Tag: Aula

Tetap Kokoh, Aula FK Unair Berusia 100 Tahun –Tetap Kokoh, Aula FK Unair Berusia 100 Tahun –

Sebagai salah satu fakultas kedokteran tertua kedua di Indonesia, FK UNAIR memiliki banyak bangunan cagar budaya. Salah satunya Gedung Aula FK UNAIR yang pada Bulan Juli 2023 ini memasuki usia 100 tahun.

Gedung ini masuk dalam sejarah panjang perjalanan sekolah kedokteran di Surabaya. Yang mana pada masa pemerintah Kolonial Belanda berdiri sebuah sekolah kedokteran yang dinamai dengan Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS).

“Keberadaan sekolah kedokteran di Surabaya itu mendahului (berdirinya) dari gedung ini. Karena sekolah kedokteran itu mulai berdiri tahun 1913 yang disebut NIAS itu. Yang dulu awalnya berada di Kedungdoro,” terang Dekan FK Unair, Prof Dr. Budi Santoso dr., Sp. OG, Subsp. F.E.R (K) usai acara peringatan 100 tahun Aula FK, Rabu, 5 Juli 2023.

Kemudian pada tahun 1923, NIAS pindah ke bangunan baru di Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo yang menjadi FK Unair sekarang.

Dekan FK UNAIR Prof Dr. Budi Santoso dr., Sp. OG, Subsp. F.E.R (K) saat memberi sambutan di acara Peringatan 100 Tahun Aula FK UNAIR, Rabu (05/07)

Gedung FK Unair peninggalan NIAS yang hingga kini masih kokoh berdiri mencakup aula, hingga bangunan di samping kanan dan kiri aula. Selain itu, juga ada Ruang Kuliah Propadause yang berusia sama.

Dekan yang akrab disapa Prof Bus ini tak menampik jika Gedung Aula FK Unair tak 100 persen seperti bangunan aslinya. Namun dia menjamin jika keaslian gedung ini mencapai di atas 90 persen.

“Kalau keaslian 100 persen tidak ya. Mungkin di atas 90 persen, iya, tambahnya.

Adapun bagian yang sudah tidak asli terletak pada penggunaan cat untuk plafon atap. Prof Budi menuturkan jika aslinya plafon atap menggunakan plitur kayu. Sementara saat ini menggunakan cat.

“Permintaan Almarhum Prof Sudarso saat beliau masih sugeng (hidup), beliau berpesan agar sebaiknya dikembalikan seperti dulu, ”lanjut dekan.

Dekan mempertimbankan masukan yang diberikan. Pengembalian ke tampilan lama akan menambah keotentikan bangunan.

Kendati demikian, untuk mengembalikan dari cat ke bentuk asli tidak semudah itu. Diperlukan proses pembakaran sehingga cat yang masuk ke pori-pori plafon bisa lepas. Baru kemudian diplitur.

“Padahal ruangan ini penggunaannya sangat padat. Setiap hari bergantian digunakan untuk kegiatan. Sehingga nanti akan diluangkan waktu andaikan nanti akan dipugar,” tambahnya.

Penulis : Ismaul Choiriyah

Menyimpan Banyak Sejarah, Aula FK UNAIR Genap Berusia Satu Abad –Menyimpan Banyak Sejarah, Aula FK UNAIR Genap Berusia Satu Abad –

Bulan Juli ini, Aula Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) genap berusia satu abad. Bangunan yang menjadi saksi bagi momen-momen sakral mahasiswanya ini memperingati ulang tahun ke 100 nya ini pada 5 Juli 2023.

“Momen-momen penting mahasiswa FK Unair selalu terjadi di Aula ini. Dari mulai saat mahasiswa baru disambut hingga dilantik menjadi dokter semua dilakukan di sini,” terang Dekan FK Unair, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.O.G., Subsp.F.E.R dalam sambutan di peringatan 100 tahun aula FK UNAIR.

Untuk menjaga kualitas lulusannya, Mahasiswa Prodi Kedokteran FK UNAIR harus melalui tiga kali yudisium sampai mereka menamatkan Pendidikan S1. Momen yudisium dan Penyerahan Hasil Studi (PHS) selalu bertempat di Ruang Aula. Perasaan was-was saat menantikan nilai diumumkan, kegembiraan saat dinyatakan lulus maupun tangis ketida harus mengulang direkam oleh dinding dan langit-langit gedung bergaya Indische ini.

“Di momen yudisium, mahasiswa biasanya duduk di selasar depan menunggu waktu untuk dipanggil ke dalam Aula,” tambahnya.

Bahkan saat memasuki masa Dokter Muda (DM), mereka akan dilantik dan diambil sumpahnya di Gedung Aula. “Saya tadi mendapatkan Informasi dari Prof Djohansyah, wisuda pertama Unair juga dilaksanakan di ruang ini atau di depan,” ungkap Prof Budi.

Sesi Foto bersama usai acara Peringatan 100 Tahun Aula FK UNAIR dengan jajaran Dekanat, Mantan Dekan FK UNAIR periode sebelumnya, dan para Guru Besar yang hadir pada acara tersebut

Karena kesakralannya juga, tak semua kegiatan bisa dilaksanakan di ruang aula ini. Selain momen-momen di atas, Gedung ini hanya bisa dimanfaatkan untuk prosesi penghormatan terakhir guru besar, ujian doktor terbuka, pengukuhan adjunct professor dan olimpiade tahunan yang digelar mahasiswa.

Di dalam Gedung Aula ini terdapat dua prasasti. Di sisi kiri merupakan prasasti saat persmian universitas Airlangga yang ditandatangani oleh Prof Muhammad Yamin, Menteri Pendidikan Indonesia pertama. Sementara di sebelah kanan merupakan prasasti yang ditandatangani oleh Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Meski usianya tak lagi muda, ruang aula FK UNAIR masih tampak megah. Dari luar bangunan yang menjadi pusat area FK UNAIR ini tampak kokoh dan gahar dengan dinding berwarna putih. Begitupun interiornya. Deretan podium dari kayu jati, lengkung demi lengkung langit-langit, dinding serta lampu-lampunya memamerkan keanggunan.

“Saya terus terang selalu merinding masuk ke sini. Selain bangunannya yang megah, ini juga menjadi pengingat perjuangan menjadi dokter. Saya 50 tahun yang lalu masuk ke sini, semua pernah saya alami, lulus langsung pernah, her (mengulang) juga sering. Seperti yang dikatakan Prof Bus tadi, ini tempatnya eksekusi yudisium,” kenang alumni senior FK Unair, Dr. dr. Poedjo Hartono, SpOG(K).

Aula FK UNAIR ini berdiri sejak tahun 1923 bersama dengan adanya Pendidikan Dokter Pertama di Surabaya yang dulunya disebut dengan NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School). Selain Aula, beberapa bangunan di FK UNAIR juga merupakan bangunan heritage dan berusia serupa. Diantaranya Ruang Kuliah Propadause dan Ruang Kuliah Anatomi.Laboratorium Anatomi, Ruang Kuliah Patologi Anatomi dan laboatoriumnya. Serta Ruang Kuliah Biokimia (Faal) dan Laboratoriumnya.
Penulis : Ismaul Choiriyah

Berusia Satu Abad, Aula FK UNAIR Masuk Bangunan Cagar Budaya –Berusia Satu Abad, Aula FK UNAIR Masuk Bangunan Cagar Budaya –

Aula Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) merupakan bangunan cagar budaya. Artinya, sebuah warisan budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan.

Aula FK UNAIR ini mulai difungsikan pada tahun 1923 dan merupakan bagian dari NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School), Sekolah kedokteran pertama di Surabaya.

Bulan Juli ini, Aula FK Unair memasuki usia satu abad. Sebagai bentuk suka cita, pertambahan usia ini dirayakan dengan serangkaian acara dari tanggal 4 hingga 5 Juli 2023.

Dekan FK Unair, Prof Dr. Budi Santoso dr., Sp. OG, Subsp. F.E.R (K) mengungkapkan, Gedung Aula FK Unair tak 100 persen seperti bangunan aslinya. Namun dia menjamin jika keaslian gedung ini mencapai di atas 90 persen.

“Kalau keaslian 100 persen tidak ya. Mungkin di atas 90 persen, iya, terangnya seusai Acara Peringatan 100 tahun Aula FK Unair, Rabu, 06 Juli 2023.

Karena berstatus sebagai bangunan cagar budaya, FK Unair sangat berhati-hati dalam pemeliharaan. Pengecatan bagian luar dilakukan secara berkala tanpa mengubah keotentikan bangunan.

“Pada tahun 2022 lalu sempat kami cat ulang aula bagian luar sehingga terlihat makin segar,” ujarnya.

Adapun bagian yang sudah tidak asli terletak pada penggunaan cat untuk plafon atap. Prof Budi menuturkan jika aslinya plafon atap menggunakan plitur kayu. Sementara saat ini menggunakan cat.

“Permintaan Almarhum Prof Sudarso saat beliau masih sugeng (hidup), beliau berpesan agar sebaiknya dikembalikan seperti dulu, ”lanjut dekan.

Kendati demikian, untuk mengembalikan ke bentuk semula ini juga perlu teknik khusus yakni dengan dibakar. Sehingga cat yang masuk ke dalam pori-porinya ini hilang. Baru kemudian diplitur.

“Padahal ruangan ini penggunaannya sangat padat. Setiap hari bergantian digunakan untuk kegiatan. Sehingga nanti akan diluangkan waktu andaikan nanti akan dipugar,” tambahnya.

Prof Budi melanjutkan pihaknya pun tidak bisa sembarangan merenovasi gedung. Pasalnya, gedung FK Unair saat ini sudah berstatus sebagai cagar budaya.

“Kami terus bekerja sama dengan arsitek, ahli sejarah, maupun Pemkot Surabaya untuk pemeliharaan gedung,” tuturnya.

FK UNAIR pada tahun 1970, sumber foto : ig @potolawas, Koleksi Harrison Forman

Sementara itu Freddy Istanto, pemerhati bangunan cagar budaya sekaligus founder Surabaya Heritage menuturkan, bukan hal yang mudah bisa mempertahankan bangunan cagar budaya dengan keaslian di atas 90 persen, hingga berusia 100 tahun.

“Ini harus dijaga karena menjadi ikon. Bangunan cagar budaya itu tidak boleh membeku, tapi perlu dikembangkan lagi di masa kini,” ujarnya saat dijumpai Basra dalam kesempatan yang sama.

Freddy mengungkapkan jika Surabaya mempunyai titik-titik bangunan kolonial bersejarah, dan gedung FK Unair menjadi salah satunya.

“Kota itu ibaratnya museum. Kota memang harus maju tapi catatan peristiwa lampau di dalamnya harus tetap ada (lewat gedung-gedung peninggalan masa lampau),” tukasnya.

“Tidak banyak bangunan bersejarah yang bisa bertahan. Karena kemajuan teknologi akhirnya bangunan itu dibongkar saja. Saya berharap bangunan (FK Unair) ini bisa terus dirawat keberadaannya,” tukasnya.

Penulis : Ismaul Choiriyah