Bulan Juli ini, Aula Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) genap berusia satu abad. Bangunan yang menjadi saksi bagi momen-momen sakral mahasiswanya ini memperingati ulang tahun ke 100 nya ini pada 5 Juli 2023.
“Momen-momen penting mahasiswa FK Unair selalu terjadi di Aula ini. Dari mulai saat mahasiswa baru disambut hingga dilantik menjadi dokter semua dilakukan di sini,” terang Dekan FK Unair, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.O.G., Subsp.F.E.R dalam sambutan di peringatan 100 tahun aula FK UNAIR.
Untuk menjaga kualitas lulusannya, Mahasiswa Prodi Kedokteran FK UNAIR harus melalui tiga kali yudisium sampai mereka menamatkan Pendidikan S1. Momen yudisium dan Penyerahan Hasil Studi (PHS) selalu bertempat di Ruang Aula. Perasaan was-was saat menantikan nilai diumumkan, kegembiraan saat dinyatakan lulus maupun tangis ketida harus mengulang direkam oleh dinding dan langit-langit gedung bergaya Indische ini.
“Di momen yudisium, mahasiswa biasanya duduk di selasar depan menunggu waktu untuk dipanggil ke dalam Aula,” tambahnya.
Bahkan saat memasuki masa Dokter Muda (DM), mereka akan dilantik dan diambil sumpahnya di Gedung Aula. “Saya tadi mendapatkan Informasi dari Prof Djohansyah, wisuda pertama Unair juga dilaksanakan di ruang ini atau di depan,” ungkap Prof Budi.

Karena kesakralannya juga, tak semua kegiatan bisa dilaksanakan di ruang aula ini. Selain momen-momen di atas, Gedung ini hanya bisa dimanfaatkan untuk prosesi penghormatan terakhir guru besar, ujian doktor terbuka, pengukuhan adjunct professor dan olimpiade tahunan yang digelar mahasiswa.
Di dalam Gedung Aula ini terdapat dua prasasti. Di sisi kiri merupakan prasasti saat persmian universitas Airlangga yang ditandatangani oleh Prof Muhammad Yamin, Menteri Pendidikan Indonesia pertama. Sementara di sebelah kanan merupakan prasasti yang ditandatangani oleh Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
Meski usianya tak lagi muda, ruang aula FK UNAIR masih tampak megah. Dari luar bangunan yang menjadi pusat area FK UNAIR ini tampak kokoh dan gahar dengan dinding berwarna putih. Begitupun interiornya. Deretan podium dari kayu jati, lengkung demi lengkung langit-langit, dinding serta lampu-lampunya memamerkan keanggunan.
“Saya terus terang selalu merinding masuk ke sini. Selain bangunannya yang megah, ini juga menjadi pengingat perjuangan menjadi dokter. Saya 50 tahun yang lalu masuk ke sini, semua pernah saya alami, lulus langsung pernah, her (mengulang) juga sering. Seperti yang dikatakan Prof Bus tadi, ini tempatnya eksekusi yudisium,” kenang alumni senior FK Unair, Dr. dr. Poedjo Hartono, SpOG(K).
Aula FK UNAIR ini berdiri sejak tahun 1923 bersama dengan adanya Pendidikan Dokter Pertama di Surabaya yang dulunya disebut dengan NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School). Selain Aula, beberapa bangunan di FK UNAIR juga merupakan bangunan heritage dan berusia serupa. Diantaranya Ruang Kuliah Propadause dan Ruang Kuliah Anatomi.Laboratorium Anatomi, Ruang Kuliah Patologi Anatomi dan laboatoriumnya. Serta Ruang Kuliah Biokimia (Faal) dan Laboratoriumnya.
Penulis : Ismaul Choiriyah