokteran FK UNAIR Aktif Ikuti Rakernas XI dan Temilnas Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) VII di UGM Yogjakarta

Tim dari Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menghadiri kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI dan Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) VII di Jogjakarta pada tanggal 3 – 5 Nopember 2022. Bertindak sebagai tuan rumah adalah Program Studi S2 Biomedik FK-KMK UGM.

Tim Prodi Doktor Ilmu Kedokteran FK UNAIR yaitu Koordinator Program Studi (KPS) Prof. Dr. Hendy Hendarto, dr.,Sp.OG(K), Sekretaris Program Studi Dr. Arifa Mustika, dr.,M.Si dan Gugus Penjaminan Mutu (GPM) Dr. Reny I’tishom, M.Si. Kegiatan ini dihadiri oleh 18 anggota Prodi S2 dan S3 Ilmu Biomedik maupun Ilmu Kedokteran dari seluruh Indonesia yaitu Universitas Syah Kuala Aceh, Universitas Sumatera Utara Medan, Universitas Andalas Padang, Universitas Sriwijaya Palembang, Universitas Indonesia Jakarta, Universitas Yarsi Jakarta, Universitas Padjadjaran Bandung, Universitas Jendral Sudirman Purwokerto, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Sultan Agung Semarang, Universitas Gadjah Mada Yogjakarta, Universitas Airlangga Surabaya,  Universitas Brawijaya Malang, Universitas Hasanudin Makassar, Universitas Udayana Denpasar.

Acara ini dibuka oleh Ketua Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia Prof. Dr. Loeki Enggar Fitri, dr.,M.Kes.,Sp.Park. Pemateri utama kegiatan ini Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yaitu Prof. Dr. Indi Dharmayanti, drh.,M.Si. Topik yang disampaikan adalah Peluang kerjasama Pendidikan dan Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan institusi Pendidikan di Indonesia.

Agenda lain dari Rakernas adalah pemaparan Jurnal KIBI “Indonesian Archieves of Biomedical Research (InABR)” oleh Editor in Chief Dr. Reny I’tishom, M.Si. Rencana berikutnya yaitu indeksasi Arjuna dan Directory Open Access Journal (DOAJ. Harapannya untuk mewadahi publikasi mahasiswa yang tergabung di KIBI dan juga dari institusi lainnya.

Closing ceremony Rakernas dan Temilnas ini yaitu Hari Sabtu, 5 Nopember 2022 dengan menerima anggota baru Prodi Magister Sains Biomedis FKKGIK UNPRI dan Prodi S2 Ilmu Biomedis FK Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan. (ISH)

Tim Neurologi FK Unair Jawara Kontes Neurotech di Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia 2022Tim Neurologi FK Unair Jawara Kontes Neurotech di Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia 2022

Tim Departemen Neurologi FK UNAIR/ RSUD dr. Soetomo Surabaya berhasil menjadi juara pertama kontes neurotech di Cirebon.

Acara ini sebagai bagian dari PIN (Pertemuan Ilmiah Nasional) dari Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 17 sd 20 Nov 2022.

Tim bernama Fasialis (yang berarti nama saraf ketujuh dan  beranggota 7 PPDS neurologi) ini menamakan proyeknya dengan Soetomo CSF Manometer.

Manometer merupakan alat pengukur tekanan awal saat tindakan punksi lumbal.   Punksi lumbal merupakan salah satu komponen pemeriksaan kasus gawat darurat neurologi seperti meningitis (radang selaput otak).

Saat ini pemeriksaan tekanan CSF (Cerebro Spinal Fluid atau cairan serebrospinal) masih membutuhkan alat khusus yang relatif mahal dan import.

Tim fasialis berhasil membuat dan memodifikasi menggunakan bahan yang sederhana seperti infus set, triway stopcock dan  tabung Westergren.

Tim bimbingan dosen Dr. Paulus Sugianto, dr., SpN(K), FAAN dan Wardah dr., SpN(K), ini berhasil mengalahkan kandidat lain yang berisi para profesor dan senior neurologi lain.

Mochammad Wijdan Rosyich, dr. sebagai salah satu anggota tim fasialis menyampaikan persiapan mengikuti lomba dilakukan sejak 2 bulan.

Menurut Wijdan, hal paling sulit adalah mencari ide di sela kesibukan tim ppds yang masih semester 2.

Tim Fasialis ini telah berhasil mendapatkan HAKI. Ke depan, mereka berharap alat ini bisa berguna dan diaplikasikan oleh para dokter hingga pelosok Indonesia.

(MSA/WRI/HBH)

Tim Prodi Doktor Ilmu Kedokteran dan Prodi Magister Ilmu Kedokteran Dasar FK UNAIR hadiri Rakernas Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) di SemarangTim Prodi Doktor Ilmu Kedokteran dan Prodi Magister Ilmu Kedokteran Dasar FK UNAIR hadiri Rakernas Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) di Semarang

Rakernas Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) berlangsung tanggal 23 – 25 Juni 2022 di Semarang. Bertindak sebagai tuan rumah adalah Prodi Magister Ilmu Biomedik Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang. Tim Prodi Doktor Ilmu Kedokteran FK UNAIR dihadiri oleh Koordinator Program Studi (KPS) Doktor Prof. Dr. Hendy Hendarto, dr.,Sp.OG(K), Sekretaris Prodi (SPS) Dr. Arifa Mustika, dr.,M.Si dan Gugus Penjaminan Mutu (GPM) Dr. Reny I’tishom, M.Si dan Gugus Penjaminan Mutu Magister Ilmu Kedokteran Dasar (IKD) Dr. Siti Khaerunnisa, M.Si. Peran aktif Prodi Doktor terlihat dari peran di Kepengurusan KIBI yaitu Dr. Reny I’tishom, M.Si sebagai Editor in Chief Jurnal KIBI yaitu Indonesian Archieves and Biomedical Research (InABR) dan Dr. Siti Khaerunnisa, M.Si sebagai Bendahara Umum periode tahun 2022 – 2023.

Rakernas KIBI diikuti oleh seluruh anggota yang berasal dari Program Magister Ilmu Biomedik dan Program Doktor Ilmu Biomedik/Ilmu Kedokteran se Indonesia, dari Universitas Syiah Kuala Aceh, Universitas Sumatera Utara Medan, Universitas Andalas Padang, Universitas Sriwijaya Palembang, Universitas Indonesia, Universitas YARSI Jakarta, Universitas Padjadjaran Bandung, Universitas Jendral Sudirman Purwokerto, Universitas Diponegoro Universitas, Universitas Sultan Agung Semarang, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin dan Universitas Udayana.

Agenda rakernas meliputi 1. pemaparan dari masing-masing divisi yaitu divisi kurikulum, divisi penelitian dan pengabdian masyarakat, divisi jurnal KIBI, divisi  website. 2. Penetapan tuan rumah Rakernas KIBI X tahun 2022, 3. Wacana perubahan AD/ART terkait lingkung KIBI, 4. Permohonan menjadi anggota KIBI dari S1.

Agenda lain dari raker ini adalah kunjungan ke Pabrik Jamu CV. Borobudur dan Pusat Riset Stem Cells (SCCR) Semarang. Pimpinan CV. Borobudur maupun SCCR sangat mendukung adanya kerjasama dengan anggota Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI). Tujuan kunjungan yaitu membuka wacana untuk kerjasama dalam riset maupun pengiriman mahasiswa dari Prodi anggota untuk magang maupun join riset. (ISH)

Respon terhadap Kasus KLB Polio di Indonesia, Departemen IKFR FK Unair Memberikan Kuliah Singkat Mengenai Polio dalam Perspektif Rehabilitasi untuk Seluruh PPDS dan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Se-IndonesiaRespon terhadap Kasus KLB Polio di Indonesia, Departemen IKFR FK Unair Memberikan Kuliah Singkat Mengenai Polio dalam Perspektif Rehabilitasi untuk Seluruh PPDS dan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Se-Indonesia

Kasus polio sudah lama tidak kita jumpai di Indonesia. Sejak Maret 2014, Indonesia dinyatakan berhasil mengeradikasi polio. Beserta negara lainnya di Asia Tenggara, Indonesia telah menerima sertifikasi bebas polio dari WHO. Namun, pada bulan Oktober lalu, ditemukan kasus lumpuh layu akut dan berhasil diidentifikasi sebagai polio di Kabupaten Pidie, Aceh. Dan pada bulan November 2022 ini, Indonesia resmi melaporkan kasus polio diikuti 15 negara yang sebelumnya telah melapor kasus polio di negaranya. Atas temuan kasus polio tersebut, maka Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (IKFR FK UNAIR) menyelenggarakan kuliah singkat pada Selasa, 22 November 2022. Kuliah yang dilaksanakan secara daring dengan zoom tersebut diikuti oleh hampir 450 peserta, yang terdiri dari dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitas serta PPDS di seluruh Indonesia.

Acara tersebut dibuka oleh dr. Boy Timor dan dimoderatori oleh Dr. dr. Ratna D. Hariyadi, Sp.K.F.R. Ped (K) selaku dosen senior Departemen IKFR FK Unair. Terdapat 2 materi utama yang disampaikan pada kuliah tersebut, keduanya disampaikan oleh dosen senior dari Departemen IKFR FK Unair. Pada kesempatan ini, Dr. dr. Meisy Andriana Sp.K.F.R., N.M. (K) selaku pemateri pertama memberikan kuliah mengenai surveilans AFP (Acute Flaccid Paralysis).  Dalam kuliahnya, dr. Meisy menyampaikan temuan surveilans cakupan imunisasi polio OPV (Oral Polio Vaccine) di Aceh yang cukup rendah, salah satu penyebabnya adalah karena kondisi pandemi sehingga cakupannya tidak mencapai target Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Survei Kemenkes juga memaparkan data di 30 RT di Aceh, 30 anak dari 25 rumah tangga tidak mendapatkan vaksinasi IPV (Inactive Polio Vaccine). Dan temuan kasus polio tersebut didapatkan dari pasien yang belum menerima vaksinansi apapun sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) nya tidak terpenuhi. 

“Sebagai seorang surveilans, kita harus aktif mencari pasien kurang dari 15 tahun pada kelompok suspek polio, dengan gejala kelumpuhan layu akut kurang dari 2 minggu yang bukan disebabkan oleh rudapaksa atau trauma. Meskipun bukan polio, kita harus mengamati dan kemudian membuktikan dengan pemeriksaan tinja sampai tegak bukan polio.” jelas dr. Meisy kepada seluruh peserta. Dalam kesempatan ini, dr. Meisy juga menyampaikan kategori virus polio, penegakan diagnosisnya serta strategi pencegahan dan pemberantasan kasus polio. Sebagai konsekuensi atas sertifikasi bebas polio di Indonesia, pelaksanakan surveilans AFP (SAFP) harus dilakukan secara konsisten, dimana target penemuan kasus AFP harusnya >2/100.000. Dengan dilaksanakannya SAFP, maka diharapkan mampu mengidentifikasi daerah resiko tinggi, memantau kemajuan program eradikasi polio, dan mempertahankan Indonesia bebas polio.

Dokter Meisy menyampaikan materi Surveilans APF. (Foto oleh Juwita R Salsabil)

Selanjutnya pada materi kedua, Dr. dr. S.M. Mei Wulan Sp.K.F.R. Ped (K) menyampaikan materi dengan tema rehabilitasi poliomyelitis. Sebagai permulaan materi, dr. Mei menyampaikan mengenai virus polio, transmisinya, termasuk bagaimana poliovirus ini dapat kembali ke daerah yang sudah dinyatakan bebas polio tersebut. Dalam presentasinya, dr. Mei menyampaikan jika polio adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah. Sebagai dokter yang berkecimpung di bidang rehabilitasi medik, diharapkan dokter Sp. KFR dapat merencanakan program rehabilitasi untuk pasien polio seperti latihan Range of Motion (ROM) dan positioning untuk mencegah kontraktur, di antaranya adalah latihan ROM untuk ekstensi sendi panggul dan lutut, dorsofleksi pergelangan kaki, ekstensi pergelangan tangan, abduksi dan oposisi dari ibu jari. Selain itu, latihan kekuatan otot dan pemberian assistive devices dapat direncanakan untuk menopang otot tubuh yang lemah. Pasien polio dibantu untuk dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari  dengan orthosis yang sesuai dengan patologi dan gangguan fungsi yang dialami oleh pasien.

Dokter Mei menyampaikan materi Rehabilitasi Polio. (Foto oleh Juwita R Salsabil)

Rehabilitasi pada kasus polio sangat berperan penting dan bisa dibagi menjadi 3 tahap sesuai dengan perjalanan polio yang diderita oleh pasien. Berdasarkan WHO, di fase akut (6 bulan pertama) pasien akan mengeluh nyeri otot sehingga tujuan rehabilitasi pada fase ini adalah mengurangi nyeri. Fase kedua yaitu fase konvalesens (6 bulan-3 tahun), secara bertahap program rehabilitasi ditujukan untuk proses perbaikan dan penyembuhan dengan pemberian latihan aktivitas fisik untuk mencegah kontraktur dan pemberian orthosis. Dan pada fase terakhir yaitu fase kronis, proses penyembuhan sudah berhenti sehingga dapat dilakukan evaluasi MMT (kekuatan otot) dan bila diperlukan dapat direncanakan operasi untuk  mengoreksi deformitas.

Setelah penyampaian kedua materi, dr. Fatchurrahman Sp. K.F.R. M.S. (K) selaku dosen senior di Departemen IKFR FK Unair yang berpengalaman menemui dan memeriksa pasien polio, menyampaikan jika kasus polio yang terpenting adalah pencegahannya. Sebagai penyakit infeksi, cara pencegahan selain imunisasi yang sangat penting adalah menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). “Dahulu,untuk mempermudah menangani pasien polio, kita selalu mengingat triple of two untuk fase-fase di kasus polio. Dua minggu pertama untuk fase akut, maka titik beratnya untuk pasien adalah melakukan bedrest total, tujuannya menjaga motor neuron agar tidak sampai rusak dan mencegah progresivitas atau perburukan gejala. Dua minggu pertama ini sangat menentukan prognosis dan outcome penyakit, tidak diperbolehkan dilakukan intervensi atau latihan yang berat. Kemudian dua selanjutnya adalah dua bulan yang merupakan fase kedua, intervensi yang dilakukan adalah melakukan latihan otot dibantu dengan pemberian orthosis untuk menunjang otot, bisa AFO (Ankle Foot Orthosis), KAFO (Knee Ankle Foot Orthosis), HKAFO (High Knee Ankle Foot Orthosis). Kemudian dua terakhir adalah 2 tahun, yaitu fase menetap setelah 2 tahun, dengan melakukan asessmen ulang nilai kekuatan otot dan terus dilakukan latihan.” jelas dr. Fatchur.

Dokter Fatchur menyampaikan pengalaman dalam menangani pasien polio pada sesi diskusi. (Foto oleh Juwita R. Salsabil)

Di akhir kuliah, peserta diberi kesempatan berdiskusi dengan pemateri yang dimoderatori oleh dr. Ratna. Kuliah yang berjalan 2 jam tersebut, membawa pada kesimpulan bahwa dokter Sp. KFR harus siap menghadapi kasus polio, kaitannya dengan program rehabilitasi jika menemukan kasus polio, disesuaikan dengan fase-fasenya. Penanganan kasus polio ini dimulai dari menemukan serta melaporkan kasus AFP, menegakkan diagnosis polio, sampai pada pemberian latihan dan orthosis harus dapat dikuasai oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi di Indonesia.

Penulis:  Juwita R. Salsabil (PPDS Sp. 1 IKFR FK-Unair)

Indonesia Belum Juga Bebas Kusta, Mahasiswa Kedokteran Harus Ikut AndilIndonesia Belum Juga Bebas Kusta, Mahasiswa Kedokteran Harus Ikut Andil

Indonesia masih belum terbebas dari kusta. Meski Surabaya dan beberapa daerah menyatakan nol kasus. Nyatanya di daerah lain masih ada bahkan jadi endemi.

Dari data yang dimiliki Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), penderita kusta di Indonesia masih tertinggi ketiga di dunia. Di Jawa Timur sendiri, endemi kusta masih terjadi di kawasan Madura dan Pantura.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (Perdoski) Cabang Surabaya, Dr. Yulianto Listiawan, dr., SpKK mengatakan kusta adalah penyakit kuno. Penyakit ini tidak diketahui penyebabnya. “Yang pasti itu bukan kutukan, bukan keturunan, bisa diobati dan sembuh,” ujarnya ditemui seusai Roadshow KSMHI-Perdoski memperingati hari kusta, di Ruang Sidang Gramik FK UNAIR, 28 Februari 2023.

Memang stigma di masyarakat masih menganggap kusta ini penyakit keturunan dan kutukan. Karena cacat yang harus ditanggung penderita bisa seumur hidup jika tidak diobati.

“Karena stigma kutukan itu maka penderita tidak mau berobat. Mereka biarkan dan akhirnya menimbulkan kecacatan. Karena kecacatan itu akhirnya menurunkan produktivitas seseorang,” tukas Ketua Departemen Penyakit Kulit Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu.

Yang pasti kata dr Yulianto, kusta ini penyakit menular. Penularan dari doplet dari penderita. “Karenanya yang tertular itu orang-orang di sekitarnya. Penderita berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Sehingga seringkali dianggap penyakit keturunan,” jelasnya.

Dari tertular, kata dr Yulianto, masa inkubasi penyskit ini bisa 10 hingga 20 tahun. Sehingga tidak disadari jika sudah tertular.

Padahal penyakit ini tanda-tandanya sudah bisa dideteksi. Misalnya kulit merah-merah namun tidak gatal. “Merah tapi tidak gatal itu karena jaringan syaraf di kulit sudah mati, mati rasa,” ungkapnya.

Karena itu, jika ada orang di sekitar sudah dideteksi menderita kusta, maka sesegera mungkin memeriksakan diri. Karena jika dideteksi, maka bisa diobati dan bisa sembuh.

“Diobati sekali saja itu sudah bisa sembuh. Karenanya jangan takut distigma macam-macam,” tuturnya.

Karena itu, Perdoski merasa perlu adanya edukasi pada masyarakat sehingga penyakit ini bisa diberantas agar kualitas sumber daya manusia Indonesia bisa meningkat.

Salah satu yang dilakukan Perdoski adalah mendatangi kampus-kampus kedokteran, agar pada calon dokter mulai peduli pada kasus kusta ini. Harapannya mereka bisa lebih massif mengedukasi masyarakat terkait kusta ini.

“Kepedulian harus dipupuk sejak dini. Sebelum adik-adik ini mengabdi jadi dokter mereka harus diedukasi agar peduli terhadap penyakit ini,” tandasnya. (ISM)

KPLA FK UNAIR Berhasil Menyelenggarakan Seminar Kedokteran Pendakian Pertama di Indonesia –KPLA FK UNAIR Berhasil Menyelenggarakan Seminar Kedokteran Pendakian Pertama di Indonesia –

Kelompok Pengkaji Lingkungan Aesculap Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (KPLA FK UNAIR) berkolaborasi dengan platform edukasi @dokterpendaki, berhasil menyelenggarakan Indonesia Mountain Medicine Summit (IMMS) 2023 pada Minggu, 19 Maret 2023. Seminar yang mengusung tema “Current issues in Indonesia Mountain Medicine” dilaksanakan secara hybrid di HARRIS Hotel & Conventions, Gubeng, Surabaya, dan melalui Zoom Meeting.

Seminar ini dibuka dengan sambutan hangat dari Dr. dr. M. Adib Khumaidi, Sp.OT (Ketua Umum PB IDI), Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG., Subs. F.E.R. (Dekan FK UNAIR), dan dr. Reyner Valiant T., Sp.OT., M.Ked.Klin (Chairman IMMS 2023). Kegiatan IMMS 2023 sebagai seminar kedokteran pendakian pertama dan terbesar di Indonesia berhasil menghadirkan para expertise di bidang kesehatan dan pendakian di Indonesia di antaranya:

  1. Rocky Gerung (Filsuf, Akademisi, dan Intelektual Publik Indonesia)
  2. dr. Bambang Pujo Semedi, Sp.An-KIC (Kepala Departemen Anestesiologi dan Reanimasi FK UNAIR – RSUD Dr. Soetomo)
  3. dr. Agung Malinda, Sp.OT (Kepala Rumah Sakit TNI-AL Belawan, Medan)
  4. dr. Martinus M. Leman, DTMH., Sp.A (Dokter Spesialis Anak dan Penggemar Kegiatan Alam Bebas)
  5. dr. Ratih Citra Sari (Anggota WANADRI)
  6. Dr. dr. Tri Maharani, M.Si., Sp.EM (WHO Advisor of Snake Bites)
  7. dr. Sophia Hage, Sp.KO (Tim Medis Federasi Panjat Tebing Indonesia)
  8. dr. Larona Hydravianto, SpOT(K) (Dokter Subspesialis Konsultan Orthopaedic Spine)
  9. Rahman Mukhlis, S.Pd (Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia)
  10. Sofyan Arief Fesa (7 Summitter Dunia)
  11. Furky Syahroni, S.T (Mountain/Hiking Content Creator)
Rocky Gerung saat mengisi materi

Sebagai organisasi pecinta alam sekaligus tim bantuan medis, KPLA FK UNAIR sangat menyoroti angka kematian ketika pendakian yang makin meningkat. Hal ini salah satunya didasari oleh rendahnya pengetahuan masyarakat, khususnya pendaki pemula, terkait persiapan dan manajemen kesehatan saat mendaki.

“Latar belakang IMMS 2023 didasari oleh rendahnya pengetahuan para pendaki terkait masalah kesehatan selama pendakian di saat tren mendaki gunung sedang tinggi-tingginya. Mendaki itu perlu persiapan, baik secara fisik, mental, dan logistik,” tambah Salsabila Auliya selaku ketua panitia IMMS 2023.

Seminar IMMS 2023 mendapat antusiasme yang sangat tinggi dari total sekitar 500 peserta yang hadir baik secara luring maupun daring. Seminar kedokteran pendakian ini dikemas secara ciamik oleh para pemateri sehingga dapat dipahami oleh masyarakat umum. Kegiatan ini diharapkan dapat dilaksanakan kembali dengan topik, konsep, dan narasumber yang tidak kalah kerennya.

“Kami berharap seminar ini dapat menjadi batu loncatan besar bagi bidang kedokteran pendakian untuk mulai diketahui oleh masyarakat umum secara luas,” kata Muhammad Akhbar selaku ketua KPLA FK UNAIR.

Penulis: Ilham Rahmanto

Prodi Doktor dan Prodi Magister Ilmu Kedokteran Dasar FK UNAIR Ikuti Rakernas XII dan KONAS Luar Biasa 2023 Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) di UNSRI PalembangProdi Doktor dan Prodi Magister Ilmu Kedokteran Dasar FK UNAIR Ikuti Rakernas XII dan KONAS Luar Biasa 2023 Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) di UNSRI Palembang

Tim dari Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) menghadiri kegiatan Rakernas XII dan KONAS Luar Biasa 2023 Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) di UNSRI Palembang pada tanggal 26 – 27 Mei 2023. Bertindak sebagai tuan rumah adalah Program Studi S2 Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

Tim Prodi Doktor Ilmu Kedokteran FK UNAIR yaitu Sekretaris Program Studi Dr. Arifa Mustika, dr.,M.Si dan Gugus Penjaminan Mutu (GPM) Dr. Reny I’tishom, M.Si. Sedangkan Prodi Magister Ilmu Kedokteran Dasar diwakili oleh Koordinator Program Studi Dr. Arifa Mustika, dr.,M.Si dan Gugus Penjaminan Mutu (GPM) Dr. Siti Khairunnisa, M.Si. Kegiatan ini dihadiri oleh 18 anggota Prodi S2 dan S3 Ilmu Biomedik maupun Ilmu Kedokteran dari seluruh Indonesia yaitu Universitas Sumatera Utara Medan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Andalas Padang, Universitas Sriwijaya Palembang, Universitas Indonesia Jakarta, Universitas YARSI Jakarta, Universitas Atmajaya Jakarta, Universitas Padjadjaran Bandung, Universitas Jendral Sudirman Purwokerto, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Sultan Agung Semarang, Universitas Gadjah Mada Yogjakarta, Universitas Airlangga Surabaya,  Universitas Brawijaya Malang, Universitas Hasanudin Makassar dan Universitas Udayana Denpasar.

Acara ini bertempat di Aula Azwar Agoes Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembanga dan dibuka oleh Ketua Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) Prof. Dr. Loeki Enggar Fitri, dr.,M.Kes.,Sp.Park. Agenda Rakernas kali ini adalah Penetapan anggota baru program studi S3 Ilmu Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung dan presentasi profil anggota baru. Agenda kedua Laporan kinerja semua divisi Komite KIBI dan agenda ketiga pembahasan kurikulum minimal Program Studi S2 dan S3 Biomedik.

Kegiatan hari kedua yaitu Seminar Nasional bertajuk Aspek Biomedis dan Aplikasi Klinis Herbal Medicine dengan menampilkan empat pembicara yaitu Prof. dr. Wawaimuli Arozal, M.Biomed.,Ph.D dengan topik “Potential product of medicinal herbs in metabolic, cardiovascular and aging from bench to bedside approaches”,. pembicara kedua Didik Huswo Utomo, Ph.D dengan topik “Accelarating drugs discovery from natural product using bioinformatics approach”., Pembicara ketiga Dr. dr. Mgs. M. Irsan Saleh, M.Biomed dengan topik “Potential of Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) for preventing insulin resistence in diabetes mellitus”dan pembicara keempat Dr. dr. Salmon Charles Siahaan, Sp.OG membawakan topik “Potential antioxidant effect of Moringa oliefera on Gynecologic”.

Prodi Doktor Ilmu kedokteran FK UNAIR juga aktif sebagai pengurus KIBI yaitu Dr. Reny I’tishom, M.Si sebagai Editor in Chief Jurnal KIBI “Indonesian Archieves of Biomedical Research (InABR)”. Sedangkan dari Magister Ilmu Kedokteran Dasar Dr. Siti Khairunnisa, M.Si mempunyai tugas sebagai Bendahara KIBI.

Closing ceremony Rakernas dan Konas ini yaitu hari Sabtu, 27 Mei 2023 dengan menerima anggota baru Prodi S3 Ilmu Kedokteran FK UNPAD sekaligus penutupan Seminar Nasional. (Ish)

FK UNAIR aktif hadiri Kongres Jejaring Museum Perguruan Tinggi Indonesia (JMPTI) 2023 –FK UNAIR aktif hadiri Kongres Jejaring Museum Perguruan Tinggi Indonesia (JMPTI) 2023 –

Ketua Unit Komunikasi & Informasi Publik (KIP) dan Museum Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR)  Dr. Reny I’tishom, M.Si hadiri Kongres Jejaring Museum Perguruan Tinggi Indonesia (JMPTI) di IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Universitas Atmajaya Jakarta.

Agenda Kongres sendiri ada 3 yaitu Kongres dan pemilihan Ketua JMPTI Periode 2023 – 2025, Research Day dan kunjungan ke Museum Bank Indonesia. Menurut Ishom, Museum Perguruan Tinggi ke depan tidak hanya menampilkan barang-barang lama atau kuno tetapi juga wahana edukasi baru yang dapat menjadi wahana pendidikan bagi mahasiswa maupun pengunjung. Museum harus dikelola dengan baik, untuk itu perlu pengelolaan khusus dan juga pembuat kurator yang handal untuk setiap barang yang dimiliki sehingga mahasiswa maupun pengunjung tertarik untuk berkunjung dan belajar.

Acara Kongres sendiri diawali dengan Seminar Nasional dengan topik “ Implementasi kebijakan MBKM bagi mahasiswa Perguruan Tinggi”. Seminar ini terbuka untuk umum dan mahasiswa. Keynote Speaker Seminar yaitu Dirjen Kebudayaan Kemdikbudristek Bapak Hilmar Farid Ph.D dengan topi “Museum Perguruan Tinggi sebagai Social Fabrics” dan Prof. Wiendu Nuryanti, Ph.D yang membawakan topik “Fungsi dan kedudukan Museum Perguruan Tinggi dalam Permuseuman di Indonesia”.

Topik seminar berikutnya dibawakan oleh Kepala Divisi IMERI FKUI dengan topik “Museum Perguruan Tinggi yang memiliki nilai jual edukatif”, pembicara kedua Kepala Museum UGM dengan topik “Model pembelajaran berbasis museum di Museum UGM” serta pembicara terakhir Kepala Museum Sandi Jogjakarta dengan topik “Best practice : Museum sebagai mitra MBKM”.  

Setelah seminar dilanjutkan dengan studi ekskursi ke Museum IMERI FKUI. Agenda terakhir hari pertama yaitu Kongres Nasional diawali dengan perkenalan masing-masing delegasi Pengelola Museum Perguruan Tinggi Indonesia. Kongres ini sendiri diikuti oleh 56 perwakilan Museum seluruh Indonesia. Selain dari Perguruan Tinggi juga diikuti oleh Museum Akademi Angkatan Laut Loka Jala Crana Surabaya, Museum POLRI Akademi Polisi Semarang, Museum Taruna Abdul Jalil Akademi Militer, Museum Zoologi Frater Vianney Frater Bunda Hati Kudus, Yayasan Pendidikan Mardi Wiyata Malang.

Kegiatan hari kedua yaitu Research Day yang berlangsung di Auditorium FKIK Unika Atma Jaya Jakarta. Research Day ini beberapa perwakilan museum memaparkan hasil penelitian terkait museum yang dikelola. Agenda hari kedua selain Research Day juga mengunjungi Museum Anatomi FKIK Unika Atma Jaya. Agenda terakhir hari kedua adalah mengunjungi Museum Bank Indonesia di Kota Tua Jakarta sekaligus acara penutupan Rakernas pertama. Ke depan Museum Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UNAIR harus mempunyai peran dalam MBKM dan menjadi tujuan utama bagi mahasiswa maupun awam yang ingin mengetahui sejarah Pendidikan Dokter di Surabaya. (Ish)

120th AWCS “The End of COVID-19 Pandemic Status in Indonesia: What’s Next?”120th AWCS “The End of COVID-19 Pandemic Status in Indonesia: What’s Next?”

You are invited to

120th Airlangga Webinar Conference Series (AWCS)

Topic:
The End of COVID-19 Pandemic Status in Indonesia: What’s Next?

Monday, July 3rd 2023
14.00-15.35 (GMT+7)
Via Zoom Webinar

Register at s.id/awcs120

After registering, you will receive a confirmation email containing information about joining the webinar

Speakers:
? Prof. Dr.Kuntaman, dr, MS, SpMK(K)
Professor of the Department of Medical Microbiology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga
Dean of the Faculty of Medicine, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
“Emerging Variants of Covid-19 & Deadlier Pathogens: What should we prepare?”

? Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD (K-PTI), FINASIM
Professor of the Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga
Director of Rumah Sakit Universitas Airlangga
“How to Prevent the Next Pandemic: Lesson Learned from Covid-19”

? Prof. Dr. Fedik Abdul Rantam, drh., DVM
Virology and Immunology Laboratory, Professor of the Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Airlangga
“Vaccine ‘Merah Putih’: Current & Future Perspectives”

Opening Speech:
Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG, Subsp.F.E.R.

Host: Dr. dr. Asra Al Fauzi, S.E., M.M., Sp.BS(K) FICS IFAANS

Moderator: Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG, Subsp. Onk

Penderita Kanker Serviks di Indonesia Bertambah 58 Orang Perhari, Departemen PA FK UNAIR Beri Penyuluhan Pap Smear untuk Nakes di Bangkalan –Penderita Kanker Serviks di Indonesia Bertambah 58 Orang Perhari, Departemen PA FK UNAIR Beri Penyuluhan Pap Smear untuk Nakes di Bangkalan –

Dua hingga tiga wanita Indonesia terdeteksi kanker serviks setiam jamnya. Artinya dalam sehari ada 58 kasus baru. Dan 20.928 setiap tahunnya.

Di negara maju, 75 persen penderitanya ditemukan pada stadium awal. Sebaliknya, di negara berkembang seperti Indonesia, 75 persen penderita ditemukan dalam stadium akhir.

Ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana diagnosa penyakit ini bisa ditegakkan lebih awal. Dengan demikian tingkat keparahan dan resiko kematian bisa dicegah.

Saat ini diagnosa yang paling akurat untuk mendeteksi kanker serviks adalah dengan Pap Smear Karenanya Departemen Patologi Anatomik (PA) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) memberikan penyuluhan Pap Smear kepada Tenaga Kesehatan (Nakes) di RSIA Hikmah Sawi, Bangkalan, Rabu, 19 Juli 2023.

Pelatihan yang diselenggarakan secara online melalui zoom meeting ini merupakan bagian dari rangkaian program pengabdian masyarakat Departemen PA tahun 2023.

Wakil Ketua Departemen PA, dr. Alphania Rahniayu, Sp.P.A., Subsp.D.H.B (K) mengungkapkan, penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai Pap Smear bagi Nakes di RSIA Hikmah Sawi, Bangkalan.

Wakil Ketua Departemen PA, dr. Alphania Rahniayu, Sp.P.A., Subsp.D.H.B (K) saat memberi sambutan di awal acara seminar

“Kami yakin para nakes yang hadir di sini sudah menguasai tata laksana Pap Smear. Kami berikan penyuluhan ini untuk merefresh pengetahuan. Sehingga siap jika sewaktu-waktu diharapkan untuk melakukan Pap Smear,” ujarnya dalam sambutan.

Seminar ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama merupakan materi mengenai kanker serviks yang dibawakan langsung oleh dr. Alphania Rahniayu, Sp.P.A., Subsp.D.H.B (K). Kemudian materi kedua mengenai tata laksana Pap Smear yang dibawakan oleh Dr. Etty Hary Kusumastuti, Sp.P.A., Subsp.S.P.(K), FIAC.

Rangkaian kegiatan ini akan dilanjutkan dengan Pap Smear gratis untuk masyarakat di Bangkalan yang akan diselenggarakan pada tanggal 22 Juli mendatang.

Kegiatan Pengmas ini menggandeng Persatuan Dokter Spesialis Patologi Anatomik (PDSPA) cabang Surabaya. (ISM)