Tag: Departemen

Respon terhadap Kasus KLB Polio di Indonesia, Departemen IKFR FK Unair Memberikan Kuliah Singkat Mengenai Polio dalam Perspektif Rehabilitasi untuk Seluruh PPDS dan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Se-IndonesiaRespon terhadap Kasus KLB Polio di Indonesia, Departemen IKFR FK Unair Memberikan Kuliah Singkat Mengenai Polio dalam Perspektif Rehabilitasi untuk Seluruh PPDS dan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Se-Indonesia

Kasus polio sudah lama tidak kita jumpai di Indonesia. Sejak Maret 2014, Indonesia dinyatakan berhasil mengeradikasi polio. Beserta negara lainnya di Asia Tenggara, Indonesia telah menerima sertifikasi bebas polio dari WHO. Namun, pada bulan Oktober lalu, ditemukan kasus lumpuh layu akut dan berhasil diidentifikasi sebagai polio di Kabupaten Pidie, Aceh. Dan pada bulan November 2022 ini, Indonesia resmi melaporkan kasus polio diikuti 15 negara yang sebelumnya telah melapor kasus polio di negaranya. Atas temuan kasus polio tersebut, maka Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (IKFR FK UNAIR) menyelenggarakan kuliah singkat pada Selasa, 22 November 2022. Kuliah yang dilaksanakan secara daring dengan zoom tersebut diikuti oleh hampir 450 peserta, yang terdiri dari dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitas serta PPDS di seluruh Indonesia.

Acara tersebut dibuka oleh dr. Boy Timor dan dimoderatori oleh Dr. dr. Ratna D. Hariyadi, Sp.K.F.R. Ped (K) selaku dosen senior Departemen IKFR FK Unair. Terdapat 2 materi utama yang disampaikan pada kuliah tersebut, keduanya disampaikan oleh dosen senior dari Departemen IKFR FK Unair. Pada kesempatan ini, Dr. dr. Meisy Andriana Sp.K.F.R., N.M. (K) selaku pemateri pertama memberikan kuliah mengenai surveilans AFP (Acute Flaccid Paralysis).  Dalam kuliahnya, dr. Meisy menyampaikan temuan surveilans cakupan imunisasi polio OPV (Oral Polio Vaccine) di Aceh yang cukup rendah, salah satu penyebabnya adalah karena kondisi pandemi sehingga cakupannya tidak mencapai target Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Survei Kemenkes juga memaparkan data di 30 RT di Aceh, 30 anak dari 25 rumah tangga tidak mendapatkan vaksinasi IPV (Inactive Polio Vaccine). Dan temuan kasus polio tersebut didapatkan dari pasien yang belum menerima vaksinansi apapun sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) nya tidak terpenuhi. 

“Sebagai seorang surveilans, kita harus aktif mencari pasien kurang dari 15 tahun pada kelompok suspek polio, dengan gejala kelumpuhan layu akut kurang dari 2 minggu yang bukan disebabkan oleh rudapaksa atau trauma. Meskipun bukan polio, kita harus mengamati dan kemudian membuktikan dengan pemeriksaan tinja sampai tegak bukan polio.” jelas dr. Meisy kepada seluruh peserta. Dalam kesempatan ini, dr. Meisy juga menyampaikan kategori virus polio, penegakan diagnosisnya serta strategi pencegahan dan pemberantasan kasus polio. Sebagai konsekuensi atas sertifikasi bebas polio di Indonesia, pelaksanakan surveilans AFP (SAFP) harus dilakukan secara konsisten, dimana target penemuan kasus AFP harusnya >2/100.000. Dengan dilaksanakannya SAFP, maka diharapkan mampu mengidentifikasi daerah resiko tinggi, memantau kemajuan program eradikasi polio, dan mempertahankan Indonesia bebas polio.

Dokter Meisy menyampaikan materi Surveilans APF. (Foto oleh Juwita R Salsabil)

Selanjutnya pada materi kedua, Dr. dr. S.M. Mei Wulan Sp.K.F.R. Ped (K) menyampaikan materi dengan tema rehabilitasi poliomyelitis. Sebagai permulaan materi, dr. Mei menyampaikan mengenai virus polio, transmisinya, termasuk bagaimana poliovirus ini dapat kembali ke daerah yang sudah dinyatakan bebas polio tersebut. Dalam presentasinya, dr. Mei menyampaikan jika polio adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah. Sebagai dokter yang berkecimpung di bidang rehabilitasi medik, diharapkan dokter Sp. KFR dapat merencanakan program rehabilitasi untuk pasien polio seperti latihan Range of Motion (ROM) dan positioning untuk mencegah kontraktur, di antaranya adalah latihan ROM untuk ekstensi sendi panggul dan lutut, dorsofleksi pergelangan kaki, ekstensi pergelangan tangan, abduksi dan oposisi dari ibu jari. Selain itu, latihan kekuatan otot dan pemberian assistive devices dapat direncanakan untuk menopang otot tubuh yang lemah. Pasien polio dibantu untuk dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari  dengan orthosis yang sesuai dengan patologi dan gangguan fungsi yang dialami oleh pasien.

Dokter Mei menyampaikan materi Rehabilitasi Polio. (Foto oleh Juwita R Salsabil)

Rehabilitasi pada kasus polio sangat berperan penting dan bisa dibagi menjadi 3 tahap sesuai dengan perjalanan polio yang diderita oleh pasien. Berdasarkan WHO, di fase akut (6 bulan pertama) pasien akan mengeluh nyeri otot sehingga tujuan rehabilitasi pada fase ini adalah mengurangi nyeri. Fase kedua yaitu fase konvalesens (6 bulan-3 tahun), secara bertahap program rehabilitasi ditujukan untuk proses perbaikan dan penyembuhan dengan pemberian latihan aktivitas fisik untuk mencegah kontraktur dan pemberian orthosis. Dan pada fase terakhir yaitu fase kronis, proses penyembuhan sudah berhenti sehingga dapat dilakukan evaluasi MMT (kekuatan otot) dan bila diperlukan dapat direncanakan operasi untuk  mengoreksi deformitas.

Setelah penyampaian kedua materi, dr. Fatchurrahman Sp. K.F.R. M.S. (K) selaku dosen senior di Departemen IKFR FK Unair yang berpengalaman menemui dan memeriksa pasien polio, menyampaikan jika kasus polio yang terpenting adalah pencegahannya. Sebagai penyakit infeksi, cara pencegahan selain imunisasi yang sangat penting adalah menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). “Dahulu,untuk mempermudah menangani pasien polio, kita selalu mengingat triple of two untuk fase-fase di kasus polio. Dua minggu pertama untuk fase akut, maka titik beratnya untuk pasien adalah melakukan bedrest total, tujuannya menjaga motor neuron agar tidak sampai rusak dan mencegah progresivitas atau perburukan gejala. Dua minggu pertama ini sangat menentukan prognosis dan outcome penyakit, tidak diperbolehkan dilakukan intervensi atau latihan yang berat. Kemudian dua selanjutnya adalah dua bulan yang merupakan fase kedua, intervensi yang dilakukan adalah melakukan latihan otot dibantu dengan pemberian orthosis untuk menunjang otot, bisa AFO (Ankle Foot Orthosis), KAFO (Knee Ankle Foot Orthosis), HKAFO (High Knee Ankle Foot Orthosis). Kemudian dua terakhir adalah 2 tahun, yaitu fase menetap setelah 2 tahun, dengan melakukan asessmen ulang nilai kekuatan otot dan terus dilakukan latihan.” jelas dr. Fatchur.

Dokter Fatchur menyampaikan pengalaman dalam menangani pasien polio pada sesi diskusi. (Foto oleh Juwita R. Salsabil)

Di akhir kuliah, peserta diberi kesempatan berdiskusi dengan pemateri yang dimoderatori oleh dr. Ratna. Kuliah yang berjalan 2 jam tersebut, membawa pada kesimpulan bahwa dokter Sp. KFR harus siap menghadapi kasus polio, kaitannya dengan program rehabilitasi jika menemukan kasus polio, disesuaikan dengan fase-fasenya. Penanganan kasus polio ini dimulai dari menemukan serta melaporkan kasus AFP, menegakkan diagnosis polio, sampai pada pemberian latihan dan orthosis harus dapat dikuasai oleh dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi di Indonesia.

Penulis:  Juwita R. Salsabil (PPDS Sp. 1 IKFR FK-Unair)

Prof Willy Maramis, Pendiri Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNAIR BerpulangProf Willy Maramis, Pendiri Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNAIR Berpulang

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) kembali kehilangan guru terbaiknya. Guru besar Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, Prof. Willy Maramis, dr., Sp.S., Sp.KJ(K) berpulang pada Selasa, 14 Februari 2023. Almarhum merupakan salah satu pendiri Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNAIR-RSUD Dr. Soetomo.

Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG, Subs.F.E.R menceritakan, almarhum merupakan sosok guru yang aktif melahirkan buku. 70 buah buku lahir dari tangan dinginnya. Dekan ingat betul, salah satu buku pegangan Dokter Muda (DM) FK UNAIR pada tahun 1980-an adalah buku ajar Panduan Psikiatri karya Prof Maramis.

Dedikasinya pada ilmu pengetahuan juga sangat tinggi. Selain di FK UNAIR, Almarhum juga merupakan pendiri Fakultas Psikologi UNAIR. Bahkan jauh setelah pensiun di FK UNAIR tahun 1986 pun, ia aktif menjadi dekan di salah satu universitas swasta di Surabaya.

“Beliau sempat berdiskusi dengan saya di ruang dekan. Di usianya yang tak lagi muda, sangat terlihat betapa besar dedikasinya pada pendidikan. Insyaallah kami, murid Prof Maramis akan melanjutkan serta mencontoh bagaimana beliau seorang guru”, ujar dekan dalam Upacara penghormatan terakhir di Aula FK UNAIR, Minggu, 19 Februari 2023.

Peran guru besar kelahiran Manado, 20 Juli 1926 ini juga sangat dirasakan oleh sejawat hingga murid-muridnya di departemen. Diceritakan oleh Guru Besar Psikogeriatri dan Perawatan Geriatri pada masanya, Prof. Marlina Setiawati Mahayudin, Sp.KJ(K), “Beliau ini salah satu tokoh pendiri Departemen Psikiatri. Sekiranya tahun 1975 saat Departemen ini berd berdiri sendiri. Karena sebelumnya masih bergabung tiga departemen yakni Saraf dan Rehabilitasi Medik,” terangnya.

Dalam mendidik, almarhum merupakan sosok pengajar yang sangat menguasai ilmu psikologi dan, biologi. Sehingga melihat manusia secara holistik. “Saat mengajar kami pun beliau lebih banyak menggunakan applied knowledge, bukan hanya teori,” paparnya.

Sebagai pemimpin, beliau juga merupakan sosok yang visioner. Karena visionernya ini ia sampai membidangi empat center pendidikan.

Secara pribadi, guru besar yang pensiun tahun 1986 ini dikenal dengan sosok low profile yang baik dalam tutur kata. Karena kepribadiannya yang baik ini juga, ia dikenang sebagai sosok yang cakap dalam ilmu pedagogi.

“Dalam pendidikan, misalnya bagaimana kita mengajar, menarik perhatian dan memotivasi mahasiswa, berinteraksi dengan pasien, beliau sangat ahli, itu adalah Prof Maramis,” tambah Prof Hendy Muagiri Margono, Sp.KJ(K), mantan sejawat dan muridnya di departemen dari Divisi AdiksI.

Putra Pertama Almarhum Prof Maramis, Albert Agustinus Maramis menceritakan betapa bangganya sang ayah menjadi bagian dari FK UNAIR, mulai menempuh pendidikan dan lulus dokter pada tahun 1958 hingga berkarir.

“Waktu saya kecil, saya pernah diajak ke Departemen. Saya merasakan betapa bangganya beliau waktu itu dengan menunjukkan ke anak-anaknya tempat beliau bekerja,” kenangnya.

Albert berterima kasih kepada FK UNAIR karena telah memberikan kesempatan ayahnya menempuh pendidikan, berkarir hingga mendapatkan penghormatan terakhir di almamater kebanggaannya. (ISM)

Pengabdian Masyarakat Departemen Ilmu Bedah FK UNAIR/RSUD Dr Soetomo di BanyuwangiPengabdian Masyarakat Departemen Ilmu Bedah FK UNAIR/RSUD Dr Soetomo di Banyuwangi

Dalam rangka World Cancer Day yang diperingati setiap bulan Februari, Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD dr. Soetomo bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dan Yayasan Sahabat Osing Peduli mengadakan Pengabdian Masyarakat dalam kemasan Seminar Edukasi Awam “Mengenal Kanker Lebih Dini dan Pemeriksaan Klinis” yang diadakan di Balai Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi pada tanggal 17 Februari 2023.

Topik – topik yang dibahas dalam kegiatan ini disampaikan oleh para staf Departemen Ilmu Bedah FK UNAIR/RSUD dr. Soetomo. Edukasi yang disampaikan adalah mengenai deteksi dini kanker kepala & leher yang dibawakan oleh Dr. dr. Sahudi, Sp.B, Subsp. KL(K), deteksi dini kanker payudara oleh dr. Vidi Vianney CM Tanggo, Sp.B, Subsp.Onk(K), kanker pada anak oleh dr. Ariandi Setiawan, Sp.BA, Subsp. DA(K) dan pemeriksaan SADARI (periksa payudara sendiri) yang disampaikan oleh Laili Dian P, AMd.Kep selaku perwakilan dari Yayasan Sahabat Osing Peduli.

Seminar edukasi awam berlangsung secara interaktif dan dikuti oleh lebih dari 100 peserta dari seluruh kecamatan Blimbingsari. Setelah pemberian materi edukasi oleh para staf departemen, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan klinis gratis bagi peserta yang memiliki keluhan, yang dilakukan oleh PPDS 1 Ilmu Bedah FK UNAIR. Pasien-pasien yang pada pemeriksaan klinis didapatkan kecurigaan adanya kanker, dilanjutkan dengan pemeriksaan USG oleh dokter radiologi dr. Hajar Ariani, Sp.Rad. Selain itu, ada juga pemeriksaan IVA gratis yang dilakukan oleh bidan pada 28 warga kecamatan Blimbingsari. Pasien-pasien yang membutuhkan pelayanan lebih lanjut kemudian diarahkan untuk melakukan pemeriksaan ke puskesmas, dan dilanjutkan dengan rujukan berjenjang ke RSUD Blambangan Banyuwangi.

Kegiatan ini disambut baik oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi karena program pencegahan penyakit kanker termasuk salah satu program prioritas Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi di tahun 2023. Begitu juga dengan pihak Kecamatan Blimbingsari yang menjadi tuan rumah acara ini. Acara ini menjadi salah satu rangkaian pengabdian kepada masayarakat Departemen Ilmu Bedah, dengan tujuan akhir di tahun 2025 menjadikan desa Watukebo sebagai desa binaan yang diharapkan menjadi percontohan di Kabupaten Banyuwangi. (dr Connie/dr Asdi Wihandono)

Layanan Posyandu Lansia Untuk Staf Departemen FK UNAIR Berusia 60 Tahun Lebih –Layanan Posyandu Lansia Untuk Staf Departemen FK UNAIR Berusia 60 Tahun Lebih –

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) menyelenggarakan Posyandu untuk lansia di Kantor Dharmawanita FK UNAIR. Jumat, 17 Maret 2023. Posyandu diikuti oleh 25 staf departemen FK UNAIR berusia 65 tahun ke atas. Juga pengurus senior dharmawanita FK UNAIR.

Ketua Dharmawanita FK UNAIR, Dra. Elmi Mufidah, Apt. M.Kes menyebut, layanan dikelola oleh Dharmawanita FK UNAIR menggandeng Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNAIR-RSUD Dr. Soetomo. Tujuannya untuk memberikan skrining kesehatan kepada lansia.

“Usia lansia ini kan menderita penyakit degeneratif seperti diabetes, kolesterol dan sebagainya. Nanti (dengan posyandu lansia) biar kesehatannya terkontrol dan tetap sehat dan bugar di usia senja,” terangnya ditemui seusai acara.

Pemeriksaan Pendengaran oleh salah satu pasien posyandu yang dilakukan di ruangan DWP FK UNAIR

Beragam pemeriksaan kesehatan dilakukan. Meliputi pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan lab meliputi kolesterol, asam urat, gula darah, tulang dan pendengaran. Selain itu lansia yang hadir juga diajak untuk melakukan senam lansia sehingga tubuh mereka semakin bugar.

Elmi menyebut, posyandu lansia hari ini masih dalam uji coba. Ke depan kegiatan akan dikembangkan lagi sehingga sehingga fakultas lain dan masyarakat sekitar juga bisa menikmati layanan dari posyandu lansia ini,” tambahnya.

Posyandu ini dilaksanakan akan rutin dilaksanakan selama tiga bulan sekali setiap hari Jumat. (ISM)

Departemen Anak FK UNAIR Undang Ahli Pertumbuhan dari JermanDepartemen Anak FK UNAIR Undang Ahli Pertumbuhan dari Jerman

Pertumbuhan anak merupakan cerminan dari kesejahteraan anak. Selaras dengan Sustainable Development Goals (SDG) poin 2 dan 3, pertumbuhan dan kesehatan anak merupakan amanat yang menjadi perhatian penting setiap negara.Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pertumbuhan anak maka Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Endokrinologi RSUD Dr Soetomo – FK Unair mengundang Prof. Dr. Med. Michael Hermanussen, MD, PhD dan Dr. Christiane Scheffler dalam acara Guest Lecture pada Jumat, 10 Maret 2023. Acara ini diikuti oleh total 300 peserta luring dan 500 peserta daring yang terdiri dari dokter umum dan dokter spesialis anak. 

“Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga berkomitmen untuk memberikan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat yang berkualitas tinggi untuk meningkatkan kualitas perawatan anak di Indonesia, sebagai upaya kontribusi dalam menjawab tantangan global SDGs” jelas Dr. Sulistiawati, dr., M.Kes, Wakil Dekan 3 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Kegiatan ini juga sebagai wadah untuk meningkatkan kerjasama riset tentang pertumbuhan, dan follow up kerjasama riset referensi kurva pertumbuhan nasional Indonesia, yang dilaksanakan secara multisenter di Bali, Jakarta, Kupang, dan Medan.

“Kami sangat berharap kegiatan ini dapat membentuk ikatan kerjasama dengan para ahli di seluruh dunia untuk meningkatkan pengetahuan kita sebagai tenaga kesehatan” tutur drg. Primada Kusumaninggar, M.Kes, Wakil Direktur Perencanaan dan Keuangan RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Ketua departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo, Dr. Muhammad Faizi, dr., Sp.A(K) berharap bahwa melalui acara ini departemen anak dapat memperluas kerjasama penelitian, pembelajaran, dan akademik, serta para audiens dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait pertumbuhan anak.

Materi pertama oleh Dr. Nur Rochmah, dr., Sp.A(K) membahas tentang pertumbuhan anak dari sudut pandang endokrin. Faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan anak adalah hormon, terutama hormon pertumbuhan. Penting bagi dokter untuk mengetahui kelainan pertumbuhan yang dipengaruhi hormon, agar anak mendapat tatalaksana yang tepat.

Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. Med. Michael Hermanussen, MD, PhD menyampaikan materi tentang faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak. Faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan anak antara lain status ekonomi, kondisi sosial, politik, dan emosional.

Mengangkat topik stunting dan nutrisi di Indonesia, Dr. Christiane Scheffler memaparkan bahwa perlu dilakukan optimalisasi perkembangan dan pencegahan morbiditas pada anak pendek di Indonesia agar anak dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

Dr. Muhammad Faizi, dr., Sp.A(K) sebagai promotor acara juga menyampaikan materi tentang tatalaksana anak yang lahir dengan kondisi kecil masa kehamilan (small for gestational age). Perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan yang ketat terhadap anak yang lahir kecil, sehingga apabila anak menunjukkan pola pertumbuhan yang tidak sesuai target maka dapat segera dirujuk ke dokter spesialis anak.

Acara ini diselenggarakan dengan harapan dapat membuka wawasan dalam hal pertumbuhan anak, yang telah lama menjadi masalah besar tidak hanya di Indonesia, namun juga secara global.

Pengmas Departemen BTKV FK UNAIR, Beri Pelatihan di RSUD Blambangan –Pengmas Departemen BTKV FK UNAIR, Beri Pelatihan di RSUD Blambangan –

Departemen/Prodi Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular (BTKV) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) memberikan pelatihan mengenai tata laksana BTKV terupdate di RSUD Blambangan, Banyuwangi, 17 Mei 2023.

Kegiatan yang termasuk dalam pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh Guru Besar, Prof. Dr. Med. Puruhito, dr. SpBTKV Subsp. VE (K), Kepala Departemen,Heroe Soebroto,dr. SpB SpBTKV Subsp. JPK(K), serta Koordinator Program Studi Dr. Yan Efrata Sembiring, dr. SpB SpBTKV Subsp dan para staf lainnya.

“Rombongan diterima dengan hangat oleh jajaran direksi RSUD Blambangan yang dipimpin langsung oleh Direktur RSUD Blambangan Dr. H. Widji Lestariono, M. Kes., “ ujar Kepala Departemen, Dokter Heroe Soebroto.

Pada kegiatan ini terdapat 4 sesi acara, sesi yang pertama tentang Update Penanganan Operasi Jantung Koroner. Sesi ke -2 mengenai manajemen dan tatalaksana bedah jantung pediatrik dan kongenital, Sesi ke-3 mengenai Peran Sp.BTKV dalam pelayanan Bedah Vaskular , dan sesi ke-4 mengenai Tindakan pembedahan pada kasus Bedah Toraks oleh Spesialis BTKV.

“Kegiatan ini disambut antusias oleh tenaga Kesehatan RSUD Blambangan. Jumlah peserta yang hadir 115 peserta, diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin untuk memberikan wawasan dan update mengenai pelayanan di bidang Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular,” tambahnya.

Program Studi Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular FK UNAIR juga turut serta dalam program Pengabdian Masyarakat ini. Prodi BTKV mengadakan penyuluhan di Poli Bedah RSUD Blambangan untuk memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai pengenalan kaki diabet, bagaimana pencegahannya, dan pilihan-pilihan tatalaksananya.

Kegiatan tersebut disambut dengan sangat antusias oleh para pasien di poli Bedah RSUD Blambangan, dan dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan pada sesi interaksi. Semoga dengan program ini mampu membuka wawasan baru dan Kerjasama yang sudah terjalin ini mampu membawa kemajuan bagi peningkatan kesehatan masyarakat.

Penderita Kanker Serviks di Indonesia Bertambah 58 Orang Perhari, Departemen PA FK UNAIR Beri Penyuluhan Pap Smear untuk Nakes di Bangkalan –Penderita Kanker Serviks di Indonesia Bertambah 58 Orang Perhari, Departemen PA FK UNAIR Beri Penyuluhan Pap Smear untuk Nakes di Bangkalan –

Dua hingga tiga wanita Indonesia terdeteksi kanker serviks setiam jamnya. Artinya dalam sehari ada 58 kasus baru. Dan 20.928 setiap tahunnya.

Di negara maju, 75 persen penderitanya ditemukan pada stadium awal. Sebaliknya, di negara berkembang seperti Indonesia, 75 persen penderita ditemukan dalam stadium akhir.

Ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana diagnosa penyakit ini bisa ditegakkan lebih awal. Dengan demikian tingkat keparahan dan resiko kematian bisa dicegah.

Saat ini diagnosa yang paling akurat untuk mendeteksi kanker serviks adalah dengan Pap Smear Karenanya Departemen Patologi Anatomik (PA) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) memberikan penyuluhan Pap Smear kepada Tenaga Kesehatan (Nakes) di RSIA Hikmah Sawi, Bangkalan, Rabu, 19 Juli 2023.

Pelatihan yang diselenggarakan secara online melalui zoom meeting ini merupakan bagian dari rangkaian program pengabdian masyarakat Departemen PA tahun 2023.

Wakil Ketua Departemen PA, dr. Alphania Rahniayu, Sp.P.A., Subsp.D.H.B (K) mengungkapkan, penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai Pap Smear bagi Nakes di RSIA Hikmah Sawi, Bangkalan.

Wakil Ketua Departemen PA, dr. Alphania Rahniayu, Sp.P.A., Subsp.D.H.B (K) saat memberi sambutan di awal acara seminar

“Kami yakin para nakes yang hadir di sini sudah menguasai tata laksana Pap Smear. Kami berikan penyuluhan ini untuk merefresh pengetahuan. Sehingga siap jika sewaktu-waktu diharapkan untuk melakukan Pap Smear,” ujarnya dalam sambutan.

Seminar ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama merupakan materi mengenai kanker serviks yang dibawakan langsung oleh dr. Alphania Rahniayu, Sp.P.A., Subsp.D.H.B (K). Kemudian materi kedua mengenai tata laksana Pap Smear yang dibawakan oleh Dr. Etty Hary Kusumastuti, Sp.P.A., Subsp.S.P.(K), FIAC.

Rangkaian kegiatan ini akan dilanjutkan dengan Pap Smear gratis untuk masyarakat di Bangkalan yang akan diselenggarakan pada tanggal 22 Juli mendatang.

Kegiatan Pengmas ini menggandeng Persatuan Dokter Spesialis Patologi Anatomik (PDSPA) cabang Surabaya. (ISM)

Departemen Patologi Anatomik FK UNAIR Buka Layanan Pap Smear Gratis Untuk Masyarakat Bangkalan –Departemen Patologi Anatomik FK UNAIR Buka Layanan Pap Smear Gratis Untuk Masyarakat Bangkalan –

Departemen Patologi Anatomik (PA) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) membuka layanan pemeriksaan Pap Smear gratis kepada masyarakat di Bangkalan, Sabtu, 21 Juli 2023. Berlokasi di Rumas Sakit Hikmah Sawi Bangkalan, kegiatan diikuti oleh 100 orang.

Papsmear merupakan metode deteksi dini kanker serviks paling akurat saat ini. Dalam kanker serviks, semakin dini kanker serviks terdeteksi, tingkat kesembuhannya pun semakin tinggi.

“Sebelum menjadi kanker serviks sebenarnya memerlukan waktu yang cukup lama. Fase ini merupakan fase pra kanker. Di mana selnya belum menjadi ganas namun sudah tidak normal. Jika dalam fase ini terdeteksi, maka kesembuhan bisa mencapai 100 persen,” ujar Ketua Departemen PA FK UNAIR, dr. Dyah Fauziah, Sp.P.A., Subsp.S.M.(K).

Karenanya, pihaknya mendorong agar perempuan yang sudah menikah untuk melakukan Pap Smear berkala satu tahun sekali. Sehingga jika ada gejala dapat segera tertangani.

“Kanker Serviks menjadi salah satu penyebab kematian tertiggi pada wanita di Indonesia. Pasalnya, 75 persen kanker leher rahim ini baru ditemukan pada stadium lanjut. Hal ini berbanding terbalik pada negara maju yang 75 persen kasusnya ditemukan pada stadium dini. Karenanya mari kita cegah dengan melakukan Pap Smear rutin,” tambahnya.

Pemeriksaan Pap Smear gratis untuk masyarakat ini dilakukan oleh dokter spesialis patologi anatomik dari FK UNAIR -RSUD Dr. Soetomo. Tidak sendiri, mereka juga dibantu oleh para tenaga kesehatan di RSUD Hikmah Sawi, Bangkalan.

Sebelumnya, pada tanggal 19 Juli 2023, nakes ini sudah diberikan penyuluhan mengenai tata laksana Pap Smear dan kanker serviks secara daring.

“Kami yakin para nakes sudah memahami prosedur Pap Smear yang benar. Penyuluhan yang kami berikan hanya untuk refresh pengetahuan saja,” imbuh Dokter Dyah.

Selain Pap Smear, peserta yang hadir juga diberikan penyuluhan mengenai pentingnya deteksi dini kanker serviks.

Serangkaian kegiatan ini merupakan pengabdian masyarakat dari Departemen PA FK UNAIR untuk mendorong perempuan menjadi lebih mawas akan kesehatannya. (ISM)

Departemen Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya Ajak Santri Lebih Mengenal Tentang Pubertas pada Remaja –Departemen Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya Ajak Santri Lebih Mengenal Tentang Pubertas pada Remaja –

Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa, meliputi perubahan fisik, mental, dan kematangan organ seksual. Masa pubertas adalah fase yang krusial dan kompleks, yang berlangsung dalam beberapa tahapan dan dipengaruhi oleh sejumlah neuroendokrin. Pubertas pada remaja perempuan biasanya terjadi pada usia 8-13 tahun, sedangkan pada laki-laki pada usia 9-14 tahun. Banyak orang menganggap pubertas pada perempuan ditandai dengan menstruasi, dan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Namun sebenarnya, pubertas sudah terjadi sebelum itu, yaitu ditandai dengan pertumbuhan payudara pada anak perempuan dan pertumbuhan testis pada anak laki-laki. Anak dan orang tua perlu memahami dengan baik tahapan dan fase pubertas anak, sehingga mampu mendeteksi masalah yang terjadi pada fase pubertas.

Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Endokrinologi RSUD Dr Soetomo – FK Unair menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Pondok Pesantren Alif Laam Miim Surabaya pada Minggu, 14 Mei 2023. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berupa pemaparan materi mengenai pubertas pada remaja, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui dan permasalahan yang dihadapi. Pemaparan materi disampaikan oleh dr. Yuni Hisbiyah, Sp.A, MMRS dan dr. Rayi Kurnia Perrwitasari, Sp.A, M.Ked.Klin secara terpisah untuk santri perempuan dan laki-laki. Pengetahuan peserta dievaluasi melalui pretest dan posttest yang dikerjakan sebelum dan sesudah pemaparan materi. Selain itu, juga dilakukan medical checkup gratis untuk para santri meliputi pemeriksaan antropometri (tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, dan lingkar lengan atas). Para santri juga diminta untuk melakukan pemeriksaan fisik mandiri mengenai tanda pertumbuhan seks sekunder dengan mengisi kuisioner yang sudah disediakan.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para santri dan guru dapat lebih memahami terkait pubertas pada remaja. Pemahaman yang baik akan pubertas pada remaja dapat membantu siswa dalam mempersiapkan seluruh  perubahan baik fisik maupun psikis selama pubertas. Peran para guru sebagai pengganti orang tua selama di pondok pesantren juga diharapkan dapat mendampingi siswa dalam menjalani masa pubertas.

Penulis: Katherine Fedoran dan Qorri ‘Aina

Dosen Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Inisiasi Pembentukan Komunitas Kampung Nelayan Tanggap Bencana Hidrometeorologi –Dosen Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Inisiasi Pembentukan Komunitas Kampung Nelayan Tanggap Bencana Hidrometeorologi –

Jumat (26/5/2023) siang, tim dari Universitas Airlangga melakukan pengabdian masyarakat berupa edukasi pertolongan pertama gawat darurat dan inisiasi pembentukan komunitas kampung nelayan tanggap bencana hidrometeorologi di Kampung Nelayan Kedung Cowek. Kegiatan ini diharapkan dapat memberdayakan komunitas nelayan Kedung Cowek serta menambah pengetahuan dan keterampilan tanggap bencana hidrometeorologi sehingga siap siaga dalam menghadapi bencana, terutama di ruang lingkup sekitar komunitas nelayan.

Kelurahan Kedung Cowek sendiri tidak asing lagi bagi warga surabaya karena terkenal dengan hasil laut dan olahan lautnya. Hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan kampung nelayan di pesisir yang menghadap langsung ke selat madura. Dengan kondisi geografis tersebut, Kelurahan Kedung Cowek rentan terjadi bencana seperti banjir rob, gelombang tinggi, angin kencang, dan abrasi.

Berdasarkan informasi dari penduduk setempat, kondisi cuaca ekstrem seringkali menjadi pemicu kejadian. Pada tahun 2021, kondisi cuaca ekstrem menyebabkan banjir rob dan gelombang tinggi yang menggulung perahu nelayan di tengah laut, mengakibatkan satu orang kehilangan nyawa karena pertolongan pertama tidak segera diberikan dan penanganan yang terlambat. Kasus lainnya, seorang anak yang hampir tenggelam mendapat pertolongan yang salah dengan posisi kakinya ditarik ke atas dengan harapan untuk mengeluarkan air, meski pada akhirnya berhasil diselamatkan. Pada 10 September 2022, dilaporkan juga bahwa seorang nelayan dari Nambangan hilang dikarenakan cuaca buruk dan kabut, yang mengakibatkan nelayan tersebut kehilangan orientasi pulang. Dari kejadian-kejadian tersebut, tim pengabdian masyarakat Universitas Airlangga mengambil langkah berupa tidakan pelatihan pertolongan pertama gawat darurat dan inisiasi pembentukan komunitas kampung nelayan tanggap bencana hidrometeorologi.

Pelatihan pertolongan pertama gawat darurat dibawakan oleh Airi Mutiar, dr., SpAn-TI., M.Ked.Klin dari Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR). Peserta pelatihan tidak hanya mereka yang bermatapencaharian sebagai nelayan, melainkan juga diikuti oleh istri dari nelayan-nelayan tersebut yang sehari-hari beraktivitas di daerah pesisir. Materi yang diberikan antara lain, pertolongan pertama gawat darurat (PPGD), bebat bidai, dan transportasi korban. Peserta pelatihan juga berkesempatan mendapatkan sesi praktek setelah pemberian materi. Praktek yang dilakukan antara lain, praktek pijat jantung/CPR, praktek pembidaian, dan praktek mengangkat tandu. Peserta pelatihan sangat antusias terutama pada saat sesi praktek karena dapat mencoba langsung media pelatihan. Di akhir pelatihan, peserta dengan praktek terbaik mendapatkan hadiah.

Setelah pemberian pelatihan selesai, dilanjutkan dengan agenda inisiasi pembentukan komunitas kampung nelayan tanggap bencana hidrometeorologi dan pembagian bantuan alat keselamatan berupa pelampung yang diserahkan secara simbolis kepada perwakilan dari pihak nelayan. Diharapkan dari adanya kegiatan ini, para nelayan dan masyarakat sekitar di Kampung Nelayan Kedung Cowek dapat menjadi agen perubahan tanggap bencana.

Penulis: Muhammad Andika Rifqi