Tag: Dilantik

Hafidz Dilantik Jadi Dokter FK UNAIRHafidz Dilantik Jadi Dokter FK UNAIR

Faizal Okta Widiyanto mampu membuktikan bahwa lulusan pondok pesantren (ponpes) juga bisa bersaing di bidang kedokteran. Ia menjadi satu dari 20 dokter baru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) yang dilantik pada hari Kamis, 19 Januari 2023 kemarin. Tak hanya berpredikat sebagai lulusan ponpes, Faizal nyatanya adalah seorang hafidz.

“Dokter Faizal ini hafal 15 juz, jadi setengah Al-quran. Hafidz beliaunya,” ujar Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., SpOG, Subs.F.E.R usai pelantikan dokter FK UNAIR Periode 1 tahun 2023.

Diungkapkan Prof Budi jika Faizal sempat berhenti kuliah selama 1 tahun 4 bulan. Perjalanan Faizal meraih gelar dokter pun kembali diuji saat sang ayah dipanggil Sang Khalik 6 bulan lalu.

“Kebetulan saya kenal ayahnya. Saya mengenal ayah Faizal sebagai seorang guru bahasa Inggris,” tukas Prof Budi.

Menjadi seorang hafidz turut pula membantu Faizal mewujudkan mimpinya menjadi dokter. Pasalnya Faizal mampu meraih beasiswa saat menempuh pendidikan di FK UNAIR. Beasiswa yang diperolehnya berasal dari iuran Ikatan Alumni FK UNAIR yang disediakan bagi mahasiswa yang membutuhkan.

Meski memperoleh beasiswa namun Faizal mengaku kerap kesulitan biaya untuk membeli buku-buku mata kuliah. Untuk menyiasatinya Faizal kerap meminjam buku pada teman.

“Sering pinjam buku teman, kadang saya foto copy juga,” kisahnya.

Karena kesulitan biaya untuk buku-buku kuliah itu lah Faizal sempat berhenti kuliah. Faizal memilih bekerja di sebuah kafe untuk menabung agar biaya kuliah terpenuhi.

Belajar hafalan Al-quran sendiri baru dijalani Faizal saat duduk di bangku SMA. Selepas SMP, pria kelahiran Surabaya 28 tahun silam ini memilih melanjutkan pendidikan di Ponpes Islamic Centre Binbaz Yogyakarta.

“Saya sekolah SMA sambil mondok di Yogyakarta. Sekitar 5 tahun mondoknya. Ketika SMA itu saya mulai belajar hafalan Al-quran,” ujar sulung dari 2 bersaudara ini.

Kini setelah berhasil dilantik menjadi dokter, Faizal tak berpuas diri. Melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis menjadi impian Faizal. Ia sendiri ada bayangan untuk masuk satu diantara tiga prodi seperti psikiatri, neurologi atau penyakit dalam.

“Maunya lanjut spesialis tapi masih mau magang-magang dulu supaya bisa nabung untuk kuliah spesialis,” pungkasnya. (ISM)

Jubir SATGAS Covid Jatim Dilantik Jadi Spesialis Jantung FK UNAIR –Jubir SATGAS Covid Jatim Dilantik Jadi Spesialis Jantung FK UNAIR –

Manajer data dan Juru Bicara (Jubir) Satgas COVID-19 Jatim, dr. Makhyan Jibril Al-Farabi, M.Sc M.Biomed MBA Sp.JP dilantik jadi dokter spesialis Jantung di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), Selasa, 20 Juni 2023. Ia dilantik Bersama 69 dokter spesialis dan subspesialis lain di Aula FK UNAIR.

Bisa dibilang ia adalah sosok yang penuh semangat dalam menuntut ilmu. Kendati sudah mengantongi tiga gelar master di berbagai universitas kenamaan dalam maupun luar negeri, Ia masih semangat menempuh studi spesialis.

“Kita itu kalau memilih menjadi seorang dokter, tanggung jawab untuk menuntut ilmu seumur hidup. Makanya sejak awal saya masuk kuliah, dijelaskan ilmu kedokteran selalu update. Ilmu yang sudah saya pahami tahun lalu bisa berubah, makanya perlu untuk terus belajar. Bahkan dokter senior kami juga terus mengupdate pengetahuan,” terangnya ditemui seusai prosesi Pelantikan Dokter Spesialis 1 & 2 Periode 145 di FK UNAIR ini.

Dokter yang akrab dipanggil Dokter Jibril ini menyeimbangkan antara ilmu klinis dan non klinis. Setelah lulus dokter dan master bidang biomedik di universitas terkemuka Malang, ia menempuh pendidikan master manajemen bisnis di Quantic Bussiness School Amerika Serikat. Gelar MBA ia peroleh di tahun 2018.

Di tahun yang sama, dia lulus S2 di Bidang Healthcare Enterpreneurship di University College London melalui beasiswa pemerintah Inggris, Chevening. Kemudian di tahun 2019 ia menempuh sekolah PPDS di Departemen Kardiologi FK UNAIR.

“Dalam teori-teori yang disebutkan Mc Kinsey sekarang, manusia-manusia di masa depan adalah manusia-manusia yang punya pengetahuan general supaya bisa menyelesaikan masalah secara luas. Karena kita tahu stakeholder kesehatan dan pemerintah itu gimana. Tapi kita juga harus punya satu spesialisasi. Satu bidang yang kita kuasai lebih dalam,” terangnya.

Spesialis jantung dipilihnya karena merasa prevalensi penyakit beserta tingkat kematiannya di Indonesia masih sangat tinggi. Apalagi jantung menjadi salah satu penyakit yang menjadi beban utama BPJS.

Dengan menjadi dokter spesialis jantung, pria kelahiran 20 Maret 1991 ingin ambil bagian dalam penyelesaikan masalah. “Kalau saya dokter spesialis, saya mungkin menyelesaikan masalah satu. Tapi dengan ilmu-ilmu yang tadi, macem-macem (manajemen dan entrepreneurship), saya bisa menyelesaikan masalah secara holistik mulai dari sosial dan molekuler secara bersamaan,” tambahnya.

dr. Makhyan Jibril Al-Farabi, M.Sc M.Biomed MBA Sp.JP saat menerima jiazah spesialis oleh Dekan FK UNAIR Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.O.G., Subsp.F.E.R.

Sebagai langkah awal, pekan depan Jibril akan bertolak ke Papua untuk mengaplikasikan ilmu manajemen kesehatan dan jantung di Dinas Kesehatan Papua. Juga memberikan training dalam pelaksanaan telemedicine yang menjadi alternatif pelayanan kesehatan saat ini.

Ditanya apakah nantinya dia akan bergabung ke birokrasi untuk mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia, ia belum memberikan target pasti. Saat ini fokusnya adalah terus menjalin relasi, karena itu menjadi hal krusial baik dalam pengembangan pengetahuan dan karir.

Setelah lulus ini, ia akan mengabdi di Departemen Kardiologi FK UNAIR sembari mempersiapkan diri untuk menempuh subspesialis (Sp 2) kardiologi yang hanya ada satu-satunya di FK UNAIR.

“Saya bersyukur, FK UNAIR memiliki mindset yang progresif. Subspesialis Jantung di Indonesia satu-satunya ada di sini. FK UNAIR juga membekali mahasiswanya dengan ilmu entrepreneurship. Jadi saya rasa sangat layak FK UNAIR menjadi Fakultas kedokteran terbaik di Indonesia menurut Times Higher Education,” tambahnya.

Apalagi, FK UNAIR senantiasa mendukung mahasiswanya untuk berkembang. Jibril sendiri membuktikan saat pertama kali ditunjuk menjadi Jubir Satgas COVID-19 oleh Gubernur Jatim, FK UNAIR dan RSUD Dr. Soetomo langsung memberikan dukungan.

Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.O.G., Subsp.F.E.R., mengapresiasi semangat Dokter Jibril yang terus mengembangkan ilmunya.

“FK UNAIR sangat senang jika punya murid-murid special seperti Dokter Jibril ini. Yang mendedikasikan tenaga maupun pikirannya untuk kesehatan. Karena seperti yang saya sampaikan dalam sambutan, sejatinya pendidikan kedokteran bukan hanya melahirkan dokter yang berfikir egosentris kecukupan materi diri. Namun juga bertanggung jawab akan kemajuan bangsa,” tukasnya. (ISM)