Tag: Angkat

Angkat Beban Berat Bisa Sebabkan Rahim TurunAngkat Beban Berat Bisa Sebabkan Rahim Turun

Pernah mendengar larangan perempuan tidak boleh mengangkat berat-berat karena berbahaya untuk rahim? Mitos atau fakta ya?

Mengangkat beban berat dalam medis sebenarnya tidak berdampak pada kesuburan. Artinya ini tidak akan menurunkan potensi kehamilan. Kendati demikian, mengangkat beban berat bisa berpotensi menyebabkan rahim turun atau dalam bahasa medis disebut dengan prolapsus uteri.

Dijelaskan oleh Dokter Spesialis kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR), Dr. Eighty Mardiyan Kurniawati, dr., Sp.OG(K), rahim turun merupakan suatu kondisi dimana rahim mengalami perubahan posisi sehingga tidak pada tempatnya. Melainkan dia keluar sampe ke arah vagina atau bahkan keluar dari vagina.

“Harusnya rahim beserta organ panggul yg lain seperti rektum dan kandung kemih berada dalam satu tempat yakni rongga panggul, jika keluar dari situ disebut dengan rahim turun,” ujarnya dalam tayangan Dokter UNAIR TV Edisi Jumat, 30 Desember 2022.

Kondisi rahim turun disebabkan karena dasar panggul yang terdiri dari otot dasar panggul, rongga dan jaringan ikat, yang menyangga rahim melemah atau mengalami kerusakan. Kelemahan ini salah satunya disebabkan oleh mengangkat beban berat.

Saat mengangkat beban berat, terjadi peningkatan tekanan intraabdomen tinggi atau tekanan tinggi dalam perut. Jika kondisi ini sering terjadi, maka kekuatan dasar panggul akan melemah yang menyebabkan rahim turun.

Meski sering terjadi pada wanita dewasa, rahim turun juga bisa terjadi pada wanita dengan usia yang lebih muda. Selain peningkatan tekanan abdomen tadi, obesitas juga menjadi salah satu faktor resikonya.

“Sama halnya dengan mengangkat beban berat, beban panggul dalam menyangka tubuh yang obesitas juga berat, karenanya bisa menyebabkan pelemahan dasar panggul yang menyebabkan rahim turun,” tambahnya.

Namun sebenarnya, kejadian rahim turun ini dialami 40 persen wanita di dunia. Faktor resiko utamanya adalah kehamilan dan melahirkan. Faktor usia juga mempengaruhi kondisi ini, di mana semakin tua, hormone estrogen yang menghasilkan kolagen menurun. Ini juga yang akan mempengaruhi kekuatan otot dasar panggul dalam menyangga rahim.

Rahim turun biasanya ditandai dengan beberapa gejala. Jika kita mengalami gangguan berkemih dan BAB (beser) dan kentut, serta memiliki beberapa faktor resiko, seperti obesitas atau sering mengangkat berat, sebaiknya bisa curiga ini merupakan kondisi rahim turun.

Atau terdapat benjolan di daerah vagina. Bentuknya seperti jambu sebesar bola bekel atau tenis. Yang sering terjadi, munculnya benjolan ini diabaikan. Pasien baru datang ke dokter saat mengalami pendarahan karena kondisi rahim keluar dari vagina dan menyebabkan iritasi akibat bergesekan dengan serviks.

Jika sudah terjadi demikian sebaiknya pasien segera berkonsultasi ke dokter kandungan. Rahim turun memang tidak menyebabkan kematian. Namun bisa mengurangi kualitas hidup penderitanya. (ISM)

Angkat Isu Stunting, Ratusan Mahasiswa FK UNAIR Berangkat Pengmas Ke Pasuruan –Angkat Isu Stunting, Ratusan Mahasiswa FK UNAIR Berangkat Pengmas Ke Pasuruan –

Selama tiga hari ini, 360 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) mengadakan pengabdian masyarakat (Pengmas) di Desa Jimbaran, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Mereka akan melakukan serangkaian kegiatan. Mulai dari penyuluhan kesehatan hingga memberikan layanan pengobatan gratis ke masyarakat.

Sebagai calon tenaga kesehatan, pengmas ini menjadi salah satu wujud perhatian mahasiswa FK UNAIR pada masalah kesehatan di Indonesia. Karenanya, stunting menjadi tema yang diangkat kali ini. Mengingat saat ini pemerintah sedang berupaya untuk menekan angka stunting.

Stunting sendiri merupakan keadaan anak tumbuh pendek atau sangat pendek yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi maupun infeksi kronis yang terjadi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Karenanya edukasi kepada masyarakat mengenai stunting ini kami lakukan. Harapannya, melalui pengetahuan yang didapatkan, masyarakat bisa menekan angka stunting setidaknya dari lingkup keluarga sendiri. Dengan memberikan nutrisi yang dibutuhkan anak sesuai tumbuh kembangnya,” ujar Ketua Panitia

Acara, Berliana Salsabila ditemui seusai upacara pemberangkatan baksos oleh Wakil Dekan 1 di Ruang Kuliah Propadause FK UNAIR, Kamis, 13 Juli 2023.

Selain penyuluhan kesehatan, pada Hari Minggu nanti mahasiswa juga akan mengadakan layanan pengobatan gratis kepada warga. Layanan yang diberikan mulai pemeriksaan kesehatan umum, cek tensi dan kadar kolesterol serta pemberian obat.

Dalam pemeriksaan kesehatan ini, mahasiswa juga akan menyiapkan sembako gratis kepada masyarakat yang hadir memeriksakan diri.

Kegiatan ini merupakan acara puncak dari bakti sosial mahasiswa FK UNAIR semester empat yang dinamai dengan Baksos STIMULATOR. Rangkaian pembukaan baksos ini dimulai pada bulan lalu dengan mengundang anak berkebutuhan khusus dari berbagai sekolah di Surabaya untuk berkreasi bersama.

“Baksos angkatan ini merupakan agenda rutin mahasiswa semester empat. Di mana mahasiswa secara kolektif diharapkan untuk mengabdi kepada masyarakat,” tambahnya.

Dosen Pembimbing, Dr. Sulistiawati, dr. M. Kes menyebutkan, pengabdian masyarakat ini menjadi kesempatan bagi calon dokter dan bidan dari FK UNAIR untuk berkontribusi ke masyarakat. Ini juga sebagai ajang untuk melatih mahasiswa untuk terjun langsung menangani pasien.

“Baksos ini mencakup muatan keterampilan medis (Tramed) dan juga melatih kemampuan bermasyarakat adik-adik mahasiswa. Karenanya sebelum berangkat saya pesankan agar adik-adik menguasai materi dengan baik,” pintanya dalam sambutan.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Dekan 1 FK UNAIR, Dr. Achmad Chusnu Romdhoni, dr., Sp.T.H.T.B.K.L., Subsp. Onk.(K), “Kami berharap kedatangan adik-adik mahasiswa FK UNAIR ini memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat di Desa Jimbaran,” terangnya.

Lebih lanjut, Wakil Dekan mengusulkan agar kegiatan baksos bisa dilakukan berkelanjutan. Artinya mahasiswa bisa membimbing satu daerah secara kontinyu dalam rentang waktu tertentu. Sehingga dampaknya akan lebih terasa ke masyarakat.

“Kegiatan pengmas mahasiswa FK UNAIR kan banyak. Ada pengmas Angkatan seperti ini, dari BEM, maupun organisasi mahasiswa. Akan lebih baik jika semua ini disinergikan untuk membina satu desa. Ini impactnya akan jauh lebih besar karena adik-adik akan membawa peradaban yang baru untuk masyarakat,” tukasnya.

Penulis : Ismaul Choiriyah

Angkat Ide Penggunaan Miltefosine Sebagai First Oral Therapy Leishmaniasis, Delegasi FK Unair Raih Juara 2 Atma Cordis Aesculapius FK UAJ Jakarta –Angkat Ide Penggunaan Miltefosine Sebagai First Oral Therapy Leishmaniasis, Delegasi FK Unair Raih Juara 2 Atma Cordis Aesculapius FK UAJ Jakarta –

Membanggakan almamater tercinta adalah harapan bagi semua ksatria Airlangga, tak terkecuali bagi Fan Maitri Aldian, Maxwell Salvador Surya Atmaja, dan Melissa Valentina Ariyanto. Ketiganya berhasil meraih juara 2 lomba literature review pada acara Atma Cordis Aesculapius yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ) Jakarta.

Atma Cordis Aesculapius adalah lomba ilmiah yang diadakan setiap tahunnya oleh kampus yang berlokasi di daerah Jakarta Utara tersebut. Pada tahun ini, lomba itu mengusung tema “Effect to Ameliorate Tropical Infectious Diseases as a Renowned National Health Burden through Innovative Medical and Scientific Strategies” dengan 6 cabang lomba yaitu poster publik, video edukasi, literature review, poster ilmiah, research paper, dan esai ilmiah.

“Saya, Fan, dan Melissa tertarik mengikuti lomba ini karena temanya yang unik, yaitu tropical disease, yang mana merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemui di Indonesia namun sering dilupakan oleh masyarakat” ungkap Maxwell Salvador Surya Atmaja, salah satu anggota tim.

Maxwell juga mengatakan bahwa ada 2 tim lain dari delegasi UNAIR yang mewakili cabang lomba esai ilmiah dan poster publik. Pada lomba kali ini, Maxwell dan tim menulis literature review dengan judul “Apakah Miltefosine Terbukti Efektif dan Aman untuk Pengobatan Leishmaniasis? Tinjauan Sistematis dan Meta- Analisis dari Uji Acak Terkontrol.” “Di sini, saya dan tim melakukan studi kuantitatif dengan meta analisis untuk membuktikan efektivitas Miltefosine sebagai first oral therapy penyakit leishmaniasis dengan membandingkan obat tersebut efikasinya yang tinggi dan efek sampingnya yang ringan serta cara pengaplikasiannya yang mudah diterapkan karena dikonsumsi secara oral,” tambah Fan Maitri Aldian sebagai salah satu anggota tim.

Ide ini dicetuskan karena Fan dan tim melihat bahwa obat lain yang telah ada memang memiliki efektivitas yang tinggi namun cara aplikasinya sulit karena menggunakan metode injeksi. Di samping itu, obat-obat an tersebut menimbulkan banyak efek samping yang serius bahkan bisa menyebabkan kematian.

Dalam mempersiapkan lomba, Fan dan tim membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan mulai dari permulaan bulan Januari untuk mencari ide dan mengerjakan keseluruhan paper literature review nya. “Awal tahun baru 2023 kami mulai brainstorming ide lalu mengerjakan paper nya. Kami berusaha semaksimal mungkin agar bisa masuk 10 besar sehingga bisa presentasi secara offline di Jakarta untuk memperebutkan juara,” jelas Fan.

Setelah 10 besar finalis literature review diumumkan pada tanggal 25 Februari 2023, kami mulai mempersiapkan slide power point untuk presentasinya, juga memikirkan properti apa yang akan digunakan agar presentasinya lebih menarik. “Di lomba kali ini kami merasa cukup tertantang karena ada delegasi dari universitas lain yang pernah kami jumpai di lomba sebelumnya dan mereka juga hebat. Oleh sebab itu, kami memutar otak dengan menyiapkan banyak ‘kejutan’ saat presentasi nanti,” tambah Maxwell.

Namun, ada kejadian yang cukup membuat Maxwell dan tim cemas karena sehari sebelum presentasi yaitu ketika technical check, slide power point yang diberikan ke panitia berantakan formatnya.“Waktu itu kami agak panik, terutama Melissa karena banyak gambar dan tulisannya yang berantakan sedangkan kami hanya diberi waktu lima menit untuk merevisi itu semua,” ungkap Maxwell.

Namun dibalik itu semua, presentasi selama 10 menit di hadapan dewan juri pada hari Kamis, 30 Maret 2023 berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang bisa dilihat juga oleh 10 finalis lainnya. Puji Tuhan presentasinya cukup lancar dan kami bisa menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan dewan juri. Namun kami juga was-was karena presentasi kelompok lain pun cukup bagus, jadi kami berdoa agar mendapatkan hasil yang terbaik,” tambah Maxwell.

Usaha tidak akan mengkhianati hasil, itulah yang dibuktikan oleh Maxwell dan tim. Pada hari Sabtu, 1 April 2023 pukul 15.30, mereka dinyatakan berhasil meraih juara 2 lomba literature review Atma Cordis Aesculapius 2023. Fan dan tim merasa cukup puas walaupun sebenarnya terbersit sedikit rasa kecewa karena tidak bisa meraih juara 1 untuk membawa lebih tinggi lagi nama almamater di kancah nasional. Namun mereka tetap bersyukur dan akan mencoba di kompetisi selanjutnya agar bisa lebih baik lagi. “Kami akan evaluasi kesalahan di tahun ini lalu akan mencoba lagi tahun depan. Mungkin akan mengikuti lebih dari 1 cabang lomba dan semoga bisa membawa pulang juara 1. Amin,” tandasnya.

Penulis: Melissa Valentina Ariyanto (Kedokteran 2021)