Bayi Laki-laki Lahir Prematur Beresiko Mengalami KemandulanBayi Laki-laki Lahir Prematur Beresiko Mengalami Kemandulan
Bayi laki-laki yang lahir prematur beresiko mengalami kemandulan. Selain mandul, mereka juga 40 persen beresiko mengalami kanker dibandingkan bayi lahir normal. Hal ini bisa terjadi karena buah zakar tidak turun.
Ini disampaikan oleh dokter spesialis urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), Dimas Panca Andhika, dr., Sp.U, M.Ked.Klin. Ia memaparkan, buah zakar tidak turun atau bahasa medisnya undesensus testis adalah suatu kondisi di mana bayi lahir tidak memiliki satu atau dua testis dalam kantong skrotumnya. Testis biasanya masih berada di perut, lipatan paha atau kantong skrotum. Testis sendiri fungsinya adalah untuk membentuk sperma dan memproduksi hormon.
“Pada usia kehamilan 25-35 minggu adalah saatnya testis yang ada di dalam perut turun ke skrotum. Jika bayi lahir premature, proses ini terganggu disitulah potensi terjadi kelainan,” terangnya dalam tayangan Dokter UNAIR TV (9/12).
Buah zakar tidak turun bisa terjadi di dua sisi atau hanya satu sisi. Kemandulan ini terjadi jika kedua testis tidak turun. Namun, jika salah satu testis turun, maka laki-laki tersebut jika sudah dewasa bisa tetap membuahi sel telur meski kesuburannya berkurang.
Bayi yang mengalami buah zakar tidak turun sebaiknya ditangani sebelum masuk ke usia 18 bulan. Jika tidak, maka beresiko terjadi kerusakan di sel testis. Semakin bertambah usia kerusakan semakin besar. Akibatnya mengganggu produksi spermatozoa dan hormon sehingga terjadi gangguan kesuburan.
“Bahkan kalau tidak diterapi sampai masuk masa puber, maka mereka beresiko mengalami kanker. Kejadiannya 54 persen lebih bayi lahir prematur beresiko mengalami kanker” tambahnya.
Operasi menjadi terapi yang paling dianjurkan untuk memperbaiki kondisi ini. Operasi dilakukan untuk memindahkan buah zakar pada tempat semestinya. Tingkat keberhasilan operasi sebesar 95 persen. Terapi lain juga bisa dilakukan tapi efektifitasnya kecil.
Karena terjadi pada bayi, maka orang tua atau pengasuh yang perlu waspada. Tidak ada salahnya memeriksa kondisi kantong skrotum bayi misalnya saat mengganti popok atau saat memandikan.
Kantong skrotum normal bentuknya lebih berkerut dan berpigmentasi (memiliki warna yang lebih berat). Sebaliknya, jika skrotum tidak memiliki buah zakar, bentuknya lebih halus dan warnanya tidak gelap.
Cara memeriksanya juga bisa dengan dipegang. Karena meski kecil, sejak lahir sudah bisa diketahui. Namun jika orang tua ragu, bisa konsultasi pada tenaga medis baik perawat, dokter maupun dokter spesialis.
Kondisi buah zakar tidak turun hingga saat ini belum diketahui pasti penyebabnya. Bisa karena gaya hidup seperti konsumsi alkohol dan rokok. Atau kelainan genetik maupun gangguan hormonal kehamilan.
Sehingga upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah gaya hidup ibu saat hamil. Konsumsi makanan sehat dan hindari mengkonsumsi alkohol atau rokok selama hamil. Ini juga berlaku untuk ayah karena juga saling mempengaruhi.
Buah zakar tidak turun sebaiknya diketahui saat bayi berusia satu hingga dua tahun. Lebih dari itu apalagi sudah memasuki masa pubertas, resiko keganasan kanker bisa terjadi.
“Kendati demikian kalau baru sadar di usia 20 tahun misalnya, tidak apa-apa datang ke dokter spesialis untuk konsultasi Tindakan apa yang bisa dilakukan,” tukasnya. (ISM)